Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penggunaan Zeolit Alam yang Diaktivasi Secara Fisis dan Variasi Ukuran Diameter untuk Desalinasi Air Payau Frans Pither Kafiar; Jukwati Jukwati; Ilham Salim; Alex Agustinus Lepa
Ekosains Vol 10, No 3 (2018)
Publisher : Program Studi ilmu Lingkungan, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah pesisir sering dihadapkan pada masalah keterbatasan sumber daya air yang berkaitan dengan kelangkaan air tawar yang dapat dimanfaatkan sebagai air bersih. Oleh karena itu diperlukan upaya alternatif untuk merancang sebuah teknologi sederhana pengolah air payau misalnya dengan memanfaatkan zeolit alam. Zeolit mempunyai struktur pori terbuka dengan internal surface area besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar nilai optimum penurunan salinitas air payau dengan media adsorben dari zeolit alam yang diaktivasi secara fisis (pemanasan). Zeolit alam diaktifkan dengan cara fisis berupa pemanasan, selanjutnya zeolit alam aktif divariasi ukuran partikelnya mulai dari 1,5; 3; dan 5 mm. Dengan kecepatan laju air yang tetap sebesar 120 mL/menit serta menggunakan tabung (buiret) dengan diameter 2 cm. Sampel air payau diperoleh dari pesisir pantai Argapura, Kota Jayapura. Zeolit yang digunakan berasal dari Klaten Jawa Tengah dengan mineral dominan adalah Mordenit. Selanjutnya penentuan tingkat salinitasnya dengan menggunakan metode titrasi Argentometri. Selisih sebelum dan sesudah perlakuan dengan zeolit merupakan ukuran tingkat keberhasilan penurunan salinitas air payau. Hasil penelitian berupa interaksi zeolit alam yang diaktivasi secara fisis dengan air payau yang kandungan (kadar) garamnya atau salinitasnya mula-mula sebesar 1,70 mg/L diperoleh kadar garamnya (salinitasnya) 1,21; 1,28; dan 1,36 mg/Liter. Untuk zeolit dengan ukuran partikel berturut-turut 1,5; 3; dan 5 mm. Nilai optimum penurunan salinitas air menggunakan zeolit alam asal Klaten yang diaktivasi secara fisis berupa pemanasan diperoleh hasil sebesar 28,82% dengan kecepatan alir 120 mL/menit, serta ukuran partikel yang digunakan sebesar 1,5 mm. Namun penurunan ini belum berhasil untuk menghasilkan air yang layak atau air yang bersih yaitu maksimal memiliki kandungan Cl-nya 0,6 g/L atau kandungan garamnya (salinitasnya) maksimal 1 mg/L.
Integration of ChatGPT in High School Chemistry Education: An Exploratory Study on the Use of AI by Teachers and Students Catur Fathonah Djarwo; Alex Agustinus Lepa
AT-TAKLIM: Jurnal Pendidikan Multidisiplin Vol. 2 No. 8 (2025): At-Taklim: Jurnal Pendidikan Multidisiplin (Edisi Agustus)
Publisher : PT. Hasba Edukasi Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71282/at-taklim.v2i8.829

Abstract

The rapid development of artificial intelligence technology has opened new opportunities for transforming learning in various disciplines, including chemistry. Given the urgency of increasing digital literacy and the need for adaptive learning resources, the utilization of ChatGPT as a learning tool at the high school level is an important topic to examine. This study explores how teachers and students use ChatGPT in the chemistry learning process, identifying the benefits, challenges, and pedagogical applications of its use. An exploratory qualitative case study design was used, involving two teachers and ten students. Data were collected through semi-structured interviews, observation, and documentation and analyzed thematically. The results showed that ChatGPT was used as a partner for clarifying concepts, a tool for preparing questions, and a medium for reflecting on learning. However, optimal use was limited by students' low skill level in composing appropriate prompts and teachers' limited ability to validate information from AI. This study concludes that integrating ChatGPT into chemistry education positively impacts concept understanding and independent learning but requires pedagogical intervention, such as AI literacy training and developing critical and reflective learning strategies. This study contributes to the theoretical development of AI integration in science education, offering practical recommendations for developing teacher and student competencies in effectively and responsibly utilizing technology.