Kemunculan virus SARS-CoV2 atau Covid19 pada akhir 2019 telah menarik perhatian global, pada 30 Januari WHO menyatakan sebagai pandemi global. Per April 2023, kasus infeksi SARS CoV2 di dunia semakin meningkat dengan adanya varian terbaru. Di Indonesia kasus infeksi SARS CoV2 lebih dari 6 juta dan meninggal dunia lebih dari 150 ribu orang. Minyak atsiri (MA) terdiri dari campuran kompleks fitokimia yang mudah menguap dari berbagai golongan termasuk monoterpen, seskuiterpen, dan fenilpropanoid. Mekanisme utama dari MA dalam menghambat virus adalah MA menghambat langkah-langkah yang terlibat dalam perlekatan virus, penetrasi, replikasi intraseluler, dan pelepasan dari sel inang dan penghambatan enzim virus vital lainnya seperti PLProtease dan MainProtease. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi minyak atsiri (MA) sebagai antivirus terhadap Covid 19. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi literatur, dengan melakukan pencarian dari berbagai referensi baik artikel internasional maupun nasional yang dilakukan dengan menggunakan online database. Pencarian dilakukan pada artikel yang diterbitkan sejak tahun 2020-2023 melalui Pubmed, google scholar dan sciencedirect dengan kata kunci pencarian adalah : “Minyak atsiri” AND ”Antiviral” AND SARS CoV2”. Kriteria inklusi adalah jurnal internasional berbahasa inggris, jurnal nasional berbahasa indonesia yang terindeks dan terakreditasi. Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan 121 artikel ilmiah dengan kata kunci“Minyak atsiri” AND ”Antiviral” AND SARS CoV2” dan 35 artikel ilmiah yang memenuhi syarat inklusi. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa kandungan minyak atsiri tumbuhan andaliman, kayu putih, bawang putih, jahe, kayu manis, timi dan daun salam dapat digunakan sebagai antivirus terhadap infeksi virus Covid 19, sehingga perlu dilakukan uji lebih lanjut terhadap tanaman tersebut dan eksplorasi terhadap berbagai tumbuhan yang bermanfaat sebagai imunostimulan dan imunomodulator.