Usaha penyulingan minyak kayu putih dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Pulau-pulau Babar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, kelayakan usaha dan strategi pengembangan usaha penyulingan minyak kayu putih di Kecamatan Pulau-Pulau Babar Kabupaten Maluku Barat Daya. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang khusus melakukan aktivitas penyulingan minyak kayu putih di empat Desa yaitu: Tepa, Letsiara, Imroing dan Tela dengan total sampel sebanyak 34 orang. Hasil penelitian menunjukkan produksi minyak kayu putih secara simultan dipengaruhi oleh variabel daun, tenaga kerja, biaya makan dan biaya lain-lain, dengan nilai R2 sebesar 77%. Selanjutnya air dan kayu merupakan excluded variabels yaitu variabel yang dikeluarkan dari analisis karena memiliki nilai yang ekstrim yaitu nilai tolerance dari variabel IHK adalah nol. Hasil analisis kelayakan usaha menunjukkan R/C ratio untuk setiap penyulingan minyak kayu putih per tahun adalah 2,5 dan B/C ratio adalah 1,5. Selanjutnya tingkat pendapatan produsen minyak kayu putih dalam 1 tahun sebesar Rp. 40.997.916,- dan pendapatan rata-rata dalam 8 bulan efektif penyulingan Minyak Kayu Putih sebesar Rp. 1.205.821,-. Matriks internal dan eksternal menunjukkan 2,64 pada faktor internal dan 2,86 pada faktor eksternal. Hal ini berarti usaha penyulingan minyak kayu putih di Kecamatan pulau-pulau Babar Kabupaten Maluku Barat Daya berada pada posisi kuadran V dengan strategi konsentrasi melalui integrasi horisontal atau stabilitas (tidak ada perubahan dalam produksi).