Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

IMPLIKASI PENGGUNAAN PETA GEMPA 2010 PADA PERENCANAAN GEDUNG DI KOTA YOGYAKARTA Arfiadi, Yoyong
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 2 (2013)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.359 KB) | DOI: 10.24002/jts.v12i2.609

Abstract

Dalam tulisan ini dibahas implikasi penggunaan peta gempa 2010 dan peraturan yang baru        pada suatu sistem struktur rangka momen. Gedung yang ditinjau adalah gedung dengan penggunaan normal dan dengan jumlah lantai 4. Sebagai perbandingan dibahas desain gaya geser dasar pada struktur tersebut di Kota Yogyakarta untuk berbagai jenis tanah (klas situs), yaitu untuk tanah lunak, sedang dan keras. Dari hasil analisis diperoleh bahwa untuk gedung bertingkat sedang yang dibangun di atas tanah lunak, nilai gaya geser dasar berdasarkan RSNI 03-1726-201X lebih kecil dari nilai gaya geser yang dihitung berdasarkan SNI 03-1726-2002, walaupun dengan selisih yang tidak terlalu besar. Untuk gedung bertingkat sedang yang dibangun di atas tanah dengan kekerasan sedang, nilai gaya geser dasar dari RSNI 03-1726-201X lebih besar dari gaya geser dasar yang dihitung dengan SNI 03-1726-2002. Rasio gaya geser yang dihitung dengan RSNI 03- 1726-201X terhadap gaya geser yang dihitung dengan SNI 03-1726-2002 dapat mencapai 1,4. Demikian juga untuk gedung bertingkat sedang yang dibangun di atas tanah keras, gaya geser dasar yang dihitung dengan RSNI 03-1726-201X kira-kira 70% lebih besar dari gaya geser dasar yang dihitung dengan SNI 03-1726-2002.  Selain itu gaya geser yang dihitung dengan RSNI 03- 7126-201X pada tanah lunak lebih kecil dari gaya geser pada tanah sedang   dan keras. Hal ini terjadi karena parameter spektral respons percepatan desain pada RSNI 03-1726-201X mempunyai nilai  yang  kecil        untuk  tanah  lunak      dibandingkan dengan  nilai  parameter  spektral  respons percepatan desain pada tanah sedang dan keras, untuk rentang perioda struktur yang ditinjau.
DIAGRAM INTERAKSI PERANCANGAN KOLOM DENGAN TULANGAN PADA EMPAT SISI BERDASARKAN SNI 2847:2013 DAN ACI 318M-11 Arfiadi, Yoyong
Jurnal Teknik Sipil Vol 13, No 4 (2016)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2457.872 KB) | DOI: 10.24002/jts.v13i4.935

Abstract

Dalam tulisan ini dibahas perancangan kolom yang disesuaikan dengan SNI 2847:2013 dan ACI 318M-11. Untuk keperluan praktis, dikembangkan diagram-diagram sebagai alat bantu perancangan. Kolom yang ditinjau adalah kolom empat persegi panjang dengan tulangan pada keempat sisinya, di mana masing-masing sisi mempunyai luas tulangan yang sama. Dalam penurunan rumus-rumus dan grafik-grafik, tulangan dianggap sebagai pias baja dengan tebal tertentu yang sesuai dengan luas tulangan masing-masing sisi. Persamaan-persamaan keseimbangan gaya dan momen kemudian diturunkan untuk berbagai diagram regangan dan tegangan yang mungkin terjadi. Sebagai pendekatan, dalam penurunan persamaan, luas tulangan yang ditempati oleh baja desak tidak ditinjau.  Diagram-diagram untuk berbagai mutu beton dan baja selanjutnya dibuat untuk memudahkan perancangan kolom. Diagram interaksi dibuat tak-berdimensi, sehingga dapat digunakan untuk berbagai ukuran kolom. Dalam setiap diagram, disediakan beberapa rasio tulangan yang dapat digunakan untuk perencanaan. Diagram interaksi dibuat untuk kuat perlu, kuat nominal dan kapasitas maksimum. Dengan demikian diagram interaksi yang dikembangkan dapat digunakan untuk perencanaan kolom-kolom struktur sebagai kolom pada struktur rangka momen biasa, rangka momen menengah, dan rangka momen khusus menurut peraturan gempa yang berlaku. Pada bagian akhir disajikan beberapa aplikasi penggunaan diagram interaksi yang dibuat sebagai alat bantu perancangan.
Operator Kawin Silang pada Algoritma Genetik Riil untuk Variabel Rencana Selalu Positif Arfiadi, Yoyong
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 22, Nomor 2, DESEMBER 2016
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (914.505 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v22i2.12883

Abstract

Genetic algorithms have been used to solve various optimization problems. One of the advantages of genetic algorithms is that they have the ability to solve complex optimization problems in a simple way. By using genetic algorithms, the near global optimum can be achieved easily. Although in the early development, binary coded genetic algorithms are more popular, recently real coded genetic algorithms are widely used to solve engineering problem’s optimization. The advantage of using real coded genetic algorithms is the ability of the crossover operator to explore a larger domain of interest. As a result the use of crossover in real coded genetic algorithms may have a detrimental effect, as it can explore the domain that is very far from the expected domain. In the civil engineering area, most variables are positive. Therefore, it is needed to develop a crossover operator that can produce positive-only offspring. In this paper an asymmetric crossover is proposed to solve this problem. It is shown in the experiments that this crossover has a good performance in achieving optimum results.
PREDICTION OF DYNAMIC PARAMETERS OF STRUCTURES BASED ON MODAL ANALYSIS USING FDD Priyatmoko, Ricky; Arfiadi, Yoyong
Jurnal Teknik Sipil Vol 15, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.194 KB) | DOI: 10.24002/jts.v15i2.3718

Abstract

Dynamic behavior and system identification are important topic in monitoring and maintaining existing infrastructures. System identification using Frequency Domain Decomposition (FDD) is an operational modal analysis (OMA) in frequency domain used on experiment of shear frame model with random vibration method is validated by comparing output of FDD data using acceleration input from simulated model with output of FDD using acceleration result of experimental model. The result of acceleration data is recorded using USB accelerometer X16-1D then calibrated and analyzed using Matlab programs, data_procces.m and solve FDD_eksperiment.m to estimate the modal parameter of model structure. Compared with parameter modal of simulation model, FDD method with input simulated acceleration resulted in difference of 1.757% in first frequency and 0.462% in second frequency. Meanwhile for FDD method using acceleration of experimental model, resulted in difference of 6.3126% in first frequency and 7.7327% in second frequency. FFD method is fairly accurate in predicting the frequency of structure, but for difference of mode shapes in experimental is very big compared to simulated model therefore it can be concluded that, this modal parameter is cannot be detected in experimental model.
Aplikasi Metode Vektor Beban Penentu Lokasi Kerusakan pada Struktur Thick Plate Frans, Richard; Arfiadi, Yoyong
Jurnal Teknik Sipil Vol 15, No 4 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.648 KB) | DOI: 10.24002/jts.v15i4.3792

Abstract

Salah satu metode yang sering digunakan dalam mendeteksi kerusakan elemen dalam struktur adalah metode vektor beban penentu lokasi kerusakan. Hal ini dikarenakan metode ini cukup mudah untuk digunakan dan memberi hasil yang cukup memuaskan dalam mendeteksi kerusakan struktur. Pada penelitian-penelitian sebelumnya, metode vektor beban penentu lokasi kerusakan ini telah banyak diaplikasikan ke berbagai jenis (tipe) struktur misalnya pada struktur balok, struktur rangka, struktur portal, dan lain sebagainya, Oleh karena itu, pada penelitian ini, metode beban penentu lokasi kerusakan ini diaplikasikan pada struktur thick plate. Terdapat dua skenario pembagian elemen dengan masing-masing tiga skenario kerusakan. Skenario pembagian elemen yaitu struktur thick plate akan dibagi menjadi 4 elemen dan 81 elemen. Pemodelan yang digunakan adalah dengan menggunakan metode elemen hingga dengan mengasumsikan elemen pelat tersebut sebagai elemen eight-noded quadratic quadrilateral plate bending. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan dari metode vektor beban penentu lokasi kerusakan dalam menentukan elemen rusak. Berdasarkan hasil yang didapatkan, metode vektor beban penentu lokasi kerusakan cukup akurat dalam menentukan elemen yang diasumsikan mengalami kerusakan.
PENGARUH RANGKAIAN GEMPA UTAMA – GEMPA SUSULAN TERHADAP REDUNDANSI DAN KERUNTUHAN PROGRESIF STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN BETON BERTULANG Zacharias, Hendry David; Utomo, Junaedi; Arfiadi, Yoyong; Lisantono, Ade
Jurnal Teknik Sipil Vol. 18 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jts.v18i1.9601

Abstract

Rangkaian kejadian gempa meningkatkan kerusakan kumulatif pada struktur karena meningkatnya simpangan antar lantai, terutama untuk daerah potensi gempa kuat atau bangunan penting. Redundansi bergantung pada karakteristik dinamis dan geometris strukturnya serta sifat eksitasi gempa, peningkatan redundansi tidak dapat didefinisikan sebagai kriteria untuk meningkatkan perilaku seismik struktur, namun sangat berkaitan erat dengan keruntuhan progresif. Penelitian ini melihat pengaruh rangkaian gempa MSEq –ASEq terhadap redundansi dan keruntuhan progresif dari 16 model struktur rangka pemikul momen beton bertulang dengan variasi jumlah bentangan dan jumlah lantai tapi dengan luas denah yang sama, dengan melihat nilai simpangan antar lantai dan rotasi balok serta rasio gaya aksial terhadap kapasitas aksial kolom pada beberapa skenario pelepasan kolom. Rangkaian gempa MSEq-ASEq berpengaruh sangat signifikan terhadap kebutuhan redundansi struktur terlihat dari peningkatan nilai simpangan antar lantai namun tidak untuk keruntuhan progresif dimana tidak terjadi peningkatan nilai rotasi balok dan gaya aksial kolom (rasio ≈ 1). Menambah jumlah bentangan pada denah tidak selalu mengurangi besaran simpangan antar lantai, namum efektif untuk mengurangi nilai rotasi balok dan rasio gaya aksial terhadap kapasitas aksial kolom
PENGARUH RANGKAIAN GEMPA UTAMA – GEMPA SUSULAN TERHADAP REDUNDANSI DAN KERUNTUHAN PROGRESIF STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN BETON BERTULANG Zacharias, Hendry David; Utomo, Junaedi; Arfiadi, Yoyong; Lisantono, Ade
Jurnal Teknik Sipil Vol. 18 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jts.v18i1.9601

Abstract

Rangkaian kejadian gempa meningkatkan kerusakan kumulatif pada struktur karena meningkatnya simpangan antar lantai, terutama untuk daerah potensi gempa kuat atau bangunan penting. Redundansi bergantung pada karakteristik dinamis dan geometris strukturnya serta sifat eksitasi gempa, peningkatan redundansi tidak dapat didefinisikan sebagai kriteria untuk meningkatkan perilaku seismik struktur, namun sangat berkaitan erat dengan keruntuhan progresif. Penelitian ini melihat pengaruh rangkaian gempa MSEq –ASEq terhadap redundansi dan keruntuhan progresif dari 16 model struktur rangka pemikul momen beton bertulang dengan variasi jumlah bentangan dan jumlah lantai tapi dengan luas denah yang sama, dengan melihat nilai simpangan antar lantai dan rotasi balok serta rasio gaya aksial terhadap kapasitas aksial kolom pada beberapa skenario pelepasan kolom. Rangkaian gempa MSEq-ASEq berpengaruh sangat signifikan terhadap kebutuhan redundansi struktur terlihat dari peningkatan nilai simpangan antar lantai namun tidak untuk keruntuhan progresif dimana tidak terjadi peningkatan nilai rotasi balok dan gaya aksial kolom (rasio ≈ 1). Menambah jumlah bentangan pada denah tidak selalu mengurangi besaran simpangan antar lantai, namum efektif untuk mengurangi nilai rotasi balok dan rasio gaya aksial terhadap kapasitas aksial kolom