Cindy Widya Aulia
Departemen Biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Uji Efektivitas Bioinsektisida Formulasi Granula dari Ekstrak Daun Hibiscus tiliaceus terhadap Larva Spodoptera litura F. pada Tanaman Brassica chinensis Cindy Widya Aulia; Kristanti Indah Purwani
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 11, No 5 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v11i5.88921

Abstract

Tanaman Waru (Hibiscus tiliaceus) merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan senyawa aktif saponin, alkaloid, dan flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai bioinsektisida. Biopestisida merupakan pestisida yang berasal dari makhluk hidup yang memiliki senyawa organik dan memiliki kemampuan untuk menghambat dan atau membunuh hama tanaman. Tanaman pakcoy merupakan salah satu tanaman yang mudah terserang oleh hama, sehingga di Indonesia mengalami penurunan jumlah produksi. Ulat grayak (Spodoptera litura F.) merupakan hama utama yang menyerang tanaman sayuran, termasuk tanaman pakcoy. Uji penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi bioinsektisida dari bahan aktif daun waru (H. tiliaceus) dengan formulasi granula dalam mencegah serangan ulat grayak (S. litura) pada tanaman pakcoy (Brassica chinensis). Metode yang digunakan dalam uji penelitian ini yaitu metode ekstraksi dengan teknik maserasi dan pembuatan bioinsektisida formulasi granula dengan pencampuran beberapa formulasi bahan tambahan. Parameter yang diamati antara lain karakteristik granula, waktu efektivitas biopestisida terhadap mortalitas larva, serta morfologi larva sebelum dan sesudah perlakuan biopestisida. Hasil dari uji penelitian ini menunjukkan bahwa biopestisida dengan formulasi granula dari ekstrak daun waru efektif membunuh larva S. litura dengan durasi kematian yang berbeda, dimana perlakuan K2 merupakan hasil paling efektif dengan waktu kematian larva 3 jam setelah perlakuan dan pada P1, P2, dan P3 larva ulat grayak mengalami kematian setelah 48 jam.