Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALYSIS OF FINANCIAL SERVICES AUTHORITY EMPLOYEES' COMPETENCE IN THE REGULATION AND SUPERVISION OF FINANCIAL INSTITUTIONS Ateng Kusnandar Adisaputra
JEMBA: Journal of Economics, Management, Business and Accounting Vol. 1 No. 1 (2023): JEMBA: Journal of Economics, Management, Business and Accounting
Publisher : Lentera Barasaki Publishing House

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jemba.v1i1.5

Abstract

The Financial Services Authority or Otoritas Jasa Keuangan (OJK) was formed with the aim that all activities in the financial services sector: are organized regularly, fairly, transparently and accountably, are able to realize a financial system that grows in a sustainable and stable manner, and is able to protect the interests of consumers and the public. The duties, functions, and authorities of the OJK are very heavy and complex because they are related to regulation and supervision in the field of financial services. The implementation of OJK's duties, functions, and authorities in regulating and supervising the financial services sector needs to be supported by the availability of OJK employees who have competence in accordance with developments in the financial services sector. The competence of OJK employees must include a combination of skills, knowledge, and attitudes, namely: Technical Competence or technical competence, Managerial Competence or managerial competence, Interpersonal Competence or Social/Communication Competence. The method in this writing uses a literature study, by examining: books, scientific journals, laws and regulations, online materials, and other sources.
ANALISIS MARKETING SYARIAH DI ERA DIGITALISASI Ateng Kusnandar Adisaputra
Gunung Djati Conference Series Vol. 42 (2024): Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Islam
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis marketing syariah di era digitalisasi. Banyak perusahaan dan industri saat ini dihadapkan pada tidak hanya pergeseran arah pemasaran dunia menuju pemasaran 5.0, tetapi juga meningkatnya jumlah masyarakat Muslim di berbagai negara yang mencari produk halal dalam perdagangan. Selain itu, meningkatnya jumlah pengguna internet di kalangan Milenial Muslim yang berusia di bawah 30 tahun memberikan peluang yang signifikan bagi bisnis untuk memperluas pengiriman produk dan layanan. Pada akhirnya harus berurusan dengan konsep pemasaran Islami. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan marketing syariah di era digitalisasi digunakan sebagai media strategis untuk menjangkau kelompok-kelompok Muslim di seluruh dunia di era modern. Dengan jumlah umat Islam yang mengakses internet, pengiklan (perusahaan Islam atau barang Islami yang dijual oleh perusahaan non-Islam) memiliki potensi yang lebih besar untuk menawarkan produk dan jasa kepada populasi Muslim. Marketing syariah memiliki ciri diantaranya shariah compliant marketer, sharia compliant marketing, shariah sympathetic marketing, muslim sypathetic marketing, muslim targeted marketing dan ethmocentric marketing. Pada marketing syariah produk yang dijual harus Halalan Tayyibat, penetapan harga harus didasarkan pada konsep keadilan. Pemasar harus transparan tentang barang yang dijual ketika berhubungan dengan kontak.