Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Efektifitas Rehabilitasi Hutan Mangrove di Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau Diana Azizah; Yales Veva Jaya
Akuatiklestari Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v1i1.2356

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung tingkat efektifitas kegiatan rehabilitasi penanaman bibit mangrove di Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Metode yang dilakukan mengacu pada P-Dirjen BPDAS dan Hutsos No.P.1/V-SET/2013.  Efektifitas dihitung dalam satuan persentase yang meliputi pengukuran luas tanaman, jumlah dan jenis tanaman serta persentase tumbuh tanaman sehat. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di Kelurahan Tanjung Ayun, maka hasil penanaman bibit mangrove pada seluas 50 Ha area rehabilitasi selama penanaman awal (P0) hingga tahun berikutnya (P1) dengan jenis tanaman yang berhasil adalah Rhizophora sp dan rataan nilai keberhasilan tumbuh tanaman sehat yang efektif adalah 75,89%. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa efektifitas keberhasilan kegiatan rehabilitasi mangrove di Pulau Dompak memperoleh kategori baik dan berhasil.
STRUKTUR KOMUNITAS PERIFITON SEBAGAI PENENTU KUALITAS AIR DI PERAIRAN HUTAN MANGROVE KAMPUNG BULANG Nida’ Farah Abiyya; Tri Apriadi; Diana Azizah
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 3 No. 08 (2023): Cerdika : Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v3i08.658

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas perifiton dan mengetahui status kualitas air berdasarkan struktur komunitas perifiton yang terdapat pada perairan hutan mangrove Kampung Bulang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – April 2023. Lokasi pengambilan sampel ditentukan dengan cara purposive sampling. Jumlah titik sampling sebanyak 15 titik yang setiap titk sampling didasari oleh zonasi mangrove yang berdekatan dengan laut serta oleh pasang surut air laut dan intesitas cahaya yang masih memungkinkan untuk pengambilan sampel. Pengambilan sampel diambil dari akar mangrove Rhizopora sp, yang setiap titik diambil 1 sampel dengan interval waktu 2 minggu. Sampel perfiton di akar mangrove diambil dengan cara dikerik menggunakan transek kerikan seluas 2x2 cm. Pada penelitian ini jenis perifiton yang dijumpai yaitu ada 6 kelas dengan jumlah 13 genera. Kelas yang memiliki genus terbanyak yaitu: Bacillariophyceae (8 genera). Nilai kelimpahan perifiton mulai dari 2,739 – 763 ind/cm² dengan nilai kelimpahan tertinggi pada minggu ke 1 kemudian minggu ke 2 dan minggu ke 3. Penurunan kelimpahan pada setiap minggunya disebabkan karena terjadi pengkikisan terhadap substrat pada akar. Nilai keanekaragaman perifiton berkisar 1,52 – 1, 95 dengan nilai keanekaragaman tertinggi mulai minggu ke 1 dan minggu ke 2, terrendah minggu ke 3, dengan kategori rendah. Tingkat kesuburan pada perairan hutan mangrove Kampung Bulang termasuk kategori ß/?-mesosaprobik yang artinya tingkat pencemaran zat organik dan anorganik sedang.
Identification of Potential Silvo-Ecotourism Objects In The Mangsang Forest Area, Sei Beduk District, Batam Island febrianti Lestari; diana azizah; Rezal Hadi Basalamah
Jurnal Penelitian Kehutanan BONITA Vol 6, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Andi Djemma Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55285/bonita.v6i1.2688

Abstract

The potential for ecotourism in the Riau Islands has increased after the Covid 19 pandemic passed, with the largest number of foreign tourist destinations on Batam Island. One of the ecotourism potentials that can be developed is land forest management as part of the forest and land rehabilitation program by BPDASHL Sei Jang Duriangkang Riau Islands in Mangsang Village, Sei Beduk District. Several ecotourism activities have been developed but have not been managed well. One of the efforts to manage sylvo-ecotourism in Mangsang can be done by identifying sylvo-ecotourism potential. Identification was carried out by surveying and exploring the forest area around Mangsang Hill, Sei Beduk District. The data collected includes the type and condition of land forests, unique, interesting and rare types of fauna as well as potential tourism activities that can be developed. Based on the results, it was found that there is sylvo-ecotourism potential for sports spots such as downhill, tracking; natural spots such as the Mangsang waterfall and views of sunset, sunrise and views of the coast and islands around Batam City; as well as agricultural fruit harvest spots. It is feared that land clearing activities around the Predatory Hill area for settlement will cause sedimentation due to erosion around the Tembesi Reservoir.
Kelimpahan Ikan pada Ekosistem Padang Lamun di Perairan Pulau Terkulai Kota Tanjungpinang Khatimah, Khusnul; Azizah, Diana; Kurniawan, Dedy
Akuatiklestari Vol 8 No 2 (2025): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v8i2.6156

Abstract

Padang lamun memilki berbagai peranan dalam kehidupan ikan merupakan daerah asuhan, sebagai tempat mencari makan, dan daerah untuk mencari perlindungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan relatif ikan di ekosistem padang lamun dan menganalisis hubungan kerapatan lamun dengan kelimpahan ikan di Perairan Pulau Terkulai Kota Tanjungpinang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2023 di Perairan Pulau Terkulai Kota Tanjungpinang. Lokasi pengambilan sampel ditentukan dengan cara purposive sampling terbagi menjadi 4 stasiun yang terletak di bagian Barat, Utara, Timur, dan Selatan perairan Pulau Terkulai. Metode transek garis untuk pengambilan data lamun dan pengambilan data ikan dengan menggunakan jaring insang hanyut (gill net). Hasil penelitian mendapatkan total jumlah individu ikan sebanyak 74 individu terdiri dari 12 spesies, jenis ikan yang paling banyak ditemui setiap stasiun ialah Gerres oyena, Siganus javus dan Valamugil buchananii. Struktur komunitas ikan pada daerah padang lamun di perairan Pulau Terkulai menunjukkan nilai indeks keanekaragaman (H’) di stasiun 1,2,3 dan 4 pengamatan tergolong tinggi yang berarti tingkat kestabilan komunitas tinggi, nilai indeks keseragaman (E) yang diperoleh yaitu stasiun 1 sebesar 0,95, pada stasiun 2 diperoleh sebesar 0,94 Nilai ini mendekati 1 yang berarti bahwa jumlah individu di setiap spesies hampir sama stasiun 3 sebesar 0,69 dan stasiun 4 sebesar 0,48 nilai tersebut mendekati 0 yang berarti adanya jumlah individu yang terkonsentrasi pada satu atau beberapa jenis. Nilai indeks domiansi (C) pada masing-masing stasiun tidak ada yang mendominasi. Kerapatan padang lamun Perairan Pulau Terkulai tertinggi ditemukan pada Stasiun I dan terendah ditemukan pada Stasiun III, dengan kondisi tutupan berada dalam kondisi sedang. Hubungan kerapatan lamun dengan kelimpahan ikan di Perairan Pulau Terkulai ini memiliki hubungan positif antara kerapatan lamun dengan kelimpahan ikan dengan tingkat hubungan sangat kuat, yang berarti semakin tinggi kerapatan lamun maka keanekaragaman ikan semakin tinggi.