Ali Sodikin
Institut Keislaman Abdullah Faqih

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Reformasi Pendidikan Islam Pada Awal Abad Ke- 20 Ali Sodikin
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 11 No. 1 (2015)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.053 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v11i1.4

Abstract

Pendidikan merupakan salah satu wilayah (area of cincern) gerakan pembaruan Islam yang berlangsung di seluruh dunia Islam. Tokoh-tokoh gerakan pembaruan Islam seperti Muhamad Abduh di Mesir, Sayyid Akhmad Khan di anak benua India menjadikan pendidikan sebagai agenda utama gerakan pembaruan Islam yang mereka canangkan. Sejak awal abad ke-19 sampai awal abad ke-20 hampir di seluruh dunia Islam berdiri lembaga-lembaga pendidikan Islam yang bercorak modern. Di anak benua India, Sayyid Akhmad Khan mendirikan Universitas Alighar yang sepenuhnya mengadaptasi sistem pendidikan Universitas Oxford di Inggris. Di Mesir, Muhamad Abduh berusaha mentransformasikan Universitas al-Azhar dengan memasukkan ilmu-ilmu modern.
Kebangkitan Sunnisme Pada Abad Ke-XI Ali Sodikin
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 11 No. 2 (2015)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.487 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v11i2.13

Abstract

Risalah al-Islamiyah yang dibawa oleh sang pangeran cinta (Nabi Muhammad Saw.) pada intinya adalah bagaimana membawa ide agama dalam pergulatan hidup secara kolektif untuk menegakkan tatanan sosial yang adil, bermartabat dan berwibawa, sebagai cita-cita ketakwaan. Doktrin agama yang mengarah pada cita-cita ketakwaan sebagai perwujudan rasa kemanusiaan yang utuh, sebagaimana yang telah dirintis oleh sang Nabi, pada kenyataan sejarah justru kita jumpai sebuah pergulatan hidup secara kolektif yang justru mengarah pada akar konflik, manakala kepentingan dan kekuasaan lebih dominan
Membangun Harmoni Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Agama Ali Sodikin
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 12 No. 1 (2016)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.93 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v12i1.28

Abstract

‘Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang diilhami cinta dan dibimbing oleh pengetahuan’._Bertrand Russell_ Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tidak lagi menjadi fenomena yang berdiri sendiri sebagai salah satu hasil kebudayaan. Ia telah menjadi ideologi, mempengaruhi gaya hidup manusia. Secara khusus, teknologi tidak bisa lagi diartikan sebagai semata-mata benda-benda tertentu seperti mesin-mesin, alat-alat elektronika atau produk lain yang dikonsumsi masyarakat luas, sebagaimana banyak orang berpendapat. Tetapi juga berarti pengetahuan dan kesadaran manusia, sebab teknologi itu sendiri hanya mungkin ada dan berkembang oleh daya abstraksi dan kesadaran manusia.
KURIKULUM DALAM PERSPEKTIF MAZHAB BEHAVIORISME Ali Sodikin
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 15 No. 2 (2019)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.196 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v15i2.193

Abstract

Abstrak : Kurikulum merupakan bagian dari sistem pendidikan yang tidak bisa dipisahkan dengan komponen sistem lainnya. Tanpa Kurikulum suatu sistem pendidikan tidak dapat dikatakan sebagai sistem pendidikan yang sempurna. Ia merupan ruh (spirit) yang menjadi gerak dinamik suatu sistem pendidikan, Ia juga merupakan sebuah idea vital yang menjadi landasan bagi terselenggaranya pendidikan yang baik. Dalam kedudukannya yang strategis, kurikulum memiliki fungsi holistik dalam dunia pendidikan; Ia memiliki peran dan fungsi sebagai wahana dan media konservasi, internalisasi, kristalisasi dan transformasi ilmu penge-tahuan, teknologi, seni dan nilai-nilai kehidupan ummat manusia. Sebagai wahana dan media konservasi, kurikulum memiliki konstribusi besar dan strategis bagi pewarisan amanat ilmu pengetahuan yang diajarkan Allah SWT melalui para nabi dan rosul, para filosof, para cendikiawan, ulama, akademisi dan para guru, secara turun temurun, inter dan antar generasi melalui pengembangan potensi kognetif, afektif dan psikomotorik para muridnya. Sehingga ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan dalam kerangka menciptakan situasi kondusif, dinamis dan kostruktif tatanan dunia ini berlangsung secara kontinum.Kata kunci: Kurikulum, Mazhab Behaviorisme
AKAL DALAM PERSPEKTIF FILSUF DAN SUFI Ali Sodikin
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 16 No. 1 (2020)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.548 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v16i1.252

Abstract

Abstract: Intellect (Al-'aql) in Arabic means bond, is the key to understanding Islam. Intellect is a place / container that accommodates faith, shari'ah and morals. Meanwhile the heart is the realm of essence. Human reason that fulfills the requirements to make every effort to understand the legal principles contained in the Al-Quran and Al-Sunnah then formulates and applies them in life or formulates legal principles if they are not found in the Al-Quran and Al-Sunnah. According to Muslim philosophers, a mind which has reached the highest level - intellect acquiring (intellect mustafad) - can know happiness and seek to obtain it. Such intellect will make his soul eternal in happiness (heaven). However, if the mind that has known happiness turns away, it means that it is not trying to obtain it. Such a soul will be eternal in misery (hell). Meanwhile, according to the Sufi, in the concept of insan kamil, humans are not the most perfect in their thinking and are able to understand everything in the world exactly as in reality, because they doubt the validity of understanding the mind itself, which is considered something very limited.Keywords: Intellect, Philosophy and Sufi