Sularno Darto Sukarno, Sularno Darto
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH JUMLAH PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP KONDISI FISIOLOGI KAMBING KACANG (The Effect of Different Feeding Level on Physiological Condition of Kacang Goat) Dhuhitta, Aryya Mulya; Sukarno, Sularno Darto; Purnomoadi, Agung
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 4 (2014): Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.29 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhjumlah pakan yang berbeda terhadap fisiologi kambing Kacang. Materi yang digunakan adalah kambing kacang jantan dengan umur muda dan dewasa. Bahan pakan yang diberikan berupa complete feed (bentuk pelet) dengan kandungan protein kasar(PK) sebesar 18,8% dantotal digestible nutrients (TDN) sebesar 76,29% yang tersusun dari tangkai gandum, molases, bekatul dan bungkil kedelai. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola tersarang (nested design) dengan 2 kelompok umur dan 2 level pemberian pakan yang tersarang pada setiap kelompok umur. Parameter yang diamati pertambahan bobot badan harian(PBBH), kosumsi bahan kering(BK), suhu rektal, denyut nadi, frekuensi nafas. Pakan diberikan 2x sehari pada pukul 08.00 dan 17.00. Pengambilan data fisiologis dilakukan pada pukul 05.00, 10.00, 14.00 dan 19.00 seminggu 2x. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bobot badan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada kondisi fisiologis kambing Kacang,tetapi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi BK dan PBBH.  Levelpakan menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) pada denyut nadi dan frekuensi nafas, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap PBBH dan suhu rektal kambing Kacang. Simpulan hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan konsumsi BK menyebabkan peningkatan denyut nadi dan frekuensi napas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal.Kata Kunci : Denyut nadi; Frekuensi nafas; Kambing Kacang;  Suhu rektal ABSTRACT The aim of this research was to knowthe effect of different feeding level on physiologicalcondition of Kacang goat. Animal used were16 heads of Kacang goat divided into 2 groups young and old age (8 heads) each. The goats were fed a complete feed (pellets) composed of wheat stalk, molasses, rice bran and soybean meal formulated to contain 18.8% crude protein (CP) and 76.29% total digestible nutrients (TDN). A nested design of completely randomized design was appllied in this study for two age groups and two levels of feeding that nested in each age group. Parameters observed were daily gain, feed intake, rectal temperature, pulse, and breathing frequency. Feed was given twice daily at 08:00 and 17:00, and on the following day therest of feed was weighed to calculate feed intake. Physiological data was done at 05:00, 10:00, 14:00 and 19:00 twice a week. The results of this study showed that body weight was not significantly (P>0.05) affect the physiological oscilation of the Kacang goat but significantly (P<0.01) affect the feed intake and daily body weight gain. Feed intake showed a significantly effect (P<0.01) on the pulse and breathing frequency, but not significantly effect (P>0.05) on the rectal temperature PBBH and Kacang goats. The conclusion of this study showed that the differentiation of Dry Matter (DM) consumption affected the increasing of pulse and breathing frequency to kept a normal rectal temperature.Key words: pulse; breathing frequency; rectal temperature;Kacang goat.
PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN B KOMPLEKS TERHADAP PENYUSUTAN BOBOT BADAN AKIBAT TRANSPORTASI PADA KAMBING KACANG UMUR MUDA DAN DEWASA (Effect of Vitamin B Complex on Body Weight Shrinkage as a Result of Transportation at Young and Mature Kacang Goa Hadad Gibran, Edo Muhamad; Sukarno, Sularno Darto; Purnomoadi, Agung
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.242 KB)

Abstract

ABSTRAK           Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian vitamin B kompleks terhadap penyusutan bobot badan akibat transportasi selama 7 jam pada kambing Kacang umur muda dan dewasa. Materi yang digunakan adalah 16 ekor kambing Kacang jantan dengan kisaran bobot 13,04 ± 2,31 kg (CV = 17,6825),dan vitamin B kompleks injeksi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola tersarang (nested design) untuk 2 kelompok, 2 perlakuan dan 4 ulangan. Kelompok percobaan dalam penelitian ini adalah kelompok muda (bobot 11,14 ± 1,63) kg dan kelompok dewasa (bobot 14,943 ± 0,71 kg) yang masing-masing mendapat perlakuan berupa tanpa pemberian vitamin B kompleks (T0) dan dengan pemberian vitamin B kompleks (T1). Transportasi dilakukan dari jam 9.00-16.00 dengan jarak tempuh ±300 km. Parameter yang diamat adalah bobot awal dan bobot akhir untuk menghitung penyusutan bobot badan dan bobot feses. Hasi lpenelitian menunjukkan bahwa penyusutan bobot badan kambing pada T0 dan T1 pada umur muda maupun dewasa tidak berbeda nyata (p>0,05), begitu juga dengan keluaran bobot fesesnya. Simpulan dari penelitian ini adalah vitamin B kompleks tidak mempengaruhi penyusutan bobot badan akibat transportasi pada kambing Kacang umur muda dan dewasa.Kata kunci: kambing Kacang; penyusutan; transportasi; vitamin B kompleks ABSTRACT           This study aimed to assessthe effect of vitamin B complex to the shrinkage of body weight due to 7 hours transportation at a young and mature age of Kacang goats. The materials used were16 male Kacang goats at average body weight (BW)  of13.04 ± 2.31 kg (CV = 17.6825) and vitamin B complex injection were used in this study.  The experimental design used was a completely randomized design nested design for 2 groups, 2 treatments and 4 replications. Experimental groups in this study were young group (BW of 11.14 ± 1.63 kg) and adult group (BW of 14.94 ± 0.71 kg) in which each group were treated without(T0) and with giving vitamin B complex (T1). Transportation was conducted from 9:00 to 16:00 at a distance of ± 300 km. Parameters observed include the initial BW and final BW to calculate BW shrinkage and fecal weight. The results showed that the shrinkage of BW at T0 and T1 goats at young age and mature were not significantly different (p> 0.05), as well as the weight of feces excreted. The conclusion of this study was vitamin B complex did not affect body weight shrinkage as a result of transportation at young and mature Kacang goats.Key word :Kacang goat; shrinkage; transportation; vitamin B complex
RESPON FISIOLOGIS DOMBA LOKAL JANTAN YANG DIBERI PAKAN DENGAN WAKTU YANG BERBEDA (Physiological Responseon Local Ram Fed at Different Feeding Time) Prasojo, Imam Hakim; Sukarno, Sularno Darto; Purnomoadi, Agung
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.939 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kondisi fisiologis domba lokal jantan yang diberian pakan pada siang dan malam hari.Materi penelitian berupa 12 ekor dombalokal dengan bobot badan rata-rata 24,12+ 2,5 kg (CV=10,51%) dan umur ± 1 tahun. Pakan yang diberikan berupa complete feedberbentuk pelet dengan PK 16,6%dan TDN 67,36%.Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan (T1: pemberian pakan jam 6 pagi sampai jam 6 sore, T2: jam 6 sore sampai jam 6 pagi dan T3: selama 24 jam) dan 4 ulangan.Parameter yang diamati adalah konsumsi bahan kering(BK), pertambahan bobot badan harian (PBBH), dan fisiologis domba.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pakan dengan waktu yang berbedatidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap konsumsi BK, PBBH, frekuensi nafas dan temperatur rektal dengan rataan 1.058,23 g/hari,73 g/hari, 82 kali/menit dan 38,90C. Akan tetapi denyut nadi mengalami perbedaan yang nyata(P<0,05) antara T2 (93 kali/menit) dengan (T1 103 kali/menit) dan T3 (111 kali/menit).Simpulan penelitian ini adalah pemberian pakan siang, malam, dan siang malam hari pada domba lokaljantan terhadap konsumsi BK, PBBH, frekuensi nafas dan temperatur rektal relatif sama, tetapi  T2 memiliki rataan denyut nadi yang lebih rendah dari pada T1 dan T3. Kata kunci : Domba lokal jantan;konsumsi BK; PBBH; fisiologis domba ABSTRACT This study was aimed to evaluate the physiological response of local ram fed at day and night time. Material used was 12 one year old rams with average body weight of 24.12 ±2.5 kg. The feed was given in form of pelleted complete feeding formulated to give 16.6% CP and 67.36% TDN. This study was done based on completely randomized design with 3 treatments were feed given at 06.00-18.00 (12 hours; day feeding = T1), feed given at 18.00-06.00 (12 hours; night feeding = T2) and feed given at 06.00-06.00 (24 hours; day and night feeding = T3) and 4 replications.The feeding time treatments Parameters observed were dry matter intake (DMI), average daily again (ADG) and animal physiological responses. The result showed that feeding time among day, night and day-night was similar (P>0.05) for DMI, ADG, breathing frequency and rectal temperature with average 1.058,23 g/day,73 g/day, 82 time per minute and 38,90C, but significantly different (P<0.05) between T2 93time per minute with T1 103 time per minuteand T3 111time per minuteon pulse.The conclusion could be drawn from this study was feeding time (day, night and day-night) hadno effect on DMI, ADG and physiological responses, except T2 had the average pulse rate lower that T1 and T3.   Key words :   Local ram; DMI; ADG;physiological response
RESPON FISIOLOGIS HARIAN SAPI MADURA JANTAN YANG DIBERI PAKAN DENGAN KUANTITAS BERBEDA (Daily Physiological Response of Madura Bull Fed of Different Feeding Level) Wisnuwati, Wisnuwati; Sukarno, Sularno Darto; Purnomoadi, Agung
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.706 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon fisiologis harian sapi Madura jantan yang diberi pakan dengan kuantitas berbeda.  Materi yang digunakan 12 ekor sapi Madura jantan dengan bobot badan 143,41 ± 10,21 kg (CV= 7,11%). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan.  Pakan yang diberikan berupa hay rumput gajah 30% dan konsentrat 70%.  Perlakuan jumlah pakan yang diterapkan yaitu T1=1,8% bobot badan (BB), T2= 2,7% BB, dan T3= 3,6% BB berdasarkan bahan kering (BK).  Parameter yang diamati adalah konsumsi BK dan respon fisiologis sapi (frekuensi nafas, denyut jantung, dan temperatur rektal).  Hasil penelitian terhadap denyut jantung menunjukkan berbeda sangat nyata (P<0,01) antara T1 (77 kali/menit) dengan T2 (90 kali/menit) dan T3 (92 kali/menit).  Temperatur rektal menunjukkan berbeda sangat nyata (P<0,01) antara T1 (38,1oC) dengan T3 (38,5oC), namun  keduanya tidak berbeda nyata terhadap T2 (38,4oC).  Frekuensi nafas berbeda nyata (P<0,05) antara T1(18 kali/menit) dengan T2 (25 kali/menit) dan T3 (26 kali/menit). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kuantitas pakan hingga 2,7% BB memberi pengaruh pada respon fisiologis harian sapi Madura. Kata kunci: respon fisiologis harian; kuantitas pakan; sapi Madura jantan. ABSTRACT The purpose of this research was to determine the effect of different level intake of feeding on daily physiological response of Madura cattle.  Materials used in this research were 12 heads of male Madura cattle with average initial body weight 143.4 ± 10.21  kg (CV= 7.11%).  The research was arranged based on Completely Randomizes Design with 3 treatments and 4 replications.  The cattle was fed based on dry matter intake consisted of napier grass (30%) and consentrate (70%), with three level of feeding i.e. 1.8% BW (T1), 2.7% BW (T2), and 3.6% BW (T3).  Parameters observed were dry matter intake (DMI), physiological condition of livestock including breathing frequency, pulse frequency, and rectal temperature.   The result showed that pulse frequency of T1 (77) was lower (P<0.01) than of  T2 (90) and T3 (92).  Respon of rectal temperature of T1 (38.1 oC) was similar to T3 (38.5 oC), but both was higher (P<0.05) than T2 (38.1 oC). The breathing frequency among the treatments were different (P<0.05), being 18 and 26 for T1, T2 and T3, respectively. The research concluded that increasing level of feeding up to 2.7% BW influenced physiological daily responses in Madura bull.Key words: daily physiological response; feeding intake level; Madura bull.
TINGKAH LAKU MAKAN DOMBA LOKAL JANTAN YANG DIBERI PAKAN PADA WAKTU SIANG DAN MALAM HARI (Eating Behaviour of Local Ram are Given Feed on Day and Night) Muhammad, Bayu; Sukarno, Sularno Darto; Purnomoadi, Agung
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 4 (2014): Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.403 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui tingkah laku makan  dan ruminasi  domba  lokal  jantan  yang diberi pakan dengan waktu berbeda. Materi yang digunakan adalah 12 ekor domba lokal jantan berumur 12-18 bulan, bobot badan rata–rata 20,65 ± 1,88 kg (CV =  9,14%). Pakan  yang digunakan berupa complete feed  dengan kandungan  total digestible  nutrients  (TDN)  69%  dan protein kasar  (PK)  16,64%. Penelitian menggunakan  rancangan acak lengkap, dengan 3 perlakuan 4 ulangan. Perlakuan tersebut adalah T1 pakan diberikan pada waktu siang hari, pukul  06.00-18.00 WIB, T2 pada waktu malam hari, pukul 18.00-06.00 dan T3 pada waktu siang-malam  (pemberian 24 jam). Hasil penelitian menunjukkan  bahwa  konsumsi BK total seluruh perlakuan  rata-rata sebesar 1.073,00 g/hari,  tidak berbeda nyata (P>0,05). Pertambahan bobot badan harian  rata-rata yaitu 75,00  g,  tidak berbeda nyata (P>0,05).  Rata-rata  kunyah makan, ruminasi dan kunyah total  menunjukkan  tidak berbeda nyata (P>0,05). Rata-rata  kunyah makan dan ruminasi sebesar 3.739,50 dan 5.808,12  kali/hari.  Kesimpulan dari penelitian ini adalah perbedaan  waktu  pemberian pakan tidak berpengaruh terhadap tingkah laku makan domba lokal jantan.Kata kunci: domba lokal jantan; tingkah laku makan; dan ruminasi ABSTRACT This study was aimed  to determine  the effect of feeding time on behavior of  eating and rumination  on Local Ram. The material used was 12 Local Ram aged of 12-18 months, mith average body weight of 20.65±1.88 kg (CV = 9.14%). Complete feed was used with  69%  TDN and 16.64%  CP. The design of experiment used was Completely Randomized Design (CRD) for 3 treatments and 4 replications. Tratments used were T1’s feed given during the day at 06.00 AM-06.00 PM, T2’s feed given during the night at 06.00 PM-06.00 AM and T3’s feed given during all day (24 hours feed given). The results showed total consumption DM intake of all treatments 1.073 g/day showed there was no significant different (P > 0.05), as well as average daily gain which was averaged  at 75.00 g for all treatments. The average of chewing activity  for   eating and  rumination and total number of chewing showed that there was no significant different (P>0.05), being 3.739.50 and  5.808.12 times  per  day  for  eating and rumination,  respectively. Conclusion of the the feeding time’s differentiation was  not influencing  eating behavior in local ram.Keywords : local ram; eating and rumination behavior
HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN KAMBING JAWARANDU JANTAN BERBAGAI KELOMPOK UMUR DI KABUPATEN BLORA (The Correlation Between Body Measurements With Body Weight of Male Jawarandu Goats on Various Age Groups at Blora Regency) Mardhianna, Irma; Sukarno, Sularno Darto; Dilaga, I Wayan Sukarya
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.135 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui korelasi atau hubungan antara bobot badan dengan ukuran-ukuran tubuh kambing Jawarandu jantan pada berbagai kelompok umur di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Materi berupa125 ekor kambing Jawarandu jantan yang dibedakan menjadi 5 kelompok umur (>0-3 bulan; >3-6 bulan; >6-12 bulan; >12-18 atau poel 1; >18-30 bulan atau poel 2) masing-masing berjumlah 25 ekor. Metode penelitian survey dan pemilihan lokasi secarapurposive sampling. Parameter tubuh yang diukur panjang badan (PB), lingkar dada (LD), lebar dada (LbD), dalam dada (DD), tinggi pundak (TP), lebar pinggul (LPi), tinggi pinggul (TPi) dan bobot badan (BB). Data yang diperoleh diolah untuk mendapatkan koefisien korelasi (r), koefisien determinasi (R2) dan persamaan regresi sederhana.Hasil menunjukkan rata-rata bobot badan dan semua variabel ukuran tubuh pada semua kelompok umur berbeda sangat nyata (P<0,01). Umur >0-3 bulan sampai umur >6-12 bulan pertumbuhan bobot badan dan panjang badan nyata (P<0,05), umur >12-18 bulan atau poel 1 dan >18-30 bulan atau poel 2 pertumbuhan tidak berbeda nyata (P>0,05).  Lingkar dada, lebar dada, dalam dada, dan lebar pinggul mempunyai nilai yang nyata dari umur >0-3 bulan sampai umur >18-30 bulan atau poel 2 (P<0,05). Kesimpulan dari penelitian yaitu variabel yang mempunyai nilai korelasi paling kuat dalam pendugaan bobot badan adalah panjang badan dan lingkar dada.Kata kunci:   Korelasi;  Bobot badan;  Ukuran-ukuran tubuh Kambing Jawarandu Jantan ABSTRACT The research aimed toanalyze the correlation or the relationship between body weight and body measurements of male Jawarandu goats at various age groups at Blora, Central of Java. Total 125 male Jawarandu goats were measured and divided into five groups (25 heads of each group) of age i.e. >0-3 months; >3-6 months; >6-12 months; >12-18 or Poel 1; >18-30 months or Poel 2, respectively. The research was carried out based on survey methods and site selection using purposive sampling technique. Body size measured were body length (PB), chest circumference (LD), chest width (LbD), the chest depth (DD), shoulder height (TP),the hips width (LPi), hip height (TPi) and body weight (BB). The results showed that body weight and all body measurements in all age groups differ significantly (P<0.01), eventhoughthe body weight, shoulder height,body length and hip height had a similar growth pattern. At age group of >0-3 months to age of>6-12 months the body weight and body length grownsignificantly (P<0.05), whereas at age >12-18 months or Poel 1 and >18-30 months or Poel 2 the growth tended to remain (P>0.05). The chest circumference, chest width, the chest depth, and hips width had the same growth pattern namely increased from age >0-3 months to age of>18-30 months or Poel 2 (P<0.05). The conclusion of this research was body length and chest circumference was highly correlated to estimatethe body weight.Keywords: Correlations coefficient; Body weight; Body measurements; Male Jawarandu goat
POLA PERTUMBUHAN KAMBING JAWARANDU BETINA DI KABUPATEN REMBANG (Growth Pattern of Female Jawarandu Goat in Rembang Regency) Utomo, Gadhang Satryo; Sukarno, Sularno Darto; Lestari, C.M. Sri
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.047 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan kambing Jawarandu betina berdasarkan bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh. Materi yang digunakan adalah kambing Jawarandu betina umur 0-4 tahun sebanyak 185 ekor. Pengambilan sampel kambing dilakukan dengan cara purposive sampling. Variabel yang diukur adalah bobot badan, tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada kambing Jawarandu betina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot badan, tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada mempunyai pola pertumbuhan yang sama. Pada umur 0-3 bulan sampai umur >18-30 bulan (poel 2) pertumbuhan bobot badan, tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada meningkat (P<0,05), sedangkan pada umur >18-30 bulan (poel 2) dan >30-42 bulan (poel 3) pertumbuhan bobot badan, tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada cenderung tetap (P>0,05), tetapi pada umur >30-42 bulan (poel 3) dan umur >42-48 bulan (poel 4) pertumbuhan bobot badan, panjang badan dan lingkar dada meningkat kembali (P<0,05), tetapi pada tinggi pundak umur >42-48 bulan (poel 4) cenderung tetap (P>0,05). Simpulan hasil penelitian adalah pertumbuhan tinggi pundak, lingkar dada, panjang badan dan pertambahan bobot badan pada kambing Jawarandu betina mempunyai pola yang sama mulai dari umur 0-3 bulan sampai umur >30-42 bulan (poel 3), tetapi pada lingkar dada, panjang badan dan bobot badan mengalami peningkatan kembali pada umur >42-48 bulan (poel 4), sedangkan pada tinggi pundak cenderung tetap. Kata kunci : kambing Jawarandu; pertumbuhan; ukuran tubuh ABSTRACT           This study was aimed to determine the growth pattern of female Jawarandu goats based on body weight and body measurements. The material used in this study was 185 heads female Jawarandu goats aged 0-4 years. Goats sampling was done by purposive sampling methods. The variables measured were body weight, shoulder height, body length and chest girth. The results showed that body weight, shoulder height, body length and chest girth have the similar growth pattern. From the age of 0-3 months to >18-30 months (2 pairs permanent incisors teeth; pit) the body measurements of goat was increased (P<0.05), while at age of >18-30 months (2 pairs pit) and >30-42 months (3 pairs pit) the body measurements was similar (P>0.05), increased again (P<0.05) from age of >30-42 months (3 pairs pit) to >42-48 months (4 pairs pit), except  in shoulders height (P>0.05). The conclusion could be drawn from this study was the shoulders height, chest girth, body length and body weight in female Jawarandu goats (from the age of 0-3 months to >30-42 months (3 pairs pit) grown in similar pattern, however the chest girth, body length and body weight were increased again at the age of >42-48 months (4 pairs pit) except shoulders height. Keywords: body size; growth; Jawarandu goat.