p-Index From 2020 - 2025
0.702
P-Index
This Author published in this journals
All Journal IJTIHAD Ulil Albab
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kesesuaian Fatwa DSN/MUI No.44/DSN-MUI/VIII/2004 Dengan Akad Ijarah Multijasa(Studi Kasus di BMT Hira Cabang Tanon) Roifatus Syauqoti
Ijtihad Vol. 12 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.172 KB) | DOI: 10.21111/ijtihad.v12i1.2545

Abstract

Kesibukan dan kebutuhan masyarakat yang selalu bertambah membuat masyarakat mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhannya. BMT Hira adalah salah satu alternatif yang dipilih masyarakat Sragen untuk memberikan pembiayaan atas kebutuhannya. Salah satu produk yang ditawarkan BMT Hira yaitu Ijarah Multijasa. Ijarah Multijasa adalah pembiayaan yang diberikan untuk memperoleh manfaat dari suatu jasa. Dimanakan Multijasa karena jasa yang menjadi objek sewa bermacam-macam Namun, jasa yang ada di BMT baru meliputi jasa dalam bidang pendidikan, kesehatan, pernikahan, kepariwisataan dan ketenagakerjaan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan metode berfikir deduktif, yaitu peneliti menganalisis dari yang umum ke khusus sehingga dapat diambil kesimpulan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa aplikasi akad Ijarah Multijasa di BMT Hira dengan menggunakan 2 cara. Cara yang pertama yaitu dengan 2 akad Ijarah dan cara yang kedua adalah dengan akad Ijarah yang didahului oleh akad wakalah. Cara kedua inilah yang kurang sesuai dengan Fatwa DSN/MUI No.44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Multijasa. Karena Fatwa DSN/MUI No.44/DSN-MUI/VIII/2004 menyatakan bahwa Multijasa hukumnya jaiz, dengan akad Ijarah atau Kafalah. Kedua akad tersebut merupakan asas dari Multijasa, jika ada akad tambahan maka tidak sesuai dengan Fatwa DSN/MUI No. 44/DSN-MUI/VIII/2004. 
Uang dan Inflasi Menurut Taqiyuddin Ahmad Al-Maqrizi (766-845 H/1364-1441 M) Aip Wahidzul Latif; Roifatus Syauqoti
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 2: Januari 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v2i2.1257

Abstract

Salah satu masalah terbesar dalam bidang ekonomi yang dialami di seluruh dunia adalah masalah inflasi. Inflasi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti konsumsi masyarakat yang meningkat, spekulasi, dan adanya ketidak lancaran distribusi barang kepada masyarakat. Inflasi juga disebabkan oleh banyaknya uang yang beredar. Al-Maqrizi, seorang ekonom muslim memandang inflasi yang terjadi di zamannya dilihat dari sebab-sebabnya. Dalam kajian ini menggunakan methode kualitatif dan bersifat deskriptif untuk mendeskripsikan pemikiran Al-Maqrizi tentang uang dan inflasi. Al-Maqrizi menyatakan bahwa mata uang yang menjadi harga barang-barang yang dijual dan nilai pekerjaan adalah hanya emas dan perak saja. Ia juga menyatakan bahwa inflasi yang terjadi tidak hanya terjadi karena sebab alamiah seperti turunnya penawaran dan peningkatan permintaan tapi juga disebabkan oleh kesalahan manusia. Kesalahan manusia yang dimaksud adalah seperti korupsi, administrasi negara yang buruk, pajak yang berlebihan, juga penciptaan mata uang yang tidak bernilai serta peningkatan sirkulasi uang.