Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN KEJADIAN MENARCHE DINI PADA SISWI KELAS IV - V DI SD NEGERI 2 WONOSARI GADINGREJO TAHUN 2018 Luthfiana Nurkusuma Ningtyas; Rahmi Khalida; Fitriana
Jurnal Gizi Aisyah Vol. 1 No. 1 (2018): Jurnal Gizi Aisyah
Publisher : Journal Aisyah University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.835 KB)

Abstract

Penurunan usia menarche dini merupakan faktor resiko terjadinya kanker ovarium dan dapat memperbesar terjadinya hiperplasia endometrium. Selain itu, pergeseran usia menarche ke usia yang lebih muda menyebabkan anak-anak mengalami stress emosional. Salah satu yang mempengaruhi menarche dini yaitu status gizi yang tidak normal, pengaruh dari lingkungan sosial, ras dan usia menarche ibu. Angka kejadian menarche di dunia banyak mengalami peningkatan. Indonesia sendiri di Jawa Tengah khususnya Kota Semarang terdapat 0,1% mengalami penurunan usia menarche. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SD N 2 Wonosari Gadingrejopada bulan November 2016 dari 10 anak-anak perempuan, 6 anak-anak perempuan (60%) diantaranya menarche dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan lingkungan sosial dengan kejadian menarche dini di SD N 2 Wonosari GadingrejoTahun 2018. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian siswi SD N 2 Wonosari Gadingrejokelas IV-V tahun 2018sebanyak 73 siswi.Sampel berjumlah 73 siswi, instrumen penelitian ada kuisioner dan alat ukur Tinggi badan dan Berat badan jenis data primer.Analisis data yang digunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian di SD N 2 Wonosari Gadingrejotahun 2018diperoleh proporsi menarche dini sebesar 46,6%, proporsi status gizi beresiko (berlebih) sebesar 16,4% dan proporsi siswi yang terpengaruh lingkungan sosial sebesar 50,7%. Hasil analisis hubungan status gizi dengan menarche dini diperoleh p-value= 0,031 (p-value<α) artinya Ha diterima, sedangkan hubungan lingkungan sosial dengan menarche dini diperoleh p-value = 0,001 (P value < α), yang artinya ada hubungan yang bermakna antara status gizi dan lingkungan sosial dengan kejadian menarche dini. Kesimpulan bahwa ada Hubungan Status Gizi Dan Lingkungan Sosial Dengan Kejadian Menarche Dini di SD N 2 Wonosari Gadingrejo Tahun 2018. Saran bagi siswi agar berupaya mengurangi atau mencegah terjadinya menarche dini dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan rutin berolah raga serta membatasi pengetahuan untuk anak-anak seusianya.Bagi institusi SD N 2 Wonosari GadingrejoSeputih Raman agar dapat memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi di lingkungan sekolah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan lingkungan sosial dengan kejadian menarche dini di SD N 2 Rukti Harjo Seputih Raman Tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian siswi SD N 2 Rukti Harjo kelas IV-V tahun 2017 sebanyak 73 siswi. Sampel berjumlah 73 siswi, instrumen penelitian ada kuisioner dan alat ukur Tinggi badan dan Berat badan jenis data primer. Analisis data yang digunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian di SD N 2 Rukti Harjo Seputih Raman tahun 2017 diperoleh proporsi menarche dini sebesar 46,6%, proporsi status gizi beresiko (berlebih) sebesar 16,4% dan proporsi siswi yang terpengaruh lingkungan sosial sebesar 50,7%. Hasil analisis hubungan status gizi dengan menarche dini diperoleh p-value= 0,031 (p-value<α) artinya Ha diterima, sedangkan hubungan lingkungan sosial dengan menarche dini diperoleh p-value = 0,001 (P value < α), yang artinya ada hubungan yang bermakna antara status gizi dan lingkungan sosial dengan kejadian menarche dini. Kesimpulan bahwa ada Hubungan Status Gizi Dan Lingkungan Sosial Dengan Kejadian Menarche Dini di SD N 2 Rukti Harjo Seputih Raman Tahun 2017. Saran bagi siswi agar berupaya mengurangi atau mencegah terjadinya menarche dini dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan rutin berolah raga serta membatasi pengetahuan untuk anak-anak seusianya. Bagi institusi SD N 2 Rukti Harjo Seputih Raman agar dapat memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi di lingkungan sekolah.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK DI PAUD MUTIARA BANGSA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2017 Rahmi Khalida; Luthfiana Nurkusuma Ningtyas
Jurnal Gizi Aisyah Vol. 1 No. 1 (2018): Jurnal Gizi Aisyah
Publisher : Journal Aisyah University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.402 KB)

Abstract

Pada tahun 2014 di Indonesia tergolong sebagai negara dengan status kekurangan gizi yang tinggi karena 5.119.935 balita dari 17.983.244 balita Indonesia (28,47 %) termasuk kelompok gizi kurang dan gizi buruk. Prevalensi nasional gizi buruk di Indonesia tahun 2010 pada balita adalah 4.9% dan gizi kurang pada balita adalah 17,9%. Tahun 2015 prevalensi gizi buruk di Indonesia turun menjadi 3.6%. Makanan bergizi memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhan gizinya berbeda dengan orang dewasa (Kemenkes 2015). Tujuan penelitian ini diketahui faktor yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak di PAUD Mutiara Bangsa Pringsewu Tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatancross sectional. Subjek penelitian adalah ibu yang memilki balita 36- 60 bulan di PAUD Mutiara Bangsa Pringsewu dengan populasi sebanyak 32 anak balita dan sampel penelitian menggunakan teknik sampling total sampling.Penelitian dilaksanakandi PAUD Mutiara Bangsa Pringsewu Tahun 2017..Teknik pengumpulan data primer yaitu dengan menggunakan kuesioner. analisa data univariat menggunakan persentasi dan analisis bivariat menggunakan uji chy square dengan alpa= 0,05. Berdasarkan hasil penelitian Tumbuh kembang didapatkan balita yang status gizi tidak normal sebanyak 14 (43,8%) responden, pendapatan orang tua yang memiliki anak balita 36 – 60 bulan didapatkan pendapatan orang tua per bulan pendapatan tinggi (< UMK Pringsewu) sebanyak 32 (60,6%) responden, pendidikan orang tua dalam kategori pendidikan tinggi (SMA – PT) sebanyak ­­­­­19 (59,4%) responden, jumlah saudara anak balita dalam kategori ideal (0 - 2 saudara) sebanyak ­­­­­16 (50%) responden sama dalam kategori tinggi (> 2 saudara). Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan pendapatan orang tua dan jumlah saudara dengan tumbuh kembang balita 36 – 60 bulan (nilai P - value sebesar a) dan (nilai P - value sebesar 0,285). Dan ada hubungan pendidikan orang tua dengan tumbuh kembang balita 36 – 60 bulan (nilai P - value sebesar 0,41 dan OR = 6,091).