Sugeng Harianto
Universitas Negeri Surabaya, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Media Representasi Citra Diri (Studi Kasus Lesti dan Billar dalam Membangun Citra Diri Sebagai Keluarga Harmonis) Widya Ayu Nirmala Sari; Sugeng Harianto
Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol 9, No 2 (2022): December
Publisher : Departemen Sosiologi Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jps.v9i2.80526

Abstract

Di era modernisasi seperti saat ini, keberadaan teknologi begitu marak di kehidupan masyarakat. Teknologi juga menjadikan masyarakat mengenal adanya media sosial. Dalam sebuah media sosial seringkali menunjukkan adanya perbedaan antara panggung depan dengan panggung belakang. Hal tersebut sesuai dengan apa yang ditunjukkan oleh Lesti dan Billar di media sosial mereka yang justru sangat berbeda dengan apa yang benar-benar terjadi di kehidupan nyata. Keluarga yang seharusnya harmonis dan bahagia tersebut justru diberitakan oleh media bahwa Billar melakukan tindak kekerasan terhadap Lesti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara Lesti dan Billar dalam mencitrakan diri mereka sebagai keluarga harmonis dalam perspektif teori dramaturgi. Adapun kebaruan dalam penelitian ini terdapat pada teknik analisis data yang menggunakan teknik analisis semiotika dari Roland Barthes. Teknik tersebut digunakan untuk mengetahui bagaimana cara Lesti dan Billar dalam mencitrakan diri mereka sebagai keluarga harmonis. Dengan penggunaan teknik analisis tersebut, maka metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan sumber data berupa konten YouTube Lesti dan Billar, jurnal-jurnal ilmiah, buku, internet, serta sumber-sumber lain yang relevan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa cara Lesti dan Billar mencitrakan dirinya sebagai keluarga yang harmonis di media sosial YouTube yaitu dengan menunjukkan kepedulian terhadap satu sama lain di depan media, bersikap romantis terhadap istrinya dengan sering memberi kejutan, menunjukkan kekompakan antara keduanya, dan perhatian terhadap satu sama lain.
Analisis Interpretif Tradisi Local Wisdom sebagai Sumber Nilai Karakter Pembelajaran IPS di Kabupaten Trenggalek Reni Dwi Jayanti; Sarmini Sarmini; Sugeng Harianto
Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual Vol 7 No 3 (2023): Volume 3 Nomor 3, 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/riset_konseptual.v7i3.817

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna dan nilai karakter tradisi local wisdom di Kabupaten Trenggalek serta mengalisis nilai karakter local wisdom di Kabupaten Trenggalek yang dapat dijadikan sumber nilai karakter dalam pembelajaran IPS di sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, alasan penggunaan pendekatan kualitatif. Perspektif yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori sistem nilai Cliffort Geertz, di mana Geertz menyatakan budaya sebagai seperangkat sistem pengetahuan yang dimiliki manusia dan bentuk representasi dari kenyataan yang terjadi yang disebut sebagai sistem nilai. Subjek penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Trenggalek yang mengimplementasikan dan memanifestasikan tradisi local yang difokuskan pada 3 area yakni:(1) kota, (2) pinggiran dan (3) desa. Subyek penelitian dalam penelitian ini antara lain : Tokoh adat setempat pada 3 fokus area, Tokoh masyarakat (sesepuh masyarakat) 3 fokus area di Kabupaten Trenggalek, Seniman/budayawan 3 fokus area, Kepala sekolah, guru mata pelajaran IPS dan koordinator P5 yang berada di pada 3 fokus area di Kabupaten Trenggalek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tradisi Larung Kepala Kerbau dam bagong, tradisi Ngitung Batih dan Tradisi Apem Dumbo stidaknya terdapat beberapa nilai karakter yang terdapat dalam setiap ritual dan alat yang digunakan antara lain : Religius, tanggung jawab, disiplin, pekerja keras, peduli lingkungan dan peduli sosial. Nilai karakter yang terkandung dalam setiap tradisi tentunya dapat digunakan sebagai sebuah soalusi dari upaya penanaman karakter siswa. begitu juga dengan bagaimana peran pemangku kebijakan dalam upayanya untuk terus menjaga eksistensi budaya dan tradisi lokal yang ada.
Analisis Wacana Kritis Tentang Pekerjaan Petani Muda di Media Sosial Ivanda Normalita; Sugeng Harianto
Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol 10, No 1 (2023): June
Publisher : Departemen Sosiologi Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jps.v10i1.81843

Abstract

Fenomena terkait krisis regenerasi petani muda menjadi masalah di Indonesia. Hasil statistik menunjukkan petani didominasi oleh golongan tua berusia 45-55 tahun dengan 28.22%. Adapun faktor penyebab yaitu, stigma masyarakat, keluarga kurang mendukung, dan lainnya. Namun demikian, ternyata masih ada pemuda yang masih bertahan menjadi petani dan memiliki kehidupan yang layak. Terlihat dari empat media sosial meliputi: Youtube akun Capcapung, Facebook akun Petani Muda Indonesia Sukses (PMIS), Instagram akun @akupetani.id, serta tiktok akun @petanimilenial_indonesia. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis wacana kritis tentang pekerjaan petani muda di media sosial melalui aspek teks, konteks sosial, kognisi sosial dari Van Dijk. Metode penelitian ini kualitatif dengan pisau analisis wacana kritis dari Van Dijk. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan dokumentasi dan observasi terbagi atas video dan teks. Sedangkan sekunder berupa buku, jurnal, dan lainnya. Analisis data mengacu Van Dijk meliputi, teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Guna mempertajam penelitian ini menggunakan perspektif James S. Coleman mengenai tindakan pemuda menjadi petani dengan memanfaatkan media sosial sebagai tujuannya. Hasil menunjukkan media sosial mampu meningkatkan kondisi petani muda dalam menghadapi tantangan keterbatasan modal, alat pertanian dan lahan pertanian. Selanjutnya, hasil analisis elemen teks menunjukkan perbedaan pada setiap akun media sosial baik dari segi visual maupun isi konten. Namun, persamaan pada keempat media sosial tersebut menunjukkan mematahkan stigma pekerjaan petani bagi pemuda. Hasil bagian kognisi sosial memperlihatkan terdapat kesadaran yang dilakukan petani muda untuk mengatasi masalah krisis regenerasi petani dengan melakukan kampanye sosial. Sedangkan, hasil konteks sosial yaitu kekuasaan petani muda melalui pengetahuan dengan menggunakan akses media sosial.