<![CDATA[ABSTRAKPenelitian ini telah dilakukan di kawasan panas bumi Jaboi, Sabang. Daerah penelitian memiliki potensi panas bumi yang cukup prospek berdasarkan penampakan manifestasi di permukaan. Manifestasi ini terdapat diantara dua sesar aktif yaitu sesar Leumo Matee dan sesar Ceunohot. Penelitian bertujuan untuk menentukan gambaran bawah permukaan, keberadaan sesar dan mengetahui nilai resistivitas pada lapisan lintasan pengukuran. Metode resistivitas konfigurasi Wenner digunakan di penelitian ini untuk memetakan bawah permukaan. Akuisisi data menggunakan alat Super String RES-IP dengan dua lintasan masing- masing panjangnya 330 m dan spasi antar elektroda sebesar 6 m. Pengolahan data dilakukan menggunakan Software Res2dinv dengan menggunakan metode least square invertion. Hasil pemodelan pada lintasan 1 dan 2 diperoleh nilai resistivitas (ρ) 5 – 150 Ωm dengan kedalaman 50 m. Pada lintasan 1 terdapat lapisan batuan alluvium dan tufa yang diperolah nilai resistivitas. Lapisan alluvium memiliki nilai resistivitas (ρ) 5 – 20 Ωm dengan kedalaman 50 m. Lapisan tufa nilai resistivitas (ρ ) 0 – 150 Ωm dengan ketebalan lapisan 10 m. Berdasarkan data resistivitas pada lintasan 1 dan 2 diduga terdapat sesar dan rekahan yang berkorelasi dengan aktivitas panas bumi. Pada lintasan 1 keterdapatan sesar memiliki kedalaman 35 m dengan jarak lintasan 63 m. Pada lintasan 2 terdapat rekahan dengan kedalaman 25 m pada jarak lintasan 228 m. Keberadaan sesar pada daerah penelitian yang digolongkan sesar minor sebagai bagian dari sesar Ceunohot. Kata Kunci: Sesar, Metode Resistivitas, Panas bumi, Konfigurasi wenner. ABSTRACTThis research has been carried out in the Jaboi geothermal area, Sabang. The research area has enough geothermal potential prospects based on the appearance of manifestations on the surface. This manifestation is found between two active faults, namely the Leumo Matee fault and the Ceunohot fault. The research aims to determine the subsurface picture, the presence of faults and find out the resistivity value in the measurement path layer. The Wenner configuration resistivity method was used in this study to map the subsurface. Data acquisition uses the Super String RES-IP tool with two trajectories each of which is 330 m long and the inter-electrode spacing is 6 m. Data processing is done using Res2dinv Software using the least square invertion method. The results of modeling on tracks 1 and 2 obtained values of resistivity (ρ) 5 - 150 dengan with a depth of 50 m. On track 1 there is a layer of alluvium rock and tuff that has resistivity values. The alluvium layer has a resistivity value (ρ) 5-20 μm with a depth of 50 m. The tuff layer has a resistivity value (ρ) 0 - 150 μm with a layer thickness of 10 m. Based on resistivity data on tracks 1 and 2 it is suspected that there are faults and fractures that correlate with geothermal activity. On track 1 the faults have a depth of 35 m with a distance of 63 m. On track 2 there is a fracture with a depth of 25 m at a 228 m track distance. The presence of a cesarean section in the study area was classified as a minor fault as part of the Ceunohot fault. Keywords: Fault, Resistivity Method, Geothermal, Wenner Configuration. ]]>
