Kondisi geografis Desa Karangkemiri membuat tanah warga yang berada di Daerah Aliran Sungai(DAS) Serayu terancam hilang karena proses ablasi, sementara itu peluang terjadinya proses sedimentasisangat kecil bahkan bisa dikatakan tidak mungkin. Penelitian ini bertujuan mengetahui alasan warga desaKarangkemiri menjadi patuh membayar pajak atas tanahnya yang hilang akibat ablasi sungai Serayu danalasan warga Desa Karangkemiri memiliki harapan bahwa tanahnya yang hilang karena ablasi bisa kembalilagi menjadi miliknya. Pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara dengan warga danperangkat Desa Karangkemiri Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap. Analisis data menggunakan analisisdeskriptif dengan reduksi dan interpretasi. SPPT memang bukan bukti kepemilikan tanah, namun perubahanluas tanah yang menjadi obyek pajak hanya akan terjadi bila terdapat pengajuan penghapusan atas hak milikatas tanah. Oleh karena itu warga Desa Karangkemiri tetap patuh membayar PBB atas tanahnya yang hilangdengan harapan bila tanah tersebut muncul kembali tetap berstatus menjadi miliknya. Namun bila tanahtersebut muncul kembali setelah penghapusan statusnya dari obyek pajak dalam SPPT menyebabkan statustanahnya menjadi tanah tidak bertuan dan dimiliki oleh Negara. Harapan warga Karangkemiri terhadapkembalinya tanah yang hilang berargumen dengan kejadian serupa di Desa Karangrena dan prosessedimentasi perairan antara tanah Platar atau Nusa di Desa Kesugihan Kidul. Untuk mempercepat proseskembalinya tanah yang hilang, warga menanami bantaran sungai dengan pohon waru dan bambu sertamemasang patok-patok agar lumpur, pasir dan sampah yang terbawa arus Sungai Serayu bisa terkumpul danmembentuk daratan baru sebagai penjelmaan tanahnya yang hilang.