Nurul Aini Sulistyowati, Nurul Aini
Puslitbang Permukiman Balitbang PU Jalan Panyawungan, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

BATA BETON BERLUBANG DARI ABU BATUBARA (FLY ASH DAN BOTTOM ASH) YANG RAMAH LINGKUNGAN Sulistyowati, Nurul Aini
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 15, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coal ash (fly ash and bottom ash) is the waste produced by industries that use coal as a fuel source energy. Currently, the textile industry in Pekalongan city has been using coal fuel. Coal combustion waste if not dealt with seriously will be caused of environmental problems. These problems can be overcome by utilizing coal combustion waste in the manufacture of hollow block. This research uses experimental methods of making cube mortar 5 cm x 5 cm x 5 cm and hollow block 10 cm x 19 cm x 39 cm. Composition of the mix used to  cube mortar 1 PC : 8 aggregate (sand + coal ash) with aggregate percentage of 4 variations. The aggregate percentages with optimum compressive strength used to manufacture of hollow block. The compressive strength tested on age 7, 14, 21 and 28 days with repetition as much as 5 times. Testing outcomes showed that hollow block manufacture with aggregate percentages in 20 % sand + 60 % bottom ash + 20 % fly ash has compressive strength 24.15 kg/cm2 and included to IV quality and its product may be utilized for non-structural wall. TCLP test showed that hollow block using fly ash and bottom ash are classified as B3 waste has a test value  below the quality standards of established by the government.Abu batubara (fly ash dan bottom ash) merupakan limbah yang dihasilkan oleh industri yang menggunakan  bahan bakar batubara sebagai sumber energi. Pada saat ini industri tekstil di Kota Pekalongan telah menggunakan bahan bakar batubara. Limbah pembakaran batubara bila tidak ditangani dengan serius berpotensi menimbulkan permasalahan lingkungan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan limbah pembakaran batubara dalam pembuatan bata beton berlobang. Penelitian ini menggunakan metoda eksperimen pembuatan mortar kubus 5 cm x 5 cm x 5 cm dan bata beton berlobang 10 cm x 19 cm x 39 cm. Komposisi campuran mortar kubus 1 PC : 8 agregat (pasir+abu batubara) dengan persentase agregat sebanyak 4 variasi. Persentase agregat dengan kekuatan tekan tertinggi digunakan dalam pembuatan bata beton berlobang. Pengujian kekuatan tekan pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari dengan ulangan sebanyak 5 kali. Hasil pengujian menunjukkan bahwa bata beton berlobang dengan persentase agregat 20 % pasir + 60 % bottom ash + 20 % fly ash mempunyai kekuatan tekan sebesar 24,15 kg/cm2 termasuk kedalam mutu IV dan dapat digunakan untuk dinding non struktural. Uji Total Characteristic Leaching Procedure (TCLP) memperlihatkan bahwa bata beton berlobang yang menggunakan fly ash dan bottom ash yang tergolong limbah B3 mempunyai nilai uji dibawah ambang batas baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah. 
PENGARUH JENIS AGREGAT RINGAN BUATAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON RINGAN = EFFECT OF ARTIFICIAL LIGHTWEIGHT AGGREGATE TYPE FOR COMPRESSIVE STRENGTH OF LIGHTWEIGHT CONCRETE sulistyowati, Nurul aini; suripto, Deden
Material Komponen dan Konstruksi Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.2 KB)

Abstract

The aim of the research was to know the mechanical and physical properties of lightweight aggregate and compressive strength of concrete with lightweight aggregate. The raw materials for manufacturing lightweight aggregate include the mix composition of shale + sawdust, shale + rice husk, shale + rice husk ash, and shale. Th structural lightweight concrete was designed to have a compressive strength of 25 MPa. The specimen was cylindrical of 10 diameter and 20 cm high. The compressive strength of concrete tested at ages of 14 days, 21 days, and 28 days. Specific gravity of lightweight aggregate was less than 1.5, the best water absorption was of the lightweight aggregate shale and the best hardness that of the lightweight aggregate shale+ rice husk ash. The compressive strength of concrete with lightweight aggregate shale + sawdust 265.04 kg/cm2 and shale + rice husk ash 264.73 kg/cm2, all of which were higher than compressive strength. The compressive strength of concrete with lightweight aggregate shale + rice was husk 234.82 kg/cm2 and that of the shale was 212.23 kg/cm2 , which were lower than the designed compressive strength.Keywords : artificial lightweight aggregate, lightweight concrete, shale, sawdust, rice husk, rice husk ash AbstrakPenelitian bertujuan untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis agregat ringan serta kuat tekan beton yang menggunakan agregat ringan. Pembuatan agregat ringan menggunakan komposisi campuran shale + serbuk gergaji kayu, shale + abu sekam padi, shale + sekam padi, serta shale. Pembuatan beton ringan struktural menggunakan rancangan campuran dengan kuat tekan rencana sebesar 25 MPa. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 14 hari, 21hari dan 28 hari. Berat jenis agregat ringan kurang dari 1,5 dengan penyerapan air terbaik pada agregat ringan shale dan kekerasan terbaik pada agregat ringan shale + abu sekam padi. Kuat tekan beton agregat ringan shale + serbuk gergaji sebesar 265,04 kg/cm2 dan agregat ringan shale + abu sekam padi 264,73 kg/cm2 lebih tinggi dari kuat tekan rencana. Kuat tekan beton agregat ringan shale + sekam padi sebesar 234,82 kg/cm2 dan agregat ringan shale sebesar 212,23 kg/cm2 lebih rendah dari kuat tekan rencana.Kata kunci : agregat ringan buatan,beton ringan, shale, serbuk gergaji kayu, sekam padi, abu sekam padi
BATA BETON BERLUBANG DARI ABU BATUBARA (FLY ASH DAN BOTTOM ASH) YANG RAMAH LINGKUNGAN Sulistyowati, Nurul Aini
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 15, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v15i1.7117

Abstract

Coal ash (fly ash and bottom ash) is the waste produced by industries that use coal as a fuel source energy. Currently, the textile industry in Pekalongan city has been using coal fuel. Coal combustion waste if not dealt with seriously will be caused of environmental problems. These problems can be overcome by utilizing coal combustion waste in the manufacture of hollow block. This research uses experimental methods of making cube mortar 5 cm x 5 cm x 5 cm and hollow block 10 cm x 19 cm x 39 cm. Composition of the mix used to  cube mortar 1 PC : 8 aggregate (sand + coal ash) with aggregate percentage of 4 variations. The aggregate percentages with optimum compressive strength used to manufacture of hollow block. The compressive strength tested on age 7, 14, 21 and 28 days with repetition as much as 5 times. Testing outcomes showed that hollow block manufacture with aggregate percentages in 20 % sand + 60 % bottom ash + 20 % fly ash has compressive strength 24.15 kg/cm2 and included to IV quality and its product may be utilized for non-structural wall. TCLP test showed that hollow block using fly ash and bottom ash are classified as B3 waste has a test value  below the quality standards of established by the government.Abu batubara (fly ash dan bottom ash) merupakan limbah yang dihasilkan oleh industri yang menggunakan  bahan bakar batubara sebagai sumber energi. Pada saat ini industri tekstil di Kota Pekalongan telah menggunakan bahan bakar batubara. Limbah pembakaran batubara bila tidak ditangani dengan serius berpotensi menimbulkan permasalahan lingkungan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan limbah pembakaran batubara dalam pembuatan bata beton berlobang. Penelitian ini menggunakan metoda eksperimen pembuatan mortar kubus 5 cm x 5 cm x 5 cm dan bata beton berlobang 10 cm x 19 cm x 39 cm. Komposisi campuran mortar kubus 1 PC : 8 agregat (pasir+abu batubara) dengan persentase agregat sebanyak 4 variasi. Persentase agregat dengan kekuatan tekan tertinggi digunakan dalam pembuatan bata beton berlobang. Pengujian kekuatan tekan pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari dengan ulangan sebanyak 5 kali. Hasil pengujian menunjukkan bahwa bata beton berlobang dengan persentase agregat 20 % pasir + 60 % bottom ash + 20 % fly ash mempunyai kekuatan tekan sebesar 24,15 kg/cm2 termasuk kedalam mutu IV dan dapat digunakan untuk dinding non struktural. Uji Total Characteristic Leaching Procedure (TCLP) memperlihatkan bahwa bata beton berlobang yang menggunakan fly ash dan bottom ash yang tergolong limbah B3 mempunyai nilai uji dibawah ambang batas baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah. 
PENGARUH JENIS AGREGAT RINGAN BUATAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON RINGAN = EFFECT OF ARTIFICIAL LIGHTWEIGHT AGGREGATE TYPE FOR COMPRESSIVE STRENGTH OF LIGHTWEIGHT CONCRETE sulistyowati, Nurul aini; suripto, Deden
Jurnal Material Komponen dan Konstruksi Vol. 13 No. 1 (2013)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.2 KB) | DOI: 10.29122/mkk.v13i1.1657

Abstract

The aim of the research was to know the mechanical and physical properties of lightweight aggregate and compressive strength of concrete with lightweight aggregate. The raw materials for manufacturing lightweight aggregate include the mix composition of shale + sawdust, shale + rice husk, shale + rice husk ash, and shale. Th structural lightweight concrete was designed to have a compressive strength of 25 MPa. The specimen was cylindrical of 10 diameter and 20 cm high. The compressive strength of concrete tested at ages of 14 days, 21 days, and 28 days. Specific gravity of lightweight aggregate was less than 1.5, the best water absorption was of the lightweight aggregate shale and the best hardness that of the lightweight aggregate shale+ rice husk ash. The compressive strength of concrete with lightweight aggregate shale + sawdust 265.04 kg/cm2 and shale + rice husk ash 264.73 kg/cm2, all of which were higher than compressive strength. The compressive strength of concrete with lightweight aggregate shale + rice was husk 234.82 kg/cm2 and that of the shale was 212.23 kg/cm2 , which were lower than the designed compressive strength.Keywords : artificial lightweight aggregate, lightweight concrete, shale, sawdust, rice husk, rice husk ash AbstrakPenelitian bertujuan untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis agregat ringan serta kuat tekan beton yang menggunakan agregat ringan. Pembuatan agregat ringan menggunakan komposisi campuran shale + serbuk gergaji kayu, shale + abu sekam padi, shale + sekam padi, serta shale. Pembuatan beton ringan struktural menggunakan rancangan campuran dengan kuat tekan rencana sebesar 25 MPa. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 14 hari, 21hari dan 28 hari. Berat jenis agregat ringan kurang dari 1,5 dengan penyerapan air terbaik pada agregat ringan shale dan kekerasan terbaik pada agregat ringan shale + abu sekam padi. Kuat tekan beton agregat ringan shale + serbuk gergaji sebesar 265,04 kg/cm2 dan agregat ringan shale + abu sekam padi 264,73 kg/cm2 lebih tinggi dari kuat tekan rencana. Kuat tekan beton agregat ringan shale + sekam padi sebesar 234,82 kg/cm2 dan agregat ringan shale sebesar 212,23 kg/cm2 lebih rendah dari kuat tekan rencana.Kata kunci : agregat ringan buatan,beton ringan, shale, serbuk gergaji kayu, sekam padi, abu sekam padi
BATA BETON BERLUBANG DARI ABU BATUBARA (FLY ASH DAN BOTTOM ASH) YANG RAMAH LINGKUNGAN Sulistyowati, Nurul Aini
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 15, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v15i1.7117

Abstract

Coal ash (fly ash and bottom ash) is the waste produced by industries that use coal as a fuel source energy. Currently, the textile industry in Pekalongan city has been using coal fuel. Coal combustion waste if not dealt with seriously will be caused of environmental problems. These problems can be overcome by utilizing coal combustion waste in the manufacture of hollow block. This research uses experimental methods of making cube mortar 5 cm x 5 cm x 5 cm and hollow block 10 cm x 19 cm x 39 cm. Composition of the mix used to  cube mortar 1 PC : 8 aggregate (sand + coal ash) with aggregate percentage of 4 variations. The aggregate percentages with optimum compressive strength used to manufacture of hollow block. The compressive strength tested on age 7, 14, 21 and 28 days with repetition as much as 5 times. Testing outcomes showed that hollow block manufacture with aggregate percentages in 20 % sand + 60 % bottom ash + 20 % fly ash has compressive strength 24.15 kg/cm2 and included to IV quality and its product may be utilized for non-structural wall. TCLP test showed that hollow block using fly ash and bottom ash are classified as B3 waste has a test value  below the quality standards of established by the government.Abu batubara (fly ash dan bottom ash) merupakan limbah yang dihasilkan oleh industri yang menggunakan  bahan bakar batubara sebagai sumber energi. Pada saat ini industri tekstil di Kota Pekalongan telah menggunakan bahan bakar batubara. Limbah pembakaran batubara bila tidak ditangani dengan serius berpotensi menimbulkan permasalahan lingkungan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan limbah pembakaran batubara dalam pembuatan bata beton berlobang. Penelitian ini menggunakan metoda eksperimen pembuatan mortar kubus 5 cm x 5 cm x 5 cm dan bata beton berlobang 10 cm x 19 cm x 39 cm. Komposisi campuran mortar kubus 1 PC : 8 agregat (pasir+abu batubara) dengan persentase agregat sebanyak 4 variasi. Persentase agregat dengan kekuatan tekan tertinggi digunakan dalam pembuatan bata beton berlobang. Pengujian kekuatan tekan pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari dengan ulangan sebanyak 5 kali. Hasil pengujian menunjukkan bahwa bata beton berlobang dengan persentase agregat 20 % pasir + 60 % bottom ash + 20 % fly ash mempunyai kekuatan tekan sebesar 24,15 kg/cm2 termasuk kedalam mutu IV dan dapat digunakan untuk dinding non struktural. Uji Total Characteristic Leaching Procedure (TCLP) memperlihatkan bahwa bata beton berlobang yang menggunakan fly ash dan bottom ash yang tergolong limbah B3 mempunyai nilai uji dibawah ambang batas baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah.