Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Rancangan Sistem Penilaian Kinerja Pt Kopegtel Batam Cemerlang Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard Dini Amalia; Budhi Yogaswara; Atya Nur Aisya
eProceedings of Engineering Vol 4, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pertumbuhan indeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (IP-TIK) di Indonesia setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Hal ini membuat persaingan antar perusahaan dalam bidang yang sama semakin kompetitif. Sehingga, mengharuskan perusahaan untuk memperhatikan kinerja organisasinya. Penilaian kinerja merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu perusahaan, karena kinerja mencerminkan tingkat keberhasilan seseorang selama periode waktu tertentu dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, penilaian kinerja juga digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dari sebuah organisasi dalam jangka panjang. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian kinerja yaitu dengan menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC). Metode BSC dianggap sebagai suatu metode penilaian kinerja yang tepat karena metode ini bukan hanya dapat mempertimbangkan kinerja keuangan, melainkan juga mempertimbangkan kinerja non keuangan seperti perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti tentang rancangan alat ukur penilaian kinerja menggunakan metode BSC dan menentukan nilai bobot kepentingan setiap Key Performance Indicators (KPI) berdasarkan perspektif BSC menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada PT Kopegtel Batam Cemerlang. Hasil penelitian menunjukan bahwa rancangan alat ukur penilaian kinerja menggunakan metode BSC menghasilkan 11 KPI. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode AHP diperoleh bahwa perspektif pelanggan mendapatkan hasil pembobotan tertinggi dengan nilai bobot sebesar 35.38%, nilai bobot tertinggi kedua didapatkan oleh perspektif keuangan dengan nilai bobot sebesar 27.33%, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mendapatkan nilai bobot sebesar 26.90% pada urutan ketiga, perspektif proses bisnis internal mendapatkan nilai bobot sebesar 10.38% pada urutan keempat. Kata Kunci: Penilaian Kinerja, Balanced Scorecard (BSC), Analitycal Hierarchy Process (AHP), Key Performance Indicators (KPI)
Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Pada Bank Xyz Menggunakan Pendekatan Integrated Performance Measurement System Aldrid Mochamad; Budhi Yogaswara; Atya Nur Aisya
eProceedings of Engineering Vol 4, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Bank XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa keuangan di bawah naungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam melaksanakan bisnisnya, Bank XYZ mempunyai kantor cabang pembantu (KCP). KCP merupakan bagian penting dari eksistensi Bank XYZ dalam persaingan pengadaan jasa keuangan. Dalam hal ini kinerja KCP harus tetap diatas perusahaan pesaing yang sejenis. Oleh karena, perlu adanya penelitian berupa usulan pengukuran dan bagaimana perbaikan kinerja perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan pesaing (bencmarking) dengan metode integrated performance measurement system (IPMS). Untuk memperoleh usulan sistem pengukuran kinerja, pertama-tama harus merancang daftar stakeholder requirement KCP Bank XYZ dan membuat kuesioner perbandingan dengan perusahaan sejenis. Setelah mendapatkan nilai gap, selanjutnya peulis membuat daftar objective berdasarkan nilai gap kuesioner. Setelah melakukan uji konsistensi daftar objective menggunakan analytical hierarchy process (AHP), dilanjutkan penelitian dengan membuat daftar key performance indicator (KPI). Selanjutnya dilakukan wawancara pada pihak KCP agar KPI yang dibuat tidak keluar dari target, visi dan misi KCP Bank XYZ. Setelah pihak KCP menyetujui KPI yang telah dibuat dan dilakukan pembobotan dengan menggunakan AHP. Dari hasil pembobotan KPI, KCP Bank XYZ dapat melakukan implementasian usulan pengukuran kinerja agar kinerja KCP tetap unggul dari perusahaan pesaing yang sama-sama bergerak dalam jasa keuangan. Dari hasil pengukuran tercipta 12 (dua belas) KPI dengan bobot yang paling tinggi yaitu 41,88% dengan KPI “waktu pelayanan terhadap pelanggan” dan yang terendah adalah “Kontribusi akademisi dalam peningkatan program kredit usaha mikro” dengan bobot hanya 0,33%. Kata kunci: KCP, Benchmarking, KPI, AHP, IPMS