Rivaldi Sidabutar
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hexagonal Rotary Dryer Untuk Peningkatan Efisiensi Pengeringan Biji Kopi Di Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo Rivaldi Sidabutar; Rondang Tambun; Iriany; Taslim; M. Thoriq Al Fath; Daniel Reymondo Manurung; Venansia Matondang; Reny Arapenta Ginting; Juan Surya Manurung; Josua Manurung
ABDI SABHA (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol. 4 No. 3 (2023): Oktober
Publisher : CERED Indonesia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/jas.v4i3.975

Abstract

Penanganan pascapanen hasil tani masyarakat perlu mendapat perhatian guna meningkatkan mutu hasil panen. Pengeringan merupakan salah satu penanganan pasca panen yang perlu mendapat perhatian. Metode konvensional yang diterapkan oleh petani saat ini masih perlu perbaikan. Petani kopi perlu mendapat perhatian dalam penanganan pasca panen. Penanganan yang umum dilakukan oleh petani adalah pengeringan langsung di bawah cahaya matahari (pengeringan surya alami). Pengeringan ini tidak menjamin keseragaman mutu karena fluktuasi intensitas cahaya matahari. Selain itu kebersihan bahan yang dikeringkan juga tidak terjamin karena dibiarkan di alam terbuka. Hexagonal rotary dryer adalah suatu pengeringan yang memanfaatkan cahaya matahari. Pengeringan ini beroperasi pada pagi, sore, malam hari, atau siang yang mendung/hujan dengan melewatkan udara kering pada media pengering (selongsong). Penggunaan Hexagonal rotary dryer juga bertujuan untuk memudahkan mekanisme penjemuran terutama saat pengumpulan hasil panen saat hujan. Selain itu tujuan lain daripada program ini adalah menghasilkan suatu sistem pengeringan yang mampu menghasilkan hasil tani dengan kualitas yang lebih baik dan seragam, menghasilkan alat pengeringan baru yaitu prototip Hexagonal rotary dryer, serta mendapatkan teknik serta variable pendukung alat pengeringan tersebut.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Budidaya Maggot Dengan Sisa Sampah Organik Sebagai Alternatif Pakan Ikan Di Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo Rivaldi Sidabutar; Sheylin Wimora Lumban Tobing; Muhammad Hendra Sahputra Ginting; Mersi Suriani Sinaga; Mhd. Rivaldi Syahputra; Debora Kristina Simbolon; Juan Akmal Nasution; Muhammad Rizky Pulungan
ABDI SABHA (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol. 4 No. 3 (2023): Oktober
Publisher : CERED Indonesia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/jas.v4i3.976

Abstract

Pengabdian masyarakat merupakan suatu wujud gerakan dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat agar memberikan solusi yang inovatif terhadap permasalahan yang ada di masyarakat setempat dan berguna bagi mereka. Sampah merupakan masalah yang selalu ada dalam kehidupan sehari hari baik di kota maupunn di desa. Rata-rata kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah setiap harinya. Sampah yang dibuang di tempat sampah tanpa tindakan lebih lanjut atau ditumpuk begitu saja akan menyebabkan penumpukan dan mencemari lingkungan. Sampah digolongkan menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang digolongkan dari bahan bahan organik seperti tumbuhan, sisa makanan, sampah buah buahan dan lain sebagainya. Umumnya masyarakat pedesaan memiliki sampah organik dari hasil perkebunan. Minimnya pengetahuan mengenai penanganan sampah organik menjadi salah satu faktor yang menyebabkan masalah ini terjadi. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan bagi masyarakat desa tentang alternatif pengolahan sampah organik yang ramah lingkungan dan memberikan berbagai keuntungan lainnya. Maggot merupakan larva pengurai sampah organik yang ramah lingkungan dan memberikan keuntungan berupa kasgot (bekas maggot) sebagai pupuk organik. Selain itu, larva ini juga dapat dijadikan sebagai pakan ikan yang baik karena maggot mengandung banyak lemak yang tinggi dan nutrisi lainnya yang baik bagi ikan. Penggunaan maggot sebagai pengurai sampah organik adalah salah satu alternatif yang inovatif untuk mengatasi permasahan sampah organic di desa binaan. Desa Sempajaya sendiri merupakan desa binaan yang telah dijadikan tempat untuk penyuluhan serta pengabdian dari Universitas Sumatera Utara kepada masyarakat karena masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, maka penyuluhan kembali dilakukan di desa ini.