Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perkembangan Penerbitan Jurnal Open Access Dalam Mendukung Komunikasi Ilmiah Dan Peranan Perpustakaan Khaeruddin Kiramang
Pustakaloka Vol 9, No 2 (2017)
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.049 KB) | DOI: 10.21154/pustakaloka.v9i2.1108

Abstract

            Sekitar akhir abad ke-20, penerbitan jurnal sebagai salah satu bentuk komunikasi ilmiah (scholarly communication) mengalami masa krisis (serials crisis) yang ditandai dengan meroketnya biaya berlangganan jurnal (ACRL, 2003). Kuatnya kendali penerbitan ilmiah di tangan para konglomerat penerbitan komersial yang berakibat melemahnya kekuatan penerbit berbasis nir-laba dianggap sebagai penyebab utama dari krisis ini. Pesatnya komersialisasi penerbitan jurnal ilmiah serta naiknya biaya penerbitan pada saat itu membuat jurnal ilmiah semakin sulit diakses. Akhirnya, kemampuan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya menurun seiring dengan melemahnya kemampuan untuk melanggan jurnal (B.-C. Björk, 2017).            Pada saat yang sama, perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mulai menunjukkan dampak yang nyata terhadap perkembangan penerbitan ilmiah. Penyebaran dan penyimpanan dijital informasi ilmiah, termasuk, e-jurnal, membuka peluang penyediaan konten informasi dengan biaya murah dengan mengurangi biaya yang berkaitan dengan pencetakan dan distribusi hard copy. Perkembangan TIK juga membuka potensi untuk mengabaikan peran penerbit tradisional dengan menyajikan jurnal online langsung kepada pembaca. Akibatnya kemudian adalah berkembangnya konsep penerbitan Open Access (OA), sebuah strategi yang dikembangkan dan didukung oleh jaringan ilmuwan, penerbit, dan pustakawan sebagai solusi atas terjadinya krisis jurnal ilmiah. OA dianggap sebagai sebuah solusi yang strategis karena memungkinkan tersedianya “akses online terbuka” untuk karya ilmiah (Harnad, 2005; Suber, 2004).            Berkaitan dengan hal di atas, tulisan ini akan memaparkan sekilas tentang perkembangan penerbitan jurnal OA dalam mendukung proses komunikasi ilmiah serta peran yang dapat dilakukan oleh perpustakaan dan pustakawan.
MADDATE, SUFISM, AND MORAL EDUCATION: A STUDY ON TAREKAT KHALWATIYAH SAMMAN IN BULUMPAREE, BONE, SOUTH SULAWESI Sumiati; Ridhwan; Amir; Khaeruddin Kiramang
Malikussaleh Social and Political Reviews Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Master Program of Sociology, Universitas Malikussaleh,

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/mspr.v6i2.21687

Abstract

This study aims to discuss Sufism education within the zikir ritual (Maddate) of Khalwatiyah Samman in Bulumparee Village, elaborating on the implementation process and identifying the values contained therein. This research is a qualitative field study, examining and investigating respondent sources found directly in the field through observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that: First, Tarekat Khalwatiyah Samman entered Bone Regency brought by a Bugis Bone nobleman named Abdullah Munir in the 19th century. Second, the implementation of zikir jahr of Tarekat Khalwatiyah Samman is performed after Isya and Subuh prayers, utilizing the phrases Lailahaillallah, Allah-Allah, Huwa-Huwa, Ah-Ah. Before performing zikir jahr, several things need to be prepared, namely reciting salawat for the Prophet Muhammad, the Prophet's Companions, and the Mursyids of Khalwatiyah Samman, reciting Surah Al-Fatihah, and then sitting in a circle. Zikir Khalwatiyah Samman aims to draw closer to Allah swt., eliminate despicable behaviors, and strengthen a servant's faith in the Creator. Zikir is beneficial for making one's heart calm, serene, and peaceful. Third, Zikir is not only a means to draw closer to Allah swt., but also contains Sufism values within it, such as the values of al taubat, al zuhud, wara, mahabbah, takwa, tawakkal, adab, sabar, ikhlas, warid, and muraqabah. Thus, sociologically, through maddate or zikir, it is able to provide moral education for the community of Bulumparee Village to be peaceful and mutually respectful, and able to strengthen social cohesion and solidarity.