Irma Dewiyanti
program studi ilmu kelautan, fakultas kelautan dan perikanan, universitas syiah kuala

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Strategi pengembangan ekowisata gua sarang sebagai penunjang kawasan wisata alam pulau sabang risna olayani; Ulfa Hansri Ar Rasyid; Irma Dewiyanti
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.079 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.24030

Abstract

Abstrak:Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang memiliki fokus pada kelestarian sumber daya alam sedangkan kegiatan ekoturisme adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata, pendidikan, penelitian, kebudayaan dan cinta alam yang di lakukan di dalam objek wisata alam.  Ekowisata Gua Sarang merupakan objek wisata yang menampilkan pesona pantai dan gua yang berada dalam satu objek wisata. Ekowisata Gua Sarang merupakan gua alami yang terletak di sebelah barat kawasan wisata Pantai Iboih tepatnya di balik bukit Gunung Sabang. Gua Sarang merupakan objek ekowisata yang baru dan masih dalam proses pengembangan. Strategi pengembangan kepariwisataan bertujuan untuk mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang dan bertahap. Pengelolaan kegiatan pariwisata sangat diperlukan dalam rangka menahan wisatawan untuk tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata dan bagaimana agar wisatawan membelanjakan uangnya sebanyak banyaknya selama melakukan perjalanan wisata.  Pada Ekowisata Gua Sarang memakai analisis SWOT untuk menentukan strategi pengembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan gua sarang.Strategi Pengembangan Ekowisata Gua Sarang adalah berupa Mengembangkan Ekowisata Gua Sarang menjadi ekowisata unggulan kota sabang, Pemberdayaan masyarakat sekitar gua sarang, Peningkatkan promosi Gua Sarang dan perbaikan Akses jalan menuju gua.The strategy for the development of cave nest ecotourism as a support for the natural tourism area of Sabang Island Abstract. Ecotourism is a tourism activity that has a focus on preserving natural resources while ecotourism activities are recreational and tourism activities, education, research, culture and love of nature which are carried out in natural tourist objects. Sarang Cave Ecotourism istourist attraction that displays the charm of the beach and caves that are in one tourist attraction. Sarang Cave ecotourism is a natural cave located to the west of the tourist area of Iboih Beach, to be precise, behind the hill of Mount Sabang. Sarang Cave is a new ecotourism object and is still in the process of being developed. The tourism development strategy aims to develop quality, balanced and gradual products and services. Management of tourism activities is very necessary in order to restrain tourists from staying longer in tourist destinations and how to make tourists spend as much money as possible while traveling. In Sarang Cave Ecotourism, SWOT analysis is used to determine the development strategy and the factors that influence the development of Nest Cave.The strategy for developing Sarang Cave Ecotourism is in the form of developing Sarang Cave Ecotourism to become a leading ecotourism in the city of Sabang, Empowering communities around the nest cave, Increasing promotion of Sarang Cave and improving access to the road to the cave
Keanekaragaman Jenis Burung di Rainforest Lodge Kedah Kabupaten Gayo Lues Humairah Nahrifar; Arif Habibal Umam; Irma Dewiyanti
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.299 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.23291

Abstract

Abstark. Gayo Lues merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Aceh dengan ketinggian 500 – 2000 m dpl, dengan luas wilayah 5.719,58 km². Rainforest Lodge Kedah merupakan kawasan hutan lindung yang diberi izin kelola sebagai kegiatan kerjasama antara Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Wilayah V dengan masyarakat setempat (Bpk.Jali). Burung merupakan salah satu komponen dalam ekosistem kehidupan terutama hutan, burung berperan penting dalam membantu regenerasi hutan secara alami seperti penyebar biji, penyerbukan bunga dan pengontrol hama. Tujuan untuk mengetahui struktur komunitas burung yang meliputi indeks terindeks, keseragaman, dominasi dan kepadatan serta mengetahui status konservasi burung yang terdapat di Rainforest LodgeKedah Kabupaten Gayo Lues. Pada hasil pengamatan terdapat 30 jenis burung yang tergolong ke dalam 21 famili. Indeks indeks tinggi H' = 3.0501, indeks keseragaman tinggi E = 0.8968, dan dominasi rendah C = 0.0643, nilai kepadatan populasi yang didapat dari seluruh titik pengamatan adalah 727.8, nilai kepadatan tertinggi adalah burung Kacamata Biasa ( Zosterops palpebrosus ) dengan 111.1 individu/ Ha. Dari 30 jenis burung yang ditemukan di Rainforest Lodge Kedah terdapat 6 jenis burung yang statusnya dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Status keterancaman menurut daftar merah IUCN Vulnerable(Rentan) terdapat 2 jenis. Status NT ( Hampir Terancam ) terdapat 1 jenis dan status NE ( Not Evaluated ) terdapat 1 jenis.Keanekaragaman Burung Di Rainforest Lodge, Kabupaten Gayo LuesAbstrak. Gayo Lues merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Aceh dengan ketinggian 500 – 2000 m dpl, dengan luas wilayah 5.719,58 km². Rainforest Lodge Kedah merupakan kawasan hutan lindung yang diberikan izin pengelolaan sebagai kegiatan kerjasama antara Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah V dengan masyarakat setempat (Bpk.Jali). Burung merupakan salah satu komponen dalam ekosistem kehidupan khususnya hutan, burung berperan penting dalam membantu regenerasi hutan secara alami seperti penyebar benih, penyerbukan bunga dan pengendalian hama. Tujuannya untuk mengetahui struktur komunitas burung yang meliputi indeks keanekaragaman, keseragaman, dominasi dan kerapatan serta menentukan status konservasi burung di Rainforest Lodge Kedah Kabupaten Gayo Lues.Berdasarkan pengamatan, terdapat 30 jenis burung yang termasuk dalam 21 famili. Indeks indeks tinggi H' = 3,0501, indeks keanekaragaman tinggi E = 0,8968, dan indeks dominansi rendah C = 0,0643, nilai kepadatan populasi yang diperoleh dari seluruh titik pengamatan adalah 727,8, nilai kepadatan tertinggi adalah burung Common Glass (Zosterops palpebrosus) dengan nilai 111,1 individu/Ha. Dari 30 jenis burung yang ditemukan di Rainforest Lodge Kedah, 6 jenis burung dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Menurut daftar merah IUCN Rentan (Rentan), ada 2 jenis. Terdapat 1 jenis status NT (Near Threatened) dan 1 jenis status NE (Not Evaluated).nilai kerapatan tertinggi adalah burung Kacamata Biasa (Zosterops palpebrosus) dengan 111,1 individu/Ha. Dari 30 jenis burung yang ditemukan di Rainforest Lodge Kedah, 6 jenis burung dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Menurut daftar merah IUCN Rentan (Rentan), ada 2 jenis. Terdapat 1 jenis status NT (Near Threatened) dan 1 jenis status NE (Not Evaluated). nilai kerapatan tertinggi adalah burung Kacamata Biasa (Zosterops palpebrosus) dengan 111,1 individu/Ha. Dari 30 jenis burung yang ditemukan di Rainforest Lodge Kedah, 6 jenis burung dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.Menurut daftar merah IUCN Rentan (Rentan), ada 2 jenis. Terdapat 1 jenis status NT (Near Threatened) dan 1 jenis status NE (Not Evaluated).