Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ALTERNATIVE IMPROVEMENT OF SUBGRADE AND REINFORCEMENT OF EMBANKMENT ON PELABUHAN KUALA TANJUNG TOLL ROAD, INDERAPURA - KUALA TANJUNG SECTION IN NORTH SUMATRA (STA 0+000 S/D STA 3+500) Agung Wahyu Eka Prasetya; Hutagamissufardal Hutagamissufardal
CERUCUK Vol 5, No 1 (2021): CERUCUK VOL. 5 NO. 1 JANUARY 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/crc.v5i1.4295

Abstract

Planning the Kuala Tanjung Ruas Port of Inderapura - Kuala Tanjung Toll Road is one of the efforts to support economic growth in North Sumatra. The toll road will be built on a pile with a height of 2 ms / 9 m at STA 0 + 000 to STA 3 + 500. Due to limited land, the toll road section must be built on the poor subgrade. Based on the N-SPT test results, it is known that the subsoil consists of a clay layer with a thickness reaching 36 meters and a layer of sand at the top and bottom with a low N-SPT value. If the soft subgrade is burdened with a high heap, it is estimated that the subgrade will experience landslides, so it is necessary to plan the improvement of the subgrade and reinforcement of the pile.The soil improvement method chosen is the pre-loading method with a combination of the prefabricated vertical drain (PVD). Pre-loading method aims to spend the compression that occurs on the subgrade so that there is no compression during the service life of the road. The combination with PVD is intended to speed up the compression time in thick clay layers. The stability of the embankment will be calculated using a computer-assisted program, and geotextile reinforcement planning will be carried out if the value of the safety factor does not meet the requirements.Based on the analysis of compression computation will be divided into five zones. The amount of compression obtained under various piles of 2 ms / d 9 m was 2.25 m, 1.49 m, 1.75 m, 2.57 m, 3.65 m, 4.3 m, 4.69 m, and 5.06 m with an initial heap height of 5.02 m, 5.26 m, 6.51 m, 8.34 m, 10.41 m, 12.07 m, 13.46 m, and 14.83 m. Compression time required for subgrade is relatively long with a period of more than five years so that the planned acceleration with PVD. To accelerate the compression time to 5-6 weeks, a triangular PVD installation pattern is used with a spacing between PVD of 1.5 m and a depth of PVD installation as thick as a soft soil layer. From the results of the pile stability control, it is predicted that the pile will experience slides so that the reinforcement is installed with geotextile.Rp1.598,213,522,582.08.
Perilaku Konstruksi Jembatan Hutan Wisata Kawasan Konservasi Hutan Mangrove Bekantan Kota Tarakan Tahun 2021 Edy Utomo; Hutagamissufardal Hutagamissufardal
Buletin Profesi Insinyur Vol 4, No 2 (2021): Buletin Profesi Insinyur (Juli-Desember)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bpi.v4i2.99

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keadaan konstruksi jembatan Kawasan Konservasi Hutan Mangrove Bekantan (KKMB) Kota Tarakan dari pengaruh respon spektra gempa tahun 2021. Metode analisis menggunakan bantuan pemodelan software FEA yang dibuat pada 3 tahun kejadian, yaitu tahun 2009, 2021, dan 2030. Beberapa perubahan sifat material juga masuk dalam tahap pemodelan, seperti pertambahan nilai kuat tekan beton, perubahan dimensi tulangan besi, dan kejadian ekspansi beton akibat adanya fenomena korosi. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa pada tahun 2030 kemungkinan akan terjadinya kegagalan elemen konstruksi jembatan pada kondisi Kuat I adalah sebesar 2,19% dengan tingkat kerusakan 100% pada pilar-pilar jembatan. Sedangkan pada kondisi getaran gempa maksimum yang dimodelkan, diperkirakan akan terjadi kegagalan dari elemen konstruksi sebesar 6,94% dengan tingkat kerusakan 100% pada pilar dan beberapa balok-balok jembatan. Saat ini, kondisi jembatan masih masuk dalam kategori aman berdasarkan pertimbangan struktur pada kondisi pembebanan tetap. Apabila pengaruh spektrum gempa terjadi, maka pada tahun 2021, diperkirakan jembatan akan mengalami kegagalan sebesar 5,03% dengan dominan kerusakan terjadi pada pilar-pilar jembatan. Rehabilitasi atau revitalisasi diperlukan untuk mengurangi dampak kerusakan yang terjadi.Kata kunci: FEA, jembatan, mangrove, korosi, hutan wisata
Analisis Geospatial Intelligence untuk Penentuan Lokasi Relokasi Pasca Banjir Bandang Sa'dianoor Sa'dianoor; Hutagamissufardal Hutagamissufardal; Aulia Oktafiandi; Syamsul Maarif
Buletin Profesi Insinyur Vol 6, No 2 (2023): Edisi Khusus: Prosiding Seminar Nasional IX Teknik Sipil 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bpi.v6i2.194

Abstract

Kejadian banjir bandang menimbulkan kerusakan baik fisik maupun psikis. Kerusakan fisik berupa rusaknya rumah maupun infrastruktur seperti jalan dan jembatan. Sedangkan kerusakan psikis berupa ketakutan yang selalu menghantui khususnya warga yang tinggal di bantaran sungai. Untuk menyikapi hal tersebut Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah melakukan pendekatan fisik, ekonomi dan sosial budaya dalam pembangunan rumah warga terdampak. Dari sisi fisik dicarikan lokasi yang aman dari banjir bandang. Dari sisi ekonomi diusahakan lokasi relokasi tidak jauh dari tempat warga bekerja. Dari sisi sosial budaya tidak menjauhkan warga dari lingkungan keluarganya. Sehingga tujuan penelitian ini adalah menggunakan analisis Geospatial Intelligence untuk menentukan lokasi relokasi pasca banjir bandang dengan mempertimbangkan aspek fisik, ekonomi dan sosial budaya. Metode penelitian menggunakan alat pengambil, pengolah dan penganalisis data spasial yang digabungkan dengan informasi di lapangan. Dari hasil penelitian didapatkan lokasi yang memenuhi ketiga aspek tersebut dimana elevasinya lebih tinggi 4 m dari bibir sungai. Hasil kegiatan telah digunakan untuk pengadaan tanah untuk kepentingan umum di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Hulu Sungai Tengah.Kata kunci: banjir bandang, Intelligence Geospatial, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.