This Author published in this journals
All Journal Stilistika
Luh Putu Swandewi Antari
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah IKIP PGRI Bali

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA PADA TARI KECAK Luh Putu Swandewi Antari
Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni Vol. 7 No. 1 (2018): Stilitika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.338 KB)

Abstract

Pancasila merupakan hasil pemikiran dari para tokoh nasional Bangsa Indonesia, dimana dalam Pancasila mengandung ajaran tentang nilai-nilai luhur dari Bangsa Indonesia. Secara historis nilai-nilai dari Pancasila bersumber dari kebudayaan Bangsa Indonesia, sehingga secara objektif Pancasila merupakan cerminan Bangsa Indonesia. Nilai-nilai pada Pancasila mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia mulai dari hukum, politik, ekonomi dan seni budaya. Maka dari itu pendidikan seni budaya akan selalu menanamkan nilai-nilai Pancasila pada setiap prosesnya. Tari Kecak merupakan salah satu tarian yang terkenal di bali yang didalamnya mengandung nilai-nilai Pancasila. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode normatif empiris. Nilai-nilai Pancasila yang terdapat pada tari Kecak adalah nilai keTuhanan, nilai persatuan dan gotong royong, nilai perbedaan (plural), nilai cinta terhadap bangsa dan tanah air. Pancasila is the result of the thoughts of the national leaders of the Indonesian Nation, in which Pancasila contains teachings about the noble values of the Indonesian Nation. Historically the values of Pancasila originated from the culture of the Indonesian Nation, so that objectively Pancasila was a reflection of the Indonesian Nation. The values of Pancasila regulate all aspects of the life of Indonesian people starting from law, politics, economics and cultural arts. So from that cultural arts education will always instill Pancasila values in every process. Kecak dance is one of the famous dances in Bali which contains Pancasila values. The method used in this research is empirical normative method. The values of Pancasila found in the Kecak dance are the values of God, the value of unity and mutual cooperation, the value of difference (plural), the value of love for the nation and the country.
BAHASA INDONESIA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL INDONESIA Luh Putu Swandewi Antari
Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni Vol. 8 No. 1 (2019): Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.964 KB)

Abstract

Setiap negara yang merdeka dan berdaulat sudah dapat dipastikan berupaya memiliki identitas nasional agar bangsa tersebut dapat dikenal oleh negara lain dan dapat dibedakan dengan bangsa lain. Identitas nasional mampu menjaga eksistensi dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Negara memiliki kewibawaan dan kehormatan sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa lain serta akan menyatukan bangsa yang bersangkutan. Bahasa Indonesia sebagai identitas nasional akhirnya dinyatakan melalui suatu kesepakatan yang disebut oleh pemuda Indonesia pada masa itu sebagai Kongres Pemuda yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928. Atau sekarang lebih kita kenal sebagai Sumpah Pemuda 1928. Bahasa Indonesia yang berakar dari bahasa Melayu disepakati bersama untuk dijunjung sebagai bahasa persatuan. Every independent and sovereign country can certainly be tried to have a national identity so that the nation can be recognized by other countries and can be distinguished from other nations. National identity is able to maintain the existence and survival of a nation. The state has the authority and honor as a nation that is in line with other nations and will unite the nation concerned. Indonesian as a national identity was finally declared through an agreement called by Indonesian youths at that time as the Youth Congress held on October 28, 1928. Or now we are better known as the Youth Pledge of 1928. Indonesian language rooted in Malay was mutually agreed to be upheld as the language of unity.