James Nathanael
Program Studi S1 Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MENGHIDUPKAN KEMBALI PASAR ANTIK JALAN SURABAYA MELALUI GALERI, PERTOKOAN, DAN KULINER DENGAN STRATEGI AKUPUNKTUR PERKOTAAN James Nathanael; Martin Halim
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 4 No. 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v4i2.21764

Abstract

Antique Market is a destination for people who want to shop for antiques or just for recreation. However, nowadays people's interest in antiques has decreased, plus the convenience of shopping that can be done online makes people choose to do shopping in this way. The Antique Market on Jalan Surabaya is one of the antique markets that was affected and became empty of visitors. The project to revive the Antique Market on Jalan Surabaya was started by collecting data and supporting theories through direct visits and internet searches to determine the area. Furthermore, the determination of the location is carried out using the urban acupuncture method through area analysis. The building was then designed with a contrasting contextual method in order to give a new face to the area. This project has galleries, shops, and culinary programs. The gallery program is held as a place for antique sellers to promote their wares and introduce antiques to visitors. The shopping program was held to provide a link between the project and the Antique Market on Jalan Surabaya. The culinary program was held to attract visitors to the project and the Antique Market on Jalan Surabaya. The culinary program in question is food court that sells Colonial and traditional Betawi food and drinks. Keywords:  Antique Markets; Culinary; Gallery; Shops; Urban Acupuncture Abstrak Pasar Antik merupakan tujuan masyarakat yang ingin berbelanja barang antik atau hanya sekedar rekreasi. Namun, sekarang ini minat masyarakat terhadap barang antik sudah menurun, ditambah lagi kemudahan berbelanja yang dapat dilakukan secara daring membuat masyarakat memilih untuk melakukan perbelanjaan dengan cara tersebut. Pasar Antik di Jalan Surabaya merupakan salah satu pasar antik yang terdampak dan menjadi sepi pengunjung. Proyek untuk menghidupkan kembali Pasar Antik di Jalan Surabaya dimulai dengan melakukan pengumpulan data dan teori pendukung melalui kunjungan langsung dan penyelusuran internet untuk menentukan kawasan. Selanjutnya penentuan lokasi dilakukan dengan metode akupunktur perkotaan melalui analisis kawasan. Bangunan kemudian dirancang dengan metode kontekstual kontras agar dapat memberikan wajah baru pada kawasan. Proyek ini memiliki program galeri, pertokoan, dan kuliner. Program galeri diadakan sebagai wadah penjual barang antik untuk mepromosikan barang dagangannya dan memperkenalkan barang antik kepada pengunjung. Program pertokoan diadakan untuk memberikan hubungan antara proyek dengan Pasar Antik di Jalan Surabaya. Program kuliner diadakan untuk dapat menarik pengunjung datang ke proyek dan Pasar Antik di Jalan Surabaya. Program kuliner yang dimaksud adalah foodcourt yang menjual makanan dan minuman masa Kolonial dan tradisional Betawi.