Amelia Tiara Anggreini
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Guru di Era Kurikulum Merdeka Belajar di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong Amelia Tiara Anggreini; Sabar Narimo
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 17, No 3 : Al Qalam (Mei 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v17i3.2127

Abstract

Pendidikan merupakan proses memfasilitasi pembelajaran, atau perolehan pengetahuan, keterampilan, nilai, moral, kepercayaan, dan kebiasaan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Merdeka Belajar dalam penetapan kelulusan Siswa. Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Pembelajaran akan lebih maksimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan memperkuat kompetensinya. Penelitian dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong yang terletak di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Penelitian dilaksanakan pada saat Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) II selama satu bulan dua minggu. Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti juga memperkuat penelitian dengan mencari data dari sumber lain. Peran guru dalam Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong selain mengajar guru mampu berkarya di platform merdeka belajar. Siswa juga diberi kebebasan untuk mengakses materi pada sumber-sumber lain. Siswa mampu berinovasi dan mengembangkan apa yang dimilikinya. Hambatan-hambatan yang dirasakan oleh guru pada saat Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong yaitu 1) Guru masih mengandalkan buku paket maupun yang lainnya, tidak mencoba mencari dari sumber lain 2) kurangnya literasi dan minimnya referensi 3) Sulitnya akses digital atau internet 4) Kompetensi guru yang kurang memadai.