Di Indonesia, sekitar 20,7% kasus keterbatasan penglihatan diakibatkan oleh kelainan refraksi. Kelainan refraksi dapat dikoreksi dengan Laser-Assisted In Situ Keratomileusis (LASIK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien pasca operasi LASIK di rumah sakit rujukan tersier. Penelitian deskriptif dengan subjek penelitian adalah seluruh pasien yang melakukan LASIK di rumah sakit rujukan tersier pada bulan Januari – Desember 2021. Data dikumpulkan dengan cara mengobservasi keluhan dan kepuasan pasien pasca operasi LASIK dan mencantumkannya dalam lembar observasi. Analisis deskriptif dilakukan secara univariat pada setiap variabel karakteristik dan uji wilcoxon untuk perbedaan high order aberration pre dan pasca LASIK. Penelitian dilakukan kepada 122 responden pasien pasca operasiLASIK. Keluhan yang dirasakan adalah 100 % pasien pasca operasi mengeluh nyeri, 41 % mengeluh glare, 0,8 % terjadi peningkatan tekanan intra ocular, 68,9 % mengeluh kesulitan penglihatan dekat, 69,7 % mengeluh rasa mengganjal, terjadi peningkatan high order aberration untuk mata kanan dari 16,37% menjadi 22,8% (p value = 0,007), dan untuk mata kiri dari 16,3 % menjadi 22,6% (p value = 0,031). Sebagian besar pasien (92,62%) menyatakan puas sesudah melakukan LASIK. Pemberian obat tetes mata, pengunaan pelindung mata, anjuran untuk tidak boleh berenang dan tidak boleh mengucek mata merupakan hal esensial yang dilakukan pada pasien pasca operasi LASIK. Asuhan keperawatan yang tepat dapat digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan pada pasien pasca operasi LASIK.