Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Bagaimana perbedaan kegiatan usahatani petani kelapa sawit petani lokal dengan petani pendatang di Kunangan Jaya Desa Bungku Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi, (2) Bagaimana Perbedaan pendapatan usahatani kelapa sawit petani lokal dengan petani pendatang di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi yang jauh berbeda adalah pendapatan usahatani kelapa sawit petani lokal dengan petani pendatang. Tempat dan waktu penelitian ini dilaksanakan di Kunangan Jaya, Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Disproportionate Stratified Random Sampling. Jumlah populasi seluruhnya 500 KK sebagai petani kelapa sawit, dengan layer 1 sebanyak 150 KK sebagai petani lokal dan 350 KK sebagai petani migran di Dusun Kunangan Jaya Desa Bungku, dengan sampel 30 petani lokal dan 30 petani migran. Dalam pengumpulan data, metode yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh di lapangan akan diolah secara matematis dan disajikan dalam bentuk tabulasi dan dideskripsikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan usahatani kelapa sawit yang dilakukan oleh petani lokal dan petani pendatang meliputi pembukaan lahan atau persiapan lahan, pemeliharaan, pemupukan, pemanenan, dan pengumpulan. Teknologi yang digunakan petani lokal dan petani migran sama, petani lokal dan petani migran menggunakan bibit kelapa sawit Mariah pendek, untuk pupuk petani pendatang menggunakan pupuk Urea dan SP36 sedangkan petani migran menggunakan pupuk Urea dan KCL. Kemudian untuk cara memelihara, memanen, dan mengumpulkan baik petani lokal maupun pendatang memiliki metode yang sama. Rata-rata tingkat pendapatan total tertinggi berada pada pekerjaan utama usahatani kelapa sawit. Petani migran memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan petani lokal, yaitu Rp 32.644.154 per tahun, sedangkan pendapatan petani migran adalah Rp 61.877.603 per tahun. Masing-masing pekerjaan utama perkebunan kelapa sawit masih memberikan kontribusi yang besar.