Kristophorus Divinanto Adi Yudono
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Autentisitas Bacaan dalam Buku Ajar BIPA “Sahabatku Indonesia” untuk Tingkat BIPA 4 Kristophorus Divinanto Adi Yudono
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Vol. 12 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpbs.v12i1.44666

Abstract

Autentisitas teks saat ini dipandang sebagai teks dengan tingkat yang lebih rendah atau tinggi. Penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan autentisitas teks pada buku teks BIPA "Sahabatku Indonesia" untuk BIPA Level 4. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah buku Ajar BIPA Tingkat 4 “Sahabatku Indonesia” yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016. Analisis data kualitatif dilakukan dengan tiga tahap yakni reduksi data, presentasi data, dan penarikan simpulan. Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk memperjelas analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaslian bacaan yang terdapat dalam buku pengajaran BIPA "Sahabatku Indonesia" untuk BIPA Level 4, masuk dalam kategorisasi materi 2 atau materi penyederhanaan karena adanya intervensi guru dalam mengubah atau memodifikasi bacaan. Teks bacaan pada buku ajar didominasi oleh bacaan yang telah mengalami proses simplifikasi. Simplifikasi dilakukan dengan mempertimbangkan capaian dan tujuan pembelajaran BIPA, serta menjadi fenomena yang biasa dilakukan ketika pembelajaran bahasa berada pada tahap permulaan maupun tahap madya atau tahap menengah.
Pola Intrinsik dan Subgenre Horor dalam Utas Horror Twitter Indonesia Periode 2019—2022 Kristophorus Divinanto Adi Yudono; Agustinus Djokowidodo
Sintesis Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/sin.v17i1.5414

Abstract

Utas KKN di Desa Penari menjadi penanda popularitas utas horor Indonesia pada media sosial. Sejak utas tersebut muncul di tahun 2019, hingga saat ini produksi utas horor terus berlangsung di media sosial Twitter. Penelitian dilakukan dengan tujuan 1) mendeskripsikan pola nilai intrinsik dan 2) mendeskripsikan subgenre horor utas horor Indonesia yang dipublikasi pada media sosial Twitter periode 2019-2022. Objek penelitian adalah utas horor Indonesia. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data berasal dari utas horor yang terpublikasi pada media soial Twitter selama tiga tahun, yakni sejumlah 185 utas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pola intrinsik pada utas horor selama tiga tahun terakhir, dengan persamaan tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan nilai moral, Pola tema utas horor adalah tema pesugihan dan santet. Pola alur adalah alur maju. Pola tokoh dan penokohan adalah orang berumur yang memahami ilmu magis. Pola latar yakni kengerian di malam hari, dengan persamaan latar tempat pada tempat yang ditinggalkan, serta latar belakang sosial berupa kebutuhan pemenuhan kesejahteraan hidup. Sudut pandang yang selalu digunakan adalah sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama pada cerita. Nilai moral yang senantiasa muncul pada utas horor tiga tahun terakhir adalah kebergantungan manusia terhadap alam. Pola subgenre horor yang dominan dalam utas horor tiga tahun terakhir adalah subgenre horor occult atau okultis. Subgenre horor ini adalah subgenre horor yang bertemakan pengusiran setan.
Realisme Magis dalam Naskah Drama Kejahatan Membalas Dendam Karya Idrus Tahun 1948 Kristophorus Divinanto Adi Yudono; Godang Lamtiur Sitanggang; Nugroho Widiyanto
Indonesian Journal of Performing Arts Education Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Jurusan Pendidikan Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ijopaed.v3i1.8602

Abstract

AbstrakRealisme magis merupakan karya sastra yang mengaburkan batas antara nalar dan luar nalar. Aliran ini tidak terlepas dari masyarakat Indonesia dengan masing-masing kepercayaan berkaitan magis/mistis yang merupakan unsur kebudayaan. Kajian ini dilakukan untuk menganalisis dan mendeskripsikan unsur realisme magis yang terdapat pada naskah drama Kejahatan Membalas Dendam karya Idrus. Analisis realisme magis pada naskah drama dilakukan berdasarkan penanda realisme magis yang dipetakan oleh Wendy Bush Faris. Pendekatan kajian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik dokumentasi literatur dilakukan sebagai metode pengumpulan data. Analisis dilakukan dengan simak catat, dengan cara membaca naskah drama dan mengklasifikasi naskah berdasarkan ciri realisme magis. Naskah Kejahatan Membalas Dendam karya Idrus memuat lima penanda realisme magis, yakni irreducible element, phenomenal world, unsettling doubt, merging realms, dan disruption identity. Penanda realisme magis ini tampak melalui dialog dan petunjuk lakuan atau tindakan tokoh. Berdasarkan hal tersebut, naskah Kejahatan Membalas Dendam karya Idrus tergolong naskah drama dengan unsur realisme magis. AbstractMagical realism is a literary work that blurs the boundaries between reason and beyond reason. This flow is inseparable from Indonesian society with their respective beliefs related to magic/mystics, which are elements of culture. This study was conducted to analyze and describe the elements of magical realism found in Idrus's drama Crimes of Revenge. The analysis of magical realism in the drama script is based on the markers of magical realism mapped by Wendy Bush Faris. The approach of this study is descriptive qualitative. The literature documentation technique is used as a data collection method. The analysis was carried out by observing notes, by reading the drama scripts and classifying the scripts based on the characteristics of magical realism. Idrus's manuscript of Evil Membas Revenge contains five magical realism markers: irreducible element, phenomenal world, unsettling doubt, merging realms, and identity disruption. This marker of magical realism can be seen through the dialogue and instructions for the behavior or actions of the characters. Based on this, the script for Crimes of Revenge by Idrus is classified as a drama script with elements of magical realism. 
POLA UNSUR INTRINSIK DAN SUBGENRE HOROR PADA UTAS HOROR TWITTER INDONESIA TAHUN 2021: Pattern of Intrinsic Elements and Subgenres of Indonesian Horror Threads on Twitter in 2021 Kristophorus Divinanto Adi Yudono
TOTOBUANG Vol. 11 No. 1 (2023): TOTOBUANG: EDISI JUNI 2023
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/totobuang.v11i1.434

Abstract

Abstract This study aimed to describe the pattern of intrinsic elements and subgenres of Indonesian horror threads on Twitter social media in 2021.The Intrinsic analyzing is performed by reading each horror thread to find patterns of themes, plots, characters and characterizations, settings, points of view, and moral elements. The Analysis of the horror subgenre was carried out based on the classification that Viktória Prohászková carried out. The results of the intrinsic analysis show that there is a pattern of intrinsic elements of horror threads published in 2021. The horror theme pattern is the theme of pesugihan practices. The plot pattern used is the forward plot. The character & characterization pattern is the existence of parental figures who understand magical science. The time-setting pattern is that horror events always occur at night. The setting of the place that is always used in the story is an abandoned place. The dynamics of lower-class society trying to achieve economic well-being became a pattern of social background. The viewpoint pattern used is the first-person point of view. The pattern of moral values that always appears is the observance of the norms of society. Based on the analysis of the horror subgenre, Twitter Indonesia horror threads in 2021 take in the occult horror subgenre. Keywords: intrinsic; subgenre; Twitter; thread; horror   Abstrak Kajian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan pola unsur intrinsik dan subgenre utas-utas horor Indonesia pada media sosial Twitter tahun 2021. Analisis intrinsik dilakukan dengan membaca setiap utas horor untuk menemukan pola tema, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan unsur moral. Analisis subgenre horor dilakukan berdasarkan klasifikasi yang dilakukan Viktória Prohászková. Hasil analisis instrinsik menunjukkan terdapat pola persamaan unsur intrinsik utas horor yang diterbitkan pada tahun 2021. Pola tema horror ialah tema praktik pesugihan. Pola plot yang digunakan adalah plot maju. Pola tokoh & penokohan ialah keberadaan tokoh orang tua yang memahami ilmu magis. Pola latar waktu ialah kejadian horor selalu terjadi pada malam hari. Latar tempat yang senantiasa digunakan dalam cerita ialah tempat terbengkalai. Dinamika masyarakat kelas bawah yang berusaha mencapai kesejahteraan ekonomi menjadi pola latar belakang sosial. Pola sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama. Pola nilai moral yang senantiasa muncul adalah ketaatan terhadap norma-norma masyarakat. Berdasarkan analisis subgenre horor, utas-utas horor Twitter Indonesia tahun 2021 masuk pada subgenre horor occult. Kata-kata kunci: intrinsik; subgenre; Twitter; utas; horor
ALIH WAHANA CERPEN “SAMBUTAN DI PEMAKAMAN AYAH” KARYA JUJUR PRANANTO MENJADI NASKAH DRAMA Kristophorus Divinanto Adi Yudono; Fransiskus Perdi Daya
PRASI Vol. 18 No. 01 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/prasi.v18i01.61131

Abstract

Alih wahana has become one of the trends in efforts to develop literary works. However, literary studies are still limited, especially studies on the conversion of short stories into drama scripts. The study was conducted with two objectives, including describing the variety of additions, subtractions, and changes in variations in the script of the play from the short story Sambutan di Pemakaman Ayah by Jujur Prananto. This research method is descriptive qualitative, by describing the various forms of differences between short story works and drama script works. The data in this study is in the form of short story texts, drama script texts, and drama performances. Data collection is carried out by observation and documentation techniques. Observation was carried out by participants by observing the staging of the play. Documentation is carried out on short story texts and drama script texts with a note-taking technique, namely finding aspects of the drama script that are different from short stories. Based on the results of the analysis, there are additions and subtractions to the drama resulting from the short story ride. Additions to the drama script are in the addition of scenes, dialogue, characterizations, and settings. Reduction of the drama script is done to the scenes, story characters, and plot. Changes in variations in drama scripts are found in changes in variations in points of view and characters. The difference is adjusted to the characteristics of the literary work of the play. Keywords : Alih wahana, short story, drama.   Abstrak Alih wahana menjadi salah satu tren dalam upaya pengembangan karya sastra. Meski demikian, kajian sastra alih wahana masih terbatas dilakukan khususnya kajian pada pengalihwahanan cerita pendek menjadi naskah drama. Penelitian ini dilakukan dengan dua tujuan, antara lain mendeskripsikan ragam penambahan, pengurangan, dan perubahan variasi pada naskah drama hasil alih wahana cerita pendek Sambutan di Pemakaman Ayah karya Jujur Prananto. Metode penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif, dengan mendeskripsikan ragam bentuk perbedaan antara karya cerpen dengan karya naskah drama. Data dalam penelitian ini berupa teks cerita pendek, teks naskah drama, dan pementasan drama. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan dokumentasi. Observasi dilakukan secara partisipan dengan mengamati pementasan drama. Dokumentasi dilakukan pada teks cerpen dan teks naskah drama dengan teknik simak catat, yakni menemukan aspek-aspek pada naskah drama yang berbeda dari cerpen. Hasil dari analisis alih wahana cerpen ini adalah terdapat penambahan dan pengurangan pada drama hasil alih wahana cerpen tersebut. Penambahan pada naskah drama terdapat pada penambahan adegan, dialog, tokoh-penokohan, dan latar. Pengurangan naskah drama dilakukan pada adegan, tokoh cerita, dan alur. Perubahan variasi pada naskah drama terdapat pada perubahan variasi sudut pandang dan tokoh. Perbedaan tersebut disesuaikan dengan karakteristik karya sastra naskah drama.
Emosi Dasar Hodaka dan Hina dalam Film Anime Tenki No Ko Karya Makoto Shinkai Katharina Dwinta Putri Yudono; Kristophorus Divinanto Adi Yudono
Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol 1 No 2 (2024): Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi
Publisher : Pijar Pustaka Widyadhana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap orang memiliki emosi atau perasaan yang ia bawa dalam diri masing-masing. Emosi ini bahkan dimiliki oleh tokoh fiksi yang kita lihat pada film, buku, dan juga anime. Tokoh-tokoh pada anime, baik film atau serial, memiliki emosinya masing-masing. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan emosi dasar tokoh Hodaka dan Hina pada film anime Tenki No Ko karya Makoto Shinkai. Film ini muncul pada tahun 2019 dan penelitian tentang emosi dengan film ini sebagai subjeknya masih terbatas. Secara umum, penelitian topik psikologis tentang anime juga masih terbatas dilakukan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui teknik dokumentasi dan menggunakan metode simak catat. Klasifikasi emosi dasar yang digunakan adalah klasifikasi emosi menurut paradigma David Krech. Data dikumpulkan dengan cara menyaksikan anime melalui pencatatan adegan-adegan tokoh Hodaka dan Hina yang sesuai dengan klasifikasi emosi dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat klasifikasi emosi dasar pada tokoh Hodaka dan Hina. Empat emosi dasar tersebut, antara lain senang, sedih, takut, dan marah. Meski demikian, bentuk emosi dasar yang dialami oleh Hodaka lebih bervariasi dibanding Hina. Tokoh Hodaka menunjukkan rasa sedih karena tidak tidak mendapat pekerjaan ketika tiba di Tokyo, sedangkan tokoh Hina tidak menunjukkan emosi sedih karena latar belakang tersebut.