Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemetaan Zona Potensi Penangkapan Ikan di Perairan Kabupaten Raja Ampat Menggunakan Citra Satelit Aqua Modis Dheni Rossarie; Dheni Kusumarani
Jurnal Aquafish Saintek Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Akuafish Saintek
Publisher : Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar dengan potensi kelautan dan perikanan yang melimpah. Kepulauan Raja Ampat dikenal sebagai kawasan konservasi yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi. Dalam konsep konservasi terdapat aspek pemanfaatan yang tidak dapat dipisahkan. Pada aspek pemanfaatan yang dilakukan oleh nelayan, umumnya masih bersifat tradisional, artisan, subsisten, dengan penggunaan jenis alat tangkap, teknologi, serta alat transportasi yang masih sederhana. Studi ini mencoba untuk memetakan zona potensi penangkapan ikan di Kepulauan Raja Ampat dan sebagian kecil area BLKB (Bentang Laut Kepala Burung) agar dapat memaksimalkan potensi hasil tangkapan ikan bagi nelayan. Penginderaan Jauh dimanfaatkan sebagai metode perolehan data dimana Klorofil-a dan Suhu Permukaan Laut (SPL) sebagai 2 informasi utama penelitian diekstrak dari sensor MODIS pada wahana satelit Aqua. Dengan resolusi spasial 4x4 km (atau 4.6 x 4.6 pada ekuator), dihasilkanlah peta tentatif Klorofil-a dan SPL pada Bulan April 2021 yang kemudian dianalisa sehingga didapatkan peta Zona Potensi Penangkapan Ikan. Setiap bin pada peta terbagi menjadi 2 kelas klasifikasi : potensial dan tidak potensial. Dengan parameter yang digunakan yakni Klorofil-a dengan rentang 0.3 – 2.0 mg/m3 untuk kategori potensial serta SPL dengan rentang 28-32°C, maka didapatkan hasil sebagian besar perairan di Kabupaten Raja Ampat, terutama pada bagian Selatan (Misool – Salawati) dinilai merupakan hotspot berkumpulnya ikan yang potensial sebagai zona penangkapan. Namun demikian, dengan mempertimbangkan prinsip keberlanjutan, penangkapan sebaiknya tidak dilakukan pada Kawasan Konservasi, terutama Zona Inti sebagai feeding, spawning, serta nursery ground ikan.
Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Laut Kegiatan Wisata Bahari Di Raja Ampat, Papua Barat Daya Gulam Arafat; Dheni Kusumarani
Jurnal Penataan Ruang Vol. 19 No. 1 (2024): Jurnal Penataan Ruang 2024
Publisher : Jurnal Penataan Ruang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v19i1.2757

Abstract

Dalam rangka mendukung upaya pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut yang berkelanjutan, salah satunya dengan memperhatikan aspek kesesuaian ruang laut dengan rencana zonasi yang ada. Kegiatan wisata bahari di kawasan konservasi perairan Raja Ampat merupakan salah satu kegiatan yang disatu sisi memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat, namun jika tidak dikelola dengan baik dapat memberikan dampak negatif bagi daya dukung lingkungan yang menjadi aspek penting di Raja Ampat. Tulisan ini bertujuan memberikan gambaran tentang kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang laut (KKPRL) untuk kegiatan wisata bahari di Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat. Pengambilan Data dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan kemudian dibandingkan dengan Dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi (RPZ) KKP Kepulauan Raja Ampat menggunakan perangkat lunak SIG. Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa kegiatan wisata bahari yang teridentifikasi umumnya berupa jasa penginapan/akomodasi dengan 63,16% memiliki cottage di atas laut dan 36,84% hanya jetty/dermaga, dengan cottage di darat. Sementara untuk analisis kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang laut, dengan membandingkan antara kegiatan pemanfaatan ruang laut terhadap dokumen rencana zonasi, teridentifkasi 9 kegiatan berada pada zona ketahanan pangan dan pariwisata yang telah sesuai dengan peruntukannya atau sebesar 47,37% dan 10 kegiatan atau sekitar 52,63% berada pada zona sasi dan pemanfaatan tradisional yang  mana kegiatan pariwisata diperbolehkan dengan syarat. Hal ini memperlihatkan bahwa kegiatan wisata bahari yang memanfaatkan ruang laut di Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat masih dalam lingkup yang sesuai peruntukannya dan tidak berada dalam zona yang tidak diperbolehkan / tidak sesuai peruntukannya sehingga masih mendukung pengelolaan yang berkelanjutan.