Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Menurunnya produktivitas bawang merah menurun karena menurunnya kesuburan tanah yang disebabkan aplikasi pupuk anorganik yang berlebih dan terus menerus. Kombinasi pupuk hayati dan NPK dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan juga dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap tanah dan produktivitas bawang merah. Penelitian dilaksanakan di Desa Bocek, Jawa Timur, pada Mei-Juli 2023. Bahan yang digunakan dalam adalah bawang merah varietas batu ijo, pupuk hayati Bioto Grow Gold (BGG), dan NPK mutiara (16-16-16). Metode penelitian adalah RAK, dua faktor perlakuan. Data dianalisis menggunakan Uji F dan dilanjutkan uji beda nyata jujur taraf 5%. Bawang merah menunjukan pertumbuhan yang optimal pada pengaplikasian pupuk hayati dengan dosis 9 ml L-1 dan pupuk NPK 500 kg ha-1 pada umur 30 dan 40 HST. Dosis pupuk hayati 9ml L-1 dan NPK kg ha-1 menghasilkan panjang tanaman lebih tinggi dibandingkan dosis yang lain. Pengaplikasian pupuk hayati 9 ml L-1 menghasilkan jumlah daun, jumlah anakan, dan jumlah umbi lebih banyak dibandingkan dosis lainnya. Dosis pupuk NPK 500 kg ha-1 menghasilkan jumlah daun, jumlah anakan, dan jumlah umbi lebih banyak dibandingkan dosis lainnya. Hasil bawang merah menunjukkan interaksi antara pengaplikasian Pupuk hayati dan pemupukan NPK. pupuk hayati 9ml L-1 menghasilkan bobot basah tanaman, bobot basah umbi dan bobot kering umbi yang lebih tinggi dibandingkan dosis lain. Dosis pupuk NPK 400 kg ha-1 menghasilkan bobot basah tanaman, bobot basah umbi dan bobot kering umbi yang lebih tinggi dibandingkan dosis lain.