Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Faktor Risiko Pekerjaan untuk Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja Kantoran Christy E. I. Berhimpon; Andriessanto C. Lengkong; Eko Prasetyo
Medical Scope Journal Vol. 4 No. 2 (2023): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v4i2.44951

Abstract

Abstract: Carpal tunnel syndrome (CTS) is often reported as an occupational disease and a common problem among workers who often use their hands. The causes of CTS are considered multifactorial, involving both individual and occupational factors. Computer use is thought to be a risk factor for CTS. Using a computer keyboard is associated with wrist or hand pain, which is related with repetitive hand movements. However, the available evidence regarding the relationship between computer use or occupational risk factors and CTS is still controversial. This study aimed to determine the occupational risk factors for CTS in office workers. This was a literature review study. Data were searched from databases of Crossref and Google Scholar. The keywords were carpal tunnel syndrome, risk factor, ergonomic, occupation, computer office, workers The results obtained 10 articles reviewed according to predetermined inclusion and exclusion criteria. Work duration and work periods were referred to occupational risk factors for CTS. Awkward wrist/hand postures especially without mousepad supporting the hand or wrist, and repetitive movement were direct risk factors for CTS. In conclusion, risk factors for CTS among office workers are duration and period of working, awkward wrist/hand posture, and repetitive movement. Keywords: occupational risk factors; carpal tunnel syndrome; office workers.   Abstrak: Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan penyakit akibat kerja dan menjadi masalah umum di antara para pekerja yang sering menggunakan tangan. Penyebab CTS dianggap multifaktorial, yang melibatkan faktor individu dan pekerjaan. Penggunaan komputer diduga menjadi faktor risiko CTS. Penggunaan keyboard komputer dihubungkan dengan nyeri pergelangan tangan atau tangan, yang berkaitan dengan gerakan tangan berulang. Walaupun demikian, bukti yang tersedia perihal keterkaitan antara penggunaan komputer atau faktor risiko pekerjaan dan CTS masih kontroversial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko pekerjaan terjadinya CTS pada pekerja kantoran. Jenis penelitian ini ialah suatu literature review menggunakan data- base Crossref dan Google Scholar dengan kata kunci carpal tunnel syndrome, risk factor, ergonomic, occupation, computer office, workers. Hasil penelitian mendapatkan 10 artikel yang ditelaah sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Durasi kerja dan periode kerja disebut sebagai faktor risiko pekerjaan untuk terjadinya CTS. Postur yang janggal, khususnya dikarenakan tanpa penggunaan mousepad penyangga tangan atau pergelangan tangan serta gerakan berulang saat menggunakan mouse dan mengetik menggunakan keyboard secara langsung menjadi faktor risiko terjadinya CTS. Simpulan penelitian ini ialah durasi dan periode kerja, postur tangan/pergelangan yang janggal, dan gerakan berulang merupakan faktor risiko pekerjaan untuk terjadinya CTS. Kata kunci: faktor risiko pekerjaan; carpal tunnel syndrome; pekerja kantoran
Patofisiologi dan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hernia Inguinalis pada Anak Reskita A. Igirisa; Harsali F. Lampus; Andriessanto C. Lengkong
Medical Scope Journal Vol. 5 No. 1 (2023): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v5i1.45120

Abstract

Inguinal hernia in children is a common surgical problem. Albeit, pathophysiology related to the incidence of inguinal hernias and its predisposing factors are not fully accepted.  This study aimed to determine the pathophysiology and the predisposing factors the lead to inguinal hernia in children. This was a literature study using various medical literatures in line with the topic from the ClinicalKey, Pubmed, and Google Scholar databases. The results obtained 11 literatures that fulfilled the criteria. The pathophysiology of inguinal hernia was closely related to the failure of processus vaginalis obliteration and genetic factors related to the formation of connective tissue. Predisposing factors for inguinal hernias included increased intra-abdominal pressure, patent processus vaginalis, low birth weight, gender, prematurity, and syndromes associated with connective tissue disorders. In conclusion, the pathophysiology of hernia inguinalis in children is strongly related to the failure of  procesus vaginalis to obliterate and genetic factors in the formation of connective tissues with a variety of predisposing factors. Keywords: inguinal hernia in children; pathophysiology; risk factors; processus vaginalis; Marfan syndrome   Abstrak: Hernia inguinalis pada anak merupakan suatu kejadian yang umum terjadi pada ranah bedah. Berbagai pendapat mengenai patofisiologi terkait kejadian hernia inguinalis dan faktor predisposisi yang dapat menyebabkan hernia inguinalis pada anak belum disepakati sepenuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui patofisiologi terkait kejadian hernia inguinalis pada anak dan faktor predisposisi kejadian ini. Jenis penelitian ialah suatu literature review menggunakan berbagai literatur kedokteran yang sejalan dengan topik dan berasal dari database ClinicalKey, Pubmed, dan Google Scholar. Hasil penelitian mendapatkan 11 literatur yang memenuhi kriteria penelitian. Patofisiologi terjadinya hernia inguinalis erat kaitannya dengan kegagalan penutupan prosesus vaginalis dan juga faktor genetik yang berhubungan dengan pembentukan jaringan ikat. Faktor predisposisi dari hernia inguinalis antara lain peningkatan tekanan intra-abdomen, prosesus vaginalis yang paten, berat badan bayi lahir rendah, jenis kelamin, prematuritas, dan sindrom terkait gangguan jaringan ikat. Simpulan penelitian ini ialah patofisiologi terjadinya hernia inguinalis pada anak erat kaitannya dengan kegagalan penutupan prosesus vaginalis dan faktor genetik dalam pembentukan jaringan ikat dengan faktor predisposisi yang bervariasi. Kata kunci: hernia inguinalis; anak; patofisiologi; faktor risiko; prosesus vaginalis; sindrom Marfan
Giant Cell Tumor pada Ulna Distal: Laporan Kasus Djarot Noersasongko; Rangga Rawung; Andriessanto C. Lengkong; Haryanto Sunaryo; Maurits R. Saleh
e-CliniC Vol. 11 No. 3 (2023): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v11i3.46632

Abstract

Abstract: Giant cell tumor (GCT) in the distal end of ulna is extremely uncommon. We report a woman aged 53 tahun with a lump in the left wrist for three years that grew gradually and slowly. Physical examination of the left forearm revealed a tumor sized 8x9x10 cm, distinct border, hard in palpable without pain. X-ray of the left forearm showed a mass with distinct margin, regular edge, expansively invaded the epiphysis associated with thinning of cortex of distal ulna indicating a GCT in distal ulna. The aim of treatment in this case was to prevent recurrency and to keep the function of left forearm and hand. Patient was treated with tumor excision and fibular bone graft. Excision was performed after ulnar osteotomy until its clear margin. Fibular osteotomy 10 cm length was carried out followed by fibular bone graft to replace the excised ulna. Histopathological examination confirmed the diagnosis of a GCT. Patient was admitted for five days. Follow up after three months did not show any recurrency. Range of motion was within normal limit, and patient could do her daily activities. In conclusion, CGT in distal ulna treated with tumor excision until its clear margin followed by fibular bone graft showed satisfying result. Kata kunci: giant cell tumor; fibular bone graft; tumor excision; primary bone tumor   Abstrak: Giant cell tumor (GCT) pada bagian distal ulna merupakan kasus langka. Kami melaporkan seorang perempuan berusia 53 tahun dengan benjolan di tangan kiri sejak tiga tahun yang membesar perlahan. Pada pemeriksaan fisik regio antebraki sinistra, didapatkan benjolan ukuran 8x9x10 cm, berbatas tegas, konsistensi keras, terfiksasi, tanpa disertai nyeri tekan. Rontgen manus sinistra memperlihatkan massa berbatas tegas, tepi reguler, mengenai epifisis ekspansif dengan penipisan korteks distal os ulna sinistra, kesan GCT distal os ulna sinistra. Tujuan terapi pada GCT untuk mencegah kekambuhan lokal dan menjaga fungsi anggota tubuh. Pasien diterapi dengan eksisi tumor dan fibular bone graft. Eksisi tumor dilakukan setelah osteotomi ulna hingga batas tulang yang sehat selanjutnya dilakukan osteotomi fibula sepanjang 10 cm dan dilakukan fibular bone graft menggantikan bagian ulna yang diangkat. Konfirmasi histopatologik sampel tumor menunjukkan interpretasi kesan giant cell tumor grade III.  Pasien dirawat selama lima hari. Hasil follow-up selama tiga bulan tidak menunjukan tanda-tanda rekurensi. Range of motion pasien saat kontrol dalam batas normal, dan pasien dapat mengerjakan aktivitas sehari-hari. Simpulan kasus ini ialah GCT pada tulang ulna dengan pilihan terapi eksisi tumor hingga batas tulang yang sehat, dilanjutkan dengan fibular bone graft berhasil memuaskan. Kata kunci: giant cell tumor; fibular bone graft; eksisi tumor; tumor primer tulang