Masa perkembangan yang terjadi pada remaja akhir menuju dewasa awal merupakan masa persiapan menuju kedewasaan dimana pada rentang waktu inilah yang paling banyak mengalami pengalaman perubahan. Tentunya hal ini juga menimbulkan tantangan bagi individu berupa persoalan yang terjadi berhubungan erat dengan pribadi dan pemikiran-pemikiran individu dimana penilaian dan yang beranggapan dari lingkungan adalah hal yang dianggap penting bahkan dapat memengaruhi individu berperilaku. Salah satu peristiwa yang muncul pada masa peralihan antara remaja menuju dewasa berupa quarter life crisis merupakan sebuah perasaan khawatir dalam diri seseorang yang disebabkan oleh ketidakpastian kehidupan yang mendatang. Untuk mengatasi quarter life crisis, maka diperlukan kemampuan dalam mengatasi masalah dan kesulitan yang dihadapi melalui resiliensi. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan resiliensi dan quarter life crisis pada mahasiswa tingkat akhir. Metode yang digunakan adalah kuantitatif desain korelasional. Sebanyak 113 partisipan yang diperoleh menggunakan teknik accidental sampling. Pengukuran menggunakan Resilience Quotient Test. Metode analisis data menggunaka uji korelasi Pearson Correlation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan egative signifikan antara resiliensi dan quarter life crisis pada mahasiswa tingkat akhir (r = 0,346 dan sig = 0,000) . Hal ini mengindikasikan bahwa quarter life crisis merupakan salah satu faktor yang cukup kuat hubungannya dalam kemampuan resiliensi pada mahasiswa tingkat akhir. Implementasi penelitian, diharapkan agar mahasiswa tingkat akhir yang sedang mempersiapkan diri untuk berkarier atau telah menghadapi situasi bekerja agar dapat meningkatkan kesadaran diri dan kepercayaan diri yang dimiliki guna mengembangkan pribadi yang resilien dalam menghadapi fase quarter life crisis.