Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Optimasi Interval Inspeksi Dan Estimasi Remaining Life Pada Batangan Rel Menggunakan Metode Risk Based Inspection Dan Life Cycle Cost Pada Rel Kereta Tipe R.42 Dan R.54 Di Daop Ii Bandung Satryo Dwi Sutrisno; Sutrisno Sutrisno; Rd. Rohmat Saedudin
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak – Rel kereta api merupakan salah satu komponen penting yang menunjang berjalannya moda transportasi kereta api di Indonesia. Namun untuk menunjang jalannya transportasi tersebut diperlukan rel yang handal sehingga dapat meminimalkan failure pada batangan rel tersebut. Untuk dapat memastikan hal tersebut handal dan siap sedia, maka perlu dilakukan inspeksi yang optimal. Di mana inspeksi tersebut berguna untuk memastikan batangan rel dapat dilalui kereta namun tidak membebani dalam segi biaya. Kemudian untuk menjamin tingkat kehandalannya serta menjamin minimasi biaya dalam hal inspeksi dan perawatan, maka perlu dilakukan renewal secara periodik terhadap batangan rel tersebut. Dalam menentukan inspeksi yang optimal digunakan metode RBI untuk melihat jalur kereta mana yang paling kritis. Sebelum didapatkan inspeksi yang optimal, harus diketahui terlebih dahulu distribusi waktu kerusakan dan waktu perbaikan dari setiap rel, kemudian menentukan availability atau kesiapan rel kereta yang akan menuntun pada perhitungan umur sisa dari rel kereta. Setelah itu dilakukan perhitungan interval inspeksi berdasarkan umur sisa rel dan MTBF dari rel kereta tersebut. Kemudian dilakukan perhitungan biaya menggunakan LCC sehingga didapatkan biaya yang akan dikeluarkan untuk n tahun ke depan. Setelah pengolahan data tersebut, didapatkan umur sisa rel kereta untuk tipe R.42 selama 16,5 tahun dan tipe R.54 selama 21,25 tahun. Sedangkan interval inspeksi untuk masing-masing bagian rel berbeda dikarenakan perbedaan jumlah kerusakan. Selanjutnya hasil dari perhitungan LCC untuk sistem perkeretaapian yang ada pada koridor Cicalengka – Cibatu didapatkan total annual equivalent LCC terkecil selama 5 tahun adalah Rp 33,154,318,640. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan telah menggunakan data besaran ukuran kerusakan rel dan biaya yang lebih akurat, sehingga dapat dilakukan penentuan interval inspeksi dan kegiatan perawatan yang lebih baik. Kata kunci : RBI, LCC, Remaining Life, Interval Inspeksi
Perencanaan Kebijakan Pengelolaan Suku Cadang Corazza A452 Dan Corazza Ff100 Line 3 Menggunakan Metode Reliability Centered Spares (rcs) Triastuty Pardede; Rd. Rohmat Saedudin; Sutrisno Sutrisno
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK PT XYZ merupakan perusahaan yang menghasilkan produk keju olahan yang memiliki 6 line varian produk. Salah satu produknya ada pada sistem line 3. Berdasarkan total downtime masing-masing line, line 3 memiliki total downtime mesin tertinggi. Selain itu, performansi mesin akan sangat mempengaruhi hasil produksi. Rangkaian proses produksi pada line 3 ini dimulai dari cooking pada mesin sthepan kettle, filling pada mesin corazza FF100 dan packing cartoon pada mesin corazza A452. Mesin Corazza FF100 dan mesin corazza A452 memiliki jumlah frekuensi kerusakan tertinggi pada line 3. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi proses produksi. Untuk mendukung performasi mesin maka dibutuhkan suku cadang yang selalu tersedia ketika ada komponen atau part yang mengalami kegagalan atau kerusakan. Penentuan criticality items akan membantu prioritas pengadaan suku cadang dengan menggunakan Reliability Centered Spares (RCS). Selain itu, penentuan jumlah kebutuhan suku cadang selama satu periode juga diperlukan untuk memastikan berapa banyak suku cadang yang dibutuhkan selama satu periode dengan menggunakan metode Poisson Process. Penentuan minimum dan maksimum stock level berdasarkan service level juga akan membantu untuk memastikan suku cadang akan selalu tersedia saat dibutuhkan dan akan mengurangi kemungkinan stockout. Pada hasil RCS didapatkan 5 komponen dan 8 parts pada mesin Corazza A452, 1 komponen dan 18 parts pada mesin Corazza FF100 yang termasuk pada level criticality A dan B. Selanjutnya dengan metode Poisson Process didapat jumlah kebutuhan suku cadang untuk periode 1 tahun dan stock level berdasarkan service level didapatkan jumlahnya untuk masing-masing komponen dan parts. Total Inventory cost untuk dengan mempertimbangkan variabel ordering cost, stockout cost, holding cost dan purchasing cost didapat totalnya adalah Rp 485.127.352,20. Keywords: Reliability Centered Spares, Poisson Process, Service Level
Perencanaan Kebijakan Perawatan Mesin Corazza Ff100 Pada Line 3 Pt. Xyz Dengan Metode Reliability Centered Maintenance (rcm) Ii Ully Tri Kirana; Judi Alhilman; Sutrisno Sutrisno
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT. XYZ merupakan produsen yang bergerak dalam bisnis keju. Meskipun telah menerapkan kegiatan preventive maintenance, frekuensi kerusakannya masih tinggi menyebabkan terhambatnya kelancaran proses produksi serta mengindikasikan nilai keandalannya kecil. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kegiatan perawatan yang tepat sesuai dengan karakteristik kerusakan serta interval waktu kegiatan perawatan pada mesin Corazza FF100 dengan analisis Reliability Centered Maintenance (RCM) II yang menekankan pada karakteristik keandalan (reliability). Melakukan identifikasi risiko yang dipetakan dalam risk matrix. Tahapan dalam RCM yaitu pengukuran kualitatif dilakukan dengan membuat Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi penyebab serta efek terjadinya kegagalan komponen. Untuk mengetahui konsekuensi yang ditimbulkan dilakukan klasifikasi menggunakan Logic Tree Analysis (LTA) kemudian pemilihan tindakan kegiatan perawatan (maintenance task). Tahap selanjutnya yaitu pengukuran kuantitatif dengan melakukan pengumpulan data kerusakan dan data perbaikan untuk menghitung nilai MTTF dan MTTR yang diolah untuk mendapatkan interval waktu perawatan. Maintainable item pada mesin Corazza FF100 berjumlah 27. Berdasarkan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) untuk menentukan maintenance task yang sesuai didapatkan 67 maintenance task. Terdapat 17 scheduled discard task, 15 scheduled restoration task, 31 scheduled on condition dan 4 failure finding. Interval waktu perawatan ditentukan berdasarkan kebijakan perawatannya dengan mempertimbangkan karakteristik kerusakan, parameter distribusi dan biaya perawatan. Kata kunci : preventive maintenance, reliability-centered maintenance, risk matrix
Maintenance Task Development For Locomotive Type Cc201 Using Reliability Centered Maintenance Ii (rcm Ii) Method At Pt Kai Dipo Lokootive Operational Area Ii Bandung Deya Ika Wardani; Sutrisno Sutrisno; Rd. Rohmat Saedudin
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) is a Government-owned corporation that provide train as mass public transportation. PT KAI DIPO Locomotive Operational Area II Bandung (PT KAI DL DAOP II BD) is a plant that operates in Bandung. Locomotive is one of the facilities that is owned by a train. PT KAI implementing preventive and corrective maintenance, with maintenance period for a month, 3 months, 6 months, 12 months, semi-overhaul for every 1 year and overhaul for every 2 years. They also did daily check and monthly check to assess the machine condition. The locomotive system is divided into several system, such as electrical control system, diesel engine, pneumatic system, mechanical system and so on. If serious failures occurs on Locomotive, then it caused the whole train to stop working altogeter. Therefore, improvement on maintenance task for locomotive in PT KAI DL DAOP II BD is needed, as well as determining the optimal maintenance interval while considering maintenance cost, and risk of failure. The method used in this research is a Reliability Centered Maintenance to find the optimal maintenance strategy and maintenance tasks. This research also using RCM++ software to calculate the optimal maintenance interval for component in Diesel Engine. First step in research is to conduct a quantitative calculation to determine the Mean Time To Repair and Mean Time To Failure for component in Diesel Engine. Next is conduct qualitative data processing using RCM II. The results are known maintenance strategy and maintenance task for engine components. There are four choosen strategy, they are Schedule On-Condition, Schedule Restoration, Schedule Discard and Failure Finding. After learning care policies for each component, then determined the maintenance intervals and maintenance costs for each component using RCM++ software. Keyword : RCM II, locomotives, RCM++
Usulan Penentuan Kebijakan Perawatan Mesin Rotari Stork Dengan Menggunakan Metode Reliability-centered Maintenance Ii (rcm Ii) Di Pt Kharisma Printex Bandung Amanah Ansarullah; Judi Alhilman; Sutrisno Sutrisno
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT Kharisma Printex merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang tekstil yang memproduksi kain printing siap pakai polos dan bermotif serta kain celup. Dalam menjalankan proses produksi tersebut, mesin yang digunakan tentunya memegang peranan penting agar produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dengan jumlah atau target yang sesuai dengan kapasitas produksi mesin. Salah satu mesin yang memiliki peran sangat penting yakni mesin printing Rotari STORK. Penentuan kebijakan perawatan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM II) untuk level maintainable item pada mesin. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan RCM dan penggunaan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Logic Tree Analysis (LTA), didapatkan 3 kebijakan untuk seluruh maintainable item mesin Rotari STORK yang meliputi scheduled on-condition, scheduled restoration dan scheduled discard task. Terdapat 2 maintainable item yang termasuk ke dalam kebijakan scheduled on-condition, 8 maintainable item dengan scheduled restoration dan 6 maintainable item dengan scheduled discard. Interval waktu perawatan untuk masing-masing komponen ditentukan berdasarkan kebijakan perawatannya dengan mempertimbangkan karakteristik kerusakan, parameter distribusi dan biaya perawatan. Total biaya untuk perawatan eksisting adalah Rp. 15.805.962. Dan total biaya untuk mengimplementasikan perawatan usulan adalah Rp. 41.165.500. Dengan mengimplementasikan kegiatan perawatan usulan, perusahaan dapat melakukan kegiatan perawatan hingga level komponen dan menyeluruh. Kata Kunci : maintainable item, reliability centered maintenance II, scheduled task
Optimasi Interval Waktu Perawatan Mesin Rotari Stork Dengan Menggunakan Metode Risk-based Maintenance (rbm) Di Pt Kharisma Printex Ditya Dwi Astuti; Judi Alhilman; Sutrisno Sutrisno
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT. Kharisma Printex adalah sebuah perusahaan yang bergerak di industri tekstil yang memproduksi kain printing dan kain celup. Mesin utama yang digunakan dalam menunjang kegiatan produksinya yaitu mesin Rotari STORK. Jika mesin mengalami kerusakan dan mengakibatkan breakdown maka kegiatan produksi akan terhenti, sehingga PT. Kharisma Printex harus mampu mengetahui risiko-risiko yang didapat jika mesin tersebut mengalami kerusakan. Tingginya frekuensi kerusakan mesin Rotari STORK menimbulkan tingginya biaya perawatan dan risiko kerusakan yang merugikan. Oleh karena itu perlu dilakukan adanya kegiatan preventive maintenance secara optimal. Berdasarkan system breakdown structure, terpilih maintainable item (MI) yaitu MI dancing roll, MI padder roll, MI roll kloth guider, MI pompa obat, MI blanket, MI beam, MI washer, MI main motor blanket, MI conveyor, MI dryer, MI blower, MI main motor conveyor, MI tension bar, MI dancing matic, MI roll platter dan MI main motor platter. Maintainable item tersebut selanjutnya dijadikan objek penelitian untuk penentuan optimasi interval waktu perawatannya menggunakan metode Risk-Based Maintenance (RBM). Kegiatan perawatan yang optimal merupakan perawatan yang efektif dan efisien. Efektif ditandai dengan tingginya reliabilitas sistem, sedangkan efisien mengacu kepada kecilnya biaya perawatan dan risiko kerusakan yang kemungkinan muncul dari kegiatan perawatan yang sesuai dengan optimasi interval waktu perawatan. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan interval waktu perawatan optimal yaitu jam 1440 untuk dancing roll, 1440 jam untuk padder roll, 1080 untuk roll kloth guider, 540 jam untuk pompa obat, 540 jam untuk blanket, 480 jam untuk beam, 1080 untuk washer, 480 jam untuk main motor blanket, 1080 untuk conveyor, 720 untuk dryer, 720 untuk blower, 480 untuk main motor conveyor, 1080 untuk tension bar, 1440 untuk dancing matic, 1440 untuk roll platter dan 540 untuk main motor platter dengan nilai reliabilitas antara 0,3 sampai dengan 0,5. Kegiatan interval waktu perawatan usulan ini memberikan total risiko sebesar Rp 55.565.323,60 lebih kecil dibandingkan dengan total risiko perawatan existing yaitu sebesar Rp 102.754.312,77. Kata Kunci : reliabilitas, RBM, preventive maintenance, maintainable item, optimasi interval waktu perawatan
Penilaian Performansi Kinerja Reliability, Availability, dan Maintainability Dengan Menggunakan Simulasi Monte Carlo Pada Perangkat Pensinyalan Solid State Interlocking (SSI) Di DAOP 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia Ni Kadek Dewi Pradnyawati; Sutrisno Sutrisno; Rd. Rohmat Saedudin
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kereta merupakan salah satu transportasi yang terdapat di Indonesia. Untuk mengoperasikan sebuah kereta dibutuhkan suatu system yang terdiri dari beberapa bagian seperti lokomotif, gerbong, roda, jalur kereta dan system persinyalan kereta. Solid State Interlocking (SSI) merupakan salah satu system persinyalan yang terdapat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reliability, availability, dan maintainability pada system persinyalan SSI dengan menggunakan Blocksim 9.0, selain itu juga untuk mengetahui equipment yang memiliki persentase tinggi untuk menyebabkan system gagal berdasarkan RS FCI dan RS DTCI. Hasil yang akan didapatkan dari simulasi Blocksim adalah mampu mengetahui equipment yang memiliki tingkat kritis paling tinggi berdasarkan RS FCI dan RS DTCI. Berdasarkan hasil simulasi Blocksim dengan waktu 8760 jam didapatkan bahwa reliability system ketika 0% didapatkan pada waktu 1510 jam dengan availability 99.46%. Berdasarkan RS FCI equipment yang memiliki persentase tinggi untuk mengalami kerusakan adalah MPMC, MPM B, PPM A, MPM A, PPM B, sedangkan berdasarkan RS DTCI equipment yang memiliki persentase tinggi untuk menyebabkan system persinyalan SSI gagal adalah SIN, PPM A, PPM B, MPM A, dan MPM B. Untuk mencegah kegagalan system dapat dilakukan dengan menyiapkan equipment cadangan dan kemudian disusun secara parallel pada equipment dengan nilai RSFCI dan RS DTCI tertinggi. Kata kunci : Reliability, Availability, Maintainability, SSI, Blocksim 9.0