Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Implementasi Kebijakan Pendidikan Sabtu Budaya di MI NW Tanak Beak Bariah Bariah; Yudin Citriadin; Abdulloh Fuadi
PALAPA Vol 11 No 1 (2023): MEI
Publisher : LP2M STIT Palapa Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36088/palapa.v11i1.3080

Abstract

Today students' knowledge of local culture is getting weaker. Schools need to carry out policies to increase cultural awareness to students. The purpose of this study was to analyze the implementation of the Cultural Saturday education policy at MI NW Tanak Beak. This study uses a qualitative approach. Data collection was carried out through interviews, observation, and documentation. This study involved school principals, teachers, and parents as informants. The results of the study show that the implementation of the cultural Saturday policy is carried out through the development of traditional games and folk songs as well as inculcating habits in daily activities. In every traditional game and regional song, character values always appear, such as the value of togetherness, the value of tolerance, the value of responsibility, the value of discipline, the value of never giving up, thoroughness, and so on. School support in implementing a culture-based education curriculum includes the participation of school members and the existence of school rules (norms). School participation includes the participation of school principals, teachers, and school committees who have carried out education by their respective duties. The obstacles to implementing a culture-based education curriculum at MI NW Tanak Beak are as follows: first, the assessment process with a lot of administration so that time is hampered in observing children, second, factors from within students include fear and difficulties that arise at the beginning when trying the game traditional culture, as well as complaints in the form of fatigue and lack of enthusiasm in participating in cultural activities, third, technological developments that result in children being more likely to spend their time gadget fourth, limited funds, and fifth, lack of cooperation from parents.
Implementasi Manajemen Public Relations dengan Warga Di Madrasah MI NW Tanak Beak Bariah Bariah; Nurul Yakin
Elementary Journal : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol. 5 No. 2 (2022): Elementary Journal: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Publisher : Publikasi dan UKI Toraja Press Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.115 KB) | DOI: 10.47178/elementary.v5i2.1717

Abstract

Akhir-akhir ini sering kali terjadi hubungan yang kurang harmonis antara lembaga pendidikan dengan warga, hal ini jelas ditimbulkan oleh banyak faktor seperti kurang maksimalnya peran public relations dalam organisasi sebagai akibatnya muncul kesenjangan hubungan antara sekolah madrasah dengan warga sebagai pelanggan pendidikan yang berdampak pada nilai atau asumsi serta opini warga terhadap image lembaga pendidikan yang kurang baik. Dalam Manajemen Public relations dalam meningkatkan kerjasama sekolah madrasah dengan warga terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan seorang pimpinan mencakup prinsip manajemen yaitu: perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Pada tahap perencanaan pimpinan merumuskan serangkaian kegiatan mencakup: memutuskan tujuan atau serangkaian tujuan menggunakan keputusan-keputusan, merumuskan keadaan atau kondisi, mengidentifikasi segala kemudahan dan kendala internal dan eksternal, mengembangkan rencana strategis. Adapun bidang kerjasama mencakup: kerjasama antara sekolah madrasah dengan orang tua peserta didik, pengorganisasian (organizing) mencakup: penetapan tujuan yang jelas, ada kesatuan arah sehingga bisa terwujud kesatuan tindakan serta pikiran, terdapat keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab, terdapat pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian dan bakat masing-masing, bersifat cukup permanen, dan terstruktur sesederhana sesuai kebutuhan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian, terdapat jaminan keamanan pada anggota, adanya tanggung jawab dan tata kerja yang jelas pada struktur organisasi, pelaksanaan (Actuating) yaitu: Adanya suatu tujuan yang hendak dicapai yang diperlukan kerjasama, adanya suatu gagasan/ide yang perlu disebarkan sebagai media dalam mempengaruhi orang lain, sebagai akibatnya orang tersebut mampu merespon dengan positif, tersedianya salurun yang mampu menghubungkan asal informasi dengan penerima isu, Adanya feedback yang berasal dari penerima isu, Adanya noises atau gangguan tidak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi menjadi dampak diterimanya pesan lain oleh komunikan yang tidak sama dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator, evaluasi (Evaluating) mencakup: perbaikan sistem, Pertanggung jawaban kepada pemerintah serta warga, penentuan tindak lanjut akibat pengembangan