Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengobatan Patah Tulang Bara Api “Talou” Desa Liang Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah Pudyastuti, Rita Rena; Kariyadi, Kariyadi; Saleh Dunggio, Abdul Rivai; Setyowati, Sri Eny; Horhoruw, Andrias
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v6i2.3812

Abstract

Pengobatan tradisional atau pengobatan alternatif merupakan pengobatan yang digunakan sejak jaman dahulu yang diturunkan dan dikembangkan secara bertahap dari generasi ke generasi berdasarkan tingkat pemehaman manusia terhadap pengetahuan dari masa ke masa. Banyaknya kasus kecelakaan di Maluku dari tahun 2013-2016 terjadi peningkatan kecelakaan lalulintas dengan meningkatnya pengendara mobil dan juga motor. Kebanyakan kecelakaan lalulintas mengakibatkan terjadinya patah tulang pada pengendara motor/mobil. Pengobatan bara api di desa Liang merupakan salah satu alternatif yang sering dipilih untuk proses pengobatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengobatan Bara Api “Talou” Terhadap Proses Penyembuhan Pasien Tulang Patah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui fisiologis proses penyembuhan patah tulang “Talou” dari perpaduan bara api, minyak kelapa dan daun pisang abu-abu. Sampel dalam penelitian ini adalah terapis yang melakukan pengobatan patah tulang dengan bara api “Talou” di Desa Liang sebanyak 9 orang. Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara mendalam kepada responden kemudian dilakukan reduksi data hingga diperoleh kesimpulan. penelitian diperogambaran bahwa Bahan yang utama digunakan dalam pengobatan patah tulang bara api meliputi bara api yang diperoleh melalui pembakaran dari arang atau kayu yang terpilih; beberapa lembar daun pisang abu-abu yang terpilih; dan minyak kelapa. Sedangkan alat / bahan lainnya digunakan jika membutuhkan peralatan tersebut yaitu spalk dari gaba-gaba dan kain pembalut elastis. Proses pengobatan patah tulang dengan bara api dikerjakan secara rutin setiap hari sampai sembuh dan benar-benar tulang menjadi kuat untuk beraktifitas. Setiap kali pengobatan dengan bara api dikerjakan secara berulang sampai 3 kali. Disarankan kepada terapis untuk melanjutkan praktik pengobatan dengan prinsip yang baik dan benar sekaligus dapat mengurus ijin praktik. Kepada Dinas Kesehatan dirankan agar melakukan pembinaan dan memberikan rekomendasi agar praktik pengobatan komplementer yang dilaksanakan oleh masyarakat mempunyai perlindungan hukum.
Effect of Early Mobilization on Intestine Peristaltic in Post Laparatomy Surgery in Inpatient Room Noor, Mohammad Arifin; Rusli, Rusli; Dunggio, Abdul Rivai Saleh; Aditia, Donny; Horhoruw, Andrias; Achmad, Viyan Septiyana; Febrianti, Nur
International Journal of Health Sciences Vol. 1 No. 3 (2023): IJHS : International Journal of Health Sciences
Publisher : Asosiasi Guru dan Dosen Seluruh Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59585/ijhs.v1i3.102

Abstract

Mobilization is an independent action for a nurse in carrying out nursing care for post-surgical patients. Many benefits can be achieved from early postoperative mobilization exercises, including increasing the speed of breathing depth, increasing circulation, increasing urination and metabolism. Laparotomy is an action involving the abdominal cavity that can be performed with open surgery. This research aims a. maintain body functions and prevent deterioration and restore the range of motion of certain activities so that sufferers can return to normal or at least be able to meet their daily needs. b. Streamlining blood circulation. c. helps breathing to become strong for and to determine the effect of early mobilization on intestinal peristalsis in postoperative laparotomy patients in the Inpatient Room of the Nene Mallomo Regional General Hospital. The research design used in this study was a quasi-experimental design: non-equivalent control group design. This research was carried out by providing intervention in the form of giving early mobilization. While the control group was not given any treatment by the researchers apart from observing intestinal peristalsis. Sampling was carried out by purposive sampling method with a total sample of 30 people consisting of a control group and a treatment group of 15 people each, then the results were tested by means of the Independent Sample T-Test with a significance level of α = 0.05. The results of this study found that changes in intestinal peristalsis in postoperative laparotomy patients in the Inpatient Room of the Nene Mallomo Regional General Hospital in the group given early mobilization (treatment group) averaged 11.200 (±0.262), changes in intestinal peristalsis in postoperative laparotomy patients in the Inpatient Room of the Nene Mallomo Regional General Hospital in the control group the average was 1.533 (± 0.723), and there was an effect of early mobilization on changes in intestinal peristalsis in postoperative laparotomy patients in the Inpatient Room of the Nene Mallomo Regional General Hospital (p=0.001 ). The conclusion is that early mobilization can increase intestinal peristalsis in post-laparotomy patients in the Inpatient Room of the Nene Mallomo Regional General Hospital so that it is expected that health workers will continue to carry out early mobilization in post-laparotomy patients and in post-laparotomy patients as early as possible to speed up the recovery process. function of the patient's digestive system.
Pengaruh Buku Saku Pencegahan Tuberkulosis Bagi Anak Terhadap Peningkatan Pengetahuan di SD Banguntapan Bantul Yogyakarta Pudyastuti, Rita Rena; Kariyadi, Kariyadi; Nuryani, Siti; Horhoruw, Andrias; Tomasoa, Johanna
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8498

Abstract

Di Kota Yogyakarta sendiri pada tahun 2021 memiliki kasus kematian TBC sebanyak 51 orang.  TBC ini penularannya bisa melalui kerabat ataupun warga sekitar rumah mereka.atau tempat kerja atau teman bergaul. Dinas Kesehatan Bantul melaporkan temuan 1.216 kasus TBC di wilayahnya sepanjang periode Januari-November 2022. Penyakit TBC bisa menular kepada Anak ketika penderita TB aktif batuk, bicara, bersin, bernyanyi, serta berbicara tanpa masker atau pelindung. Percikan cairan dari saluran pernapasan yang mengandung bakteri penyebab TBC ini dapat terhirup dan masuk ke paru-paru Anak. Setelah kuman TBC masuk, Anak bisa mengalami infeksi dan merasakan beberapa gejala TBC selang dua sampai 12 minggu kemudian. Buku Saku Pencegahan Tuberkulosis ini adalah untuk menyebarluaskan informasi tentang TBC kepada seluruh siswa SD dan khususnya kepada ekosistem pendidikan tentang pencegahan, penularan, pemeriksaan, dan pengobatan TBC yang berkualitas. Selain itu untuk memperkuat peran satuan pendidikan dalam pembentukan karakter dan perubahan perilaku menuju hidup bersih dan sehat. Gerakan ini menjadi penting karena TBC tadi sudah jelas menyerang semua kelompok umur termasuk anak-anak yang dalam laporan ada sekitar 1,12 juta anak di dunia terinfeksi TBC. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh buku saku pencegahan Tuberkulosis  bagi Siswa Sekolah Dasar dalam meningkatkan pengetahuan siswa tentang pencegahan Tuberkulosis bagi dirinya dan juga teman, keluarga dan lingkungannya. Proses penelitian yaitu membuat buku saku pencegahan Tuberkulosis bagi siswa SD, yang dibagikan siawa SD  selama 1 minggu untuk dipelajari, dengan  jumlah siswa 30 orang. Analisa penelitian ini dengan menggunakan uji T, untuk mengetahui pre dan postest evaluasi tentang  buku saku Pencegahan Tuberkulosis bagi Siswa SD. Hasil penelitian ini adalah Rerata pengetahuan siswa sebelum diberikan buku saku Tuberkulosis untuk Anak sebesar 16,33 atau 82,6 %, Rerata  pengetahuan siswa  setelah diberikan buku saku Tuberkulosis untuk Anak sebesar 28,00 atau 96,6 %, Buku saku Tuberkulosis untuk Anak cukup efektif dengan peningkatan pengetahuan  sebesar 11,77%.