Hasanuddin
Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pendidikan Menurut Filsafat Mulla Shadra (Sejarah Tokoh, Pemikiran dan Aliran): The Education Based On Mulla Shadra's Philosophy (History of Figure, Thought and School) Hasanuddin; Khojir
IQRA JURNAL ILMU KEPENDIDIKAN & KEISLAMAN Vol 18 No 1: Januari 2023
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/iqra.v18i1.3071

Abstract

Pendidikan Islam saat ini berhadapan dengan berbagai macam problem di tengah masyarakat dan salah satu diantaranya yaitu bagaimana membentuk keluhuran sikap yang mewatak pada pribadi seseorang. Problem tersebut melahirkan perdebatan antara kalangan teolog muslim (fuqoha’), filosof muslim paripatetik serta kaum irfani, kaum sufi dan filosof iluminasi. Teolog muslim beranggapan bahwa teks al-Qur’an dan al-Sunnah melalui penekanan otoritas teks menjustifikasi logika kebahasaan yang digali berdasarkan inferensi, kaum filosof paripatetik menampilkan gagasan yang lebih dominan untuk memperoleh kebenaran melalui argumentasi bahwa posisi al-Qur’an dan hadits sekedar alat legitimasi, sehingga membutuhkan ta’wil (rasional), sementara kaum filosof iluminasi dari kalangan irfani dan sufiesme beranggapan bahwa kebenaran yang absolut hanya dapat diraih melalui intuisi-mistik. Ditengah perdebatan ini lahirlah aliran filsafat al-Asfar al-Muta’aliyah sebagai poros tengah yang menyatukan perbedaan tersebut sebagai jalan memperoleh kebijaksanaan melalui pencerahan spiritual dan intuisi intelektual yang disajikan dalam bentuk rasional melalui penggunaan argumen empiris. Aliran ini merupakan jawaban atas problem pendidikan saat ini untuk membentuk kesempurnaan jiwa manusia melalui pengetahuan terhadap realitas entitas yang dibangun berdasarkan tradisi empiris kajian Islam, bukan sekedar prasangka ataupun taqlid dan sesuai kapasitas yang ada pada manusia.