Davy Hendri, Davy
Faculty of Sharia The State Islamic Institute Imam Bonjol Padang, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Do Tuition Fees Crowd Out Donations for Religious Public Goods? Hendri, Davy
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/share.v13i2.21133

Abstract

The provision of public goods, particularly religious educational facilities like Al-Qur’an Learning Center (Taman Pendidikan Al-Qur’an - TPA), often faces financial constraints due to their reliance on voluntary donations. To address funding gaps, some institutions have adopted a hybrid model that combines voluntary donations with mandatory tuition fees. This study investigates the impact of introducing tuition fees on donation amounts and the perceived utility of TPA services among residents in Padang City, West Sumatra, Indonesia. Using Ordinary Least Squares (OLS) regression analysis on data from 600 households across 30 housing estates, the research examines the relationship between tuition fees, voluntary donations, and the perceived utility of TPA services. Utilizing the Lancastrian model, the study reveals an inverse U-shaped relationship between donations and perceived utility. While increased tuition fees initially correlate with a perceived improvement in TPA services or infrastructure, likely due to an association between higher fees and quality, this effect diminishes as fees continue to rise. This suggests that while residents may accept and even welcome reasonable fees, excessive charges can discourage voluntary donations, even if individuals remain intrinsically motivated to support the TPA. These findings highlight the importance of carefully balancing financial sustainability with community engagement in TPA funding models. Striking this balance is essential to ensure the continued success and community support of these important institutions.========================================================================================================ABSTRAK – Apakah Pengenaan Biaya untuk Fasilitas Keagamaan Publik mengurangi Donasi? Pengelolaan fasilitas publik, terutama dalam pendidikan keagamaan seperti Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA), seringkali mengalami kendala keuangan. Sumber pendanaan yang hanya mengandalkan sumbangan masyarakat menjadi kendala utama. Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa lembaga pendidikan mengadopsi model pembiayaan gabungan antara sumbangan sukarela dengan biaya wajib. Studi ini mengkaji dampak pembebanan biaya pendidikan terhadap jumlah sumbangan dan manfaat yang dirasakan dari TPA di kalangan penduduk Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia. Penelitian ini melibatkan 600 rumah tangga di 30 kompleks perumahan. Melalui analisis regresi Ordinary Least Squares (OLS), studi ini mengkaji hubungan antara biaya pendidikan, sumbangan sukarela, dan manfaat yang dirasakan dari TPA. Dengan menggunakan model Lancastrian, studi ini menemukan hubungan berbentuk U terbalik antara sumbangan dan utilitas yang dirasakan. Meskipun pembebanan biaya pendidikan berkorelasi positif dengan peningkatan layanan atau infrastruktur TPA, hal ini akan berkurang seiring dengan meningkatnya biaya. Artinya, masyarakat pada dasarnya menerima pembebanan biaya pendidikan yang wajar. Namun, pembebanan biaya yang dianggap berlebihan dapat mengurangi sumbangan sukarela, meskipun mereka secara intrinsik tetap mendukung keberlangsungan TPA. Temuan ini menekankan pentingnya model pendanaan yang dapat menyeimbangkan keberlanjutan finansial dengan keterlibatan masyarakat. Model pendanaan yang ideal akan menjamin kesuksesan lembaga ini, sekaligus menjaga dukungan masyarakat yang berkelanjutan. 
Do Tuition Fees Crowd Out Donations for Religious Public Goods? Hendri, Davy
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol. 13 No. 2 (2024)
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/share.v13i2.21133

Abstract

The provision of public goods, particularly religious educational facilities like Al-Qur’an Learning Center (Taman Pendidikan Al-Qur’an - TPA), often faces financial constraints due to their reliance on voluntary donations. To address funding gaps, some institutions have adopted a hybrid model that combines voluntary donations with mandatory tuition fees. This study investigates the impact of introducing tuition fees on donation amounts and the perceived utility of TPA services among residents in Padang City, West Sumatra, Indonesia. Using Ordinary Least Squares (OLS) regression analysis on data from 600 households across 30 housing estates, the research examines the relationship between tuition fees, voluntary donations, and the perceived utility of TPA services. Utilizing the Lancastrian model, the study reveals an inverse U-shaped relationship between donations and perceived utility. While increased tuition fees initially correlate with a perceived improvement in TPA services or infrastructure, likely due to an association between higher fees and quality, this effect diminishes as fees continue to rise. This suggests that while residents may accept and even welcome reasonable fees, excessive charges can discourage voluntary donations, even if individuals remain intrinsically motivated to support the TPA. These findings highlight the importance of carefully balancing financial sustainability with community engagement in TPA funding models. Striking this balance is essential to ensure the continued success and community support of these important institutions.========================================================================================================ABSTRAK – Apakah Pengenaan Biaya untuk Fasilitas Keagamaan Publik mengurangi Donasi? Pengelolaan fasilitas publik, terutama dalam pendidikan keagamaan seperti Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA), seringkali mengalami kendala keuangan. Sumber pendanaan yang hanya mengandalkan sumbangan masyarakat menjadi kendala utama. Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa lembaga pendidikan mengadopsi model pembiayaan gabungan antara sumbangan sukarela dengan biaya wajib. Studi ini mengkaji dampak pembebanan biaya pendidikan terhadap jumlah sumbangan dan manfaat yang dirasakan dari TPA di kalangan penduduk Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia. Penelitian ini melibatkan 600 rumah tangga di 30 kompleks perumahan. Melalui analisis regresi Ordinary Least Squares (OLS), studi ini mengkaji hubungan antara biaya pendidikan, sumbangan sukarela, dan manfaat yang dirasakan dari TPA. Dengan menggunakan model Lancastrian, studi ini menemukan hubungan berbentuk U terbalik antara sumbangan dan utilitas yang dirasakan. Meskipun pembebanan biaya pendidikan berkorelasi positif dengan peningkatan layanan atau infrastruktur TPA, hal ini akan berkurang seiring dengan meningkatnya biaya. Artinya, masyarakat pada dasarnya menerima pembebanan biaya pendidikan yang wajar. Namun, pembebanan biaya yang dianggap berlebihan dapat mengurangi sumbangan sukarela, meskipun mereka secara intrinsik tetap mendukung keberlangsungan TPA. Temuan ini menekankan pentingnya model pendanaan yang dapat menyeimbangkan keberlanjutan finansial dengan keterlibatan masyarakat. Model pendanaan yang ideal akan menjamin kesuksesan lembaga ini, sekaligus menjaga dukungan masyarakat yang berkelanjutan. 
ISLAMIC CORPORATE GOVERNANCE AND ISLAMICITY PERFORMANCE INDEX ON FRAUD IN SHARIA COMMERCIAL BANKS Mustion, Seppi; Hendri, Davy; Arsy, Wushi Adilla
Al Fiddhoh: Journal of Banking, Insurance, and Finance Vol. 5 No. 1 (2024): Al Fiddhoh: Journal of Banking, Insurance, and Finance
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/fdh.v5i1.3511

Abstract

This study aims to impact Islamic corporate governance and fraud in Islamic banks. The Effect of Islamic Corporate Governance on Fraud in Islamic Commercial Banks. And Effect of Islamicity Performance Index on Fraud in Islamic Commercial Banks. This study uses quantitative methods and panel data on Islamic corporate governance variables. Islamicity Performance Index, and ICG and IPI Interaction. The results of this study The effect of positive ICG on fraud Regression Test Results The ICG variable has a coefficient of 4,377,977 and a probability of 0.015, more excellent than 0.05 based on the test. The ICG variable statistically means that the higher the ICG score, the more fraud cases increase, which results in a positive IPI influence on fraud. The results of the Regression Test Variable X1 has a coefficient of 3.536459 and a probability of 0.043, which is less than 0.05, while the variable X2 has a coefficient of -6.62755 and a probability of 0.003 is less than 0.05, which means that isn't it according to theory? If ICG and IPI increase, fraud will decrease, and Interaction Results in This Research Produce a new Variable. Regression Test Results Variable X1 has a coefficient of 17.47975 and a Probability of 0.007, which is less than 0.05, and Variable X2 has a coefficient of 4.735987 and a Probability of 0.406, which is more significant than 0.05 can be interpreted in the same direction and the Interaction Between X1, X2 ICG and IPI can be said to be Perfect that ICG Initially positive, from the ICG results, IPI becomes negative. Significantly, the higher the IPI score. An increase in ICG will reduce fraud cases.