Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : MODELING: Jurnal Program Studi PGMI

Strategi Guru PAI dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Siswa Kelas 8 di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Darularqom Karanganyar Tahun 2021/2022 Wahyu Tri Supartini; Nashir Nashir; Sulistyowati Sulistyowati
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol 9 No 2 (2022): Juni
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/modeling.v9i2.1301

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kejenuhan ketika belajar dan strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa kelas 8 di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif yang dilakukan langsung di tempat penelitian terhadap fenomena yang ada dengan menggambarkan sejumlah variabel. Pendekatan yang digunakan ada pendekatan psikologis, pedagogis dan sosiologis. Tekhnik pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi dan member check. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kejenuhan yaitu: (1) Motivasi yang diberikan guru ke siswa kurang. (2) Tidak ada buku penunjang. (3) Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dijadwalkan setiap hari senin sampai jumat setiap hari, namun guru yang mengajar hanya satu saja. (4) Jadwal tidak terstruktur. (5) Metode mengajar guru selalu ceramah dan mencatat. (6) Penggunaan sarana dan prasarana belum maksimal. (7) Siswa merasa lelah dengan jadwal pelajaran yang banyak. Sedangkan startegi guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar antara lain/: (1) Memberi motivasi siswa. (2) Melakukan ice breaking. (3) Metode pembelajaran yang bervariasi. (4) Memberikan reward dan punishmen. (5) Mengubah tempat duduk setiap siswa dengan bentuk meja yang berbeda-beda. (6) Mengajar dengan bercanda dan bercerita. (7) Mengadakan kegiatan rohani dan pembelajaran di luar kelas.