Stephanie Johanes
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kaitan COVID-19 dengan Risiko Bangkitan Epileptik Stephanie Johanes; Budi Riyanto Wreksoatmodjo
Cermin Dunia Kedokteran Vol 49 No 5 (2022): Neuro-Kardiovaskular
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v49i5.228

Abstract

COVID-19 dapat menyebabkan kegagalan organ tubuh seperti sistem pernapasan, ginjal, hati, dan jantung. Pada beberapa orang juga ditemukan gejala sistem saraf, seperti delirium, confusion, nyeri kepala, vertigo, hemorrhagic stroke dan iskemik, hilangnya sensasi penciuman dan perasa, kejang atau bangkitan epileptik. Bangkitan epileptik pada kasus COVID-19 dapat dikaitkan dengan aktivasi sel glia, kerusakan sawar darah-otak, keadaan hipertermia atau gangguan elektrolit dan gangguan neurotransmiter. Di lain pihak, pengaruh infeksi COVID-19 pada pasien epilepsi masih belum diketahui pasti. COVID-19 can cause organ failure such as the respiratory system, kidneys, liver, and heart. Risks of neurological complications are delirium, stroke, loss of smell dan taste, and convulsion/epileptic seizure. Seizures in COVID-19 may be associated with glial activation, blood-brain barrier disruption, and hyperthermia and/ or neurotransmitter dysregulation. On the other hand, the impact of COVID-19 on epileptic patients is yet to be identified
Kaitan COVID-19 dengan Risiko Bangkitan Epileptik Stephanie Johanes; Budi Riyanto Wreksoatmodjo
Cermin Dunia Kedokteran Vol 49 No 5 (2022): Neuro-Kardiovaskular
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v49i5.228

Abstract

COVID-19 dapat menyebabkan kegagalan organ tubuh seperti sistem pernapasan, ginjal, hati, dan jantung. Pada beberapa orang juga ditemukan gejala sistem saraf, seperti delirium, confusion, nyeri kepala, vertigo, hemorrhagic stroke dan iskemik, hilangnya sensasi penciuman dan perasa, kejang atau bangkitan epileptik. Bangkitan epileptik pada kasus COVID-19 dapat dikaitkan dengan aktivasi sel glia, kerusakan sawar darah-otak, keadaan hipertermia atau gangguan elektrolit dan gangguan neurotransmiter. Di lain pihak, pengaruh infeksi COVID-19 pada pasien epilepsi masih belum diketahui pasti. COVID-19 can cause organ failure such as the respiratory system, kidneys, liver, and heart. Risks of neurological complications are delirium, stroke, loss of smell dan taste, and convulsion/epileptic seizure. Seizures in COVID-19 may be associated with glial activation, blood-brain barrier disruption, and hyperthermia and/ or neurotransmitter dysregulation. On the other hand, the impact of COVID-19 on epileptic patients is yet to be identified