Pendahuluan: Nilai tukar sebagai indikator yang mencerminkan suatu kualitas ekonomi sebuah negara dimana kurs merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap arus permodalan internasional. Volatilitas nilai tukar yang semakin tinggi akan menyebabkan fluktuasi dari nilai tukar yang relatif tinggi. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh neraca transaksi berjalan terhadap nilai tukar, untuk mengetahui pengaruh jumlah uang beredar terhadap nilai tukar, untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap nilai tukar, untuk mengetahui pengaruh suku bunga Bank Indonesia, untuk mengetahui pengaruh utang luar negeri terhadap nilai tukar. Metode: Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan deskriptif kuantitatif, pendekatan deskriptif kuantitatif adalah jenis pendekatan dalam sebuah penelitian dimana data yang digunakan berupa angka dan hasil penelitian didapat atau diperoleh dengan menggunakan metode statistik atau kuantitatif (pengukuran) lainnya. Hasil: dapat disimpulkan bahwa data variabel neraca transaksi berjalan stasioner pada tingkat level. Variabel jumlah uang beredar memiliki nilai absolut PP test -0.125947 < nilai kritis 5% yaitu -2.931404 dan nilai prob sebesar 0.9399 > 0,05 maka dapat disimpulkan data variabel jumlah uang beredar tidak stasioner pada tingkat level. Variabel inflasi memiliki nilai absolut PP test -1.033267 < nilai kritis 5% yaitu -2.931404 dan nilai prob sebesar 0.3033 > 0,05 sehingga data variabel inflasi tidak stasioner pada tingkat level. Kesimpulan: Hasil tersebut sesuai dengan teori dan hipotesisnya. 2.) Persamaan dalam jangka panjang: Dinilai secara individu bahwa variabel independen neraca transaksi berjalan dalam jangka panjang memiliki pengaruh negatif (apresiasi) signifikan terhadap variabel dependen nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hasil tersebut sesuai dengan teori dan hipotesisnya.