Perbandingan daratan dan lautan Indonesia membuat Indonesia memiliki potensi perikanan da kelautan yang melimpah. Pada sektor perikanan berkontribusi terhadap nilai ekspor produk perikanan yang mencapai USD 2,6 miliar atau naik 7,3%, namun hal ini tidak berlaku pada sektor kelautan lain seperti garam. Kebutuhan akan garam terus meningkat namun tidak diiringi dengan produksi garam domestik yang sesuai untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, hal inimendorong terjadinya impor garam dari luar negeri. Kenaikan impor garam tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 36% dari tahun sebelumnya dengan nilai impor 146 juta USD. Tujuan penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja komoditas garam Indonesia dan mensimulasi alternatif kebijakan yang dapat mengurangi jumlah impor garam Indonesia. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, metode pendugaan 2SLS, dan analisis simulasi kebijakan dengan menggunakan peramalan ex-post. Hasil analisis model persamaan simultan yang telah dilakukan terdiri dari: (1) Model permintaan garam dengan variabel signifikan yaitu jumlah penduduk. (2) Model harga garam dengan variabel signifikan yaitu penawaran, permintaan, dan harga garam tahun sebelumnya. (3) Model impor garam dengan variabel signifikan yaitu harga garam impor, harga garam domestik, jumlah produksi, dan jumlah permintaan garam. (4) Model produktivitas garam dengan variabel signifikan yaitu harga garam domestik. Dari hasil analisis yang telah dilakukan terdapat dua skenario kebijakan yang dapat dilakukan guna mengurangi impor serta meningkatkan produksi garam domestik yaitu skenario perluasan area lahan tambak garam produktif dan menaikkan harga garam impor dengan asumsi diadakannya tarif impor garam.