Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Faktor-Faktor Resistensi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Metro Mirhandika Febytry; Padmono Wibowo
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 2 No. 1 (2022): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.732 KB) | DOI: 10.31004/innovative.v2i1.168

Abstract

Dalam penelitian ini membahas tentang Resistensi yang dilakukan oleh Narapidana di Lembaga Pemayarakatan kelas IIA Metro. Sering terjadinya kasus kerusuhan sampai pembakaran Lapas di Indonesia serta kondisi lapas yang penuh sesak karena kelebihan kapasitas yang disebabkan oleh tingginya tingkat kejahatan di indonesia. Seseorang yang melakukan tindak kejahatan kosekuensinya dipidana di Lembaga Pemasyarakatan dan akan mengalami hilangnya kemerdekaan kebebasan bergerak dan pesakitan-pesakitan lainya akibat pemenjaraan sehingga narapidana akan berusaha mengurangi pesakitan-pesakitan ini dengan melakukan resistensi terhadap pihak Lapas khususnya di lokus penelitian yakni Lapas Metro. Sehingga penulis mengambil rumusan masalah bagaimana bentuk-bentuk resistensi yang dilakukan Narapidana dalam menjalani kehidupan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Metro. Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menemukan secara jelas bagaimana bentuk-bentuk resistensi yang dilakukan Narapidana di Lapas Metro. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Resistensi oleh James C Scott dan Teori pola adaptasi oleh Robert K merton dengan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dan teknik pengumpulan data yang dipergunakan yaitu kepustakaan dan penelitian lapangan berupa wawancara dan observasi serta dokumentasi. Bentuk resistensi yang dilakukan oleh Narapidana di Lapas Metro terbagi atas resitensi terbuka dan resistensi tertutup. Bentuk resistensi terbuka berupa penyerangan terhadap petugas, protes, kerusuhan, lobi-lobi 86, berbohong/alibi, tidak mengikuti pembinaan, penghormatan semu dan berpurapura. Sedangkan bentuk resistensi tertutup berupa pergunjingan, penyeludupan,peredaran dan menyembunyikan barang terlarang, penyimpangan seksual sampai upaya pelarian. Resistensi ini merupakan bagian daripada pola adaptasi yang kebanyakan bersifat menyimpang.