Ibn ‘Arabi>>, sebagaimana umumnya para sufi, menaruh perhatian besar terhadap manusia. Hampir seluruh karya Ibn ‘Arabi> dipenuhi istilah-istilah yang semuanya berkaitan dengan manusia, baik dalam kaitan yang dekat maupun jauh, dengan jelas maupun samar. Perhatian besar kaum sufi terhadap manusia adalah karena dalam pandangan mereka realitas (al-h}aqi>qah) adalah satu dan tidak terpisah dari diri manusia. Dalam hal ini kaum sufi mendasarkan diri pada hadith Nabi SAW. yang masyhur di kalangan mereka yaitu “من Ø¹Ø±Ù Ù†ÙØ³Ù‡ عر٠ربه†(Barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal Tuhannya). Pengetahuan mengenai realitas (al-h}aqi>qah) bagi sufi berpusat pada diri manusia sendiri. Pengetahuan mengenai realitas yang hakiki (al-h}aqi>qah) diperoleh manusia melalui (sarana) diri mereka, dan dalam diri manusia. Oleh sebab itu mereka menjadikan diri mereka sebagai pusat eksperimentasi, media dan tujuannya sekaligus. Ibn ‘Arabi> mengatakan “Segala sesuatu adalah di dalam dirimu dan dari dirimu, sehingga tidak ada sesuatu yang baru yang datang kepadamu (t}ara’a ‘alayka), suatu perkara yang asing yang dia tidak ada pada Dirimu. Karena itu, tidaklah disingkapkan untukmu kecuali darimu sendiriâ€.