Cerpen “Hujan Yang Tak Bersuara” karya Lian Lubis merupakan salah satu cerpen yang mengalami ekranisasi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan perubahan-perubahan yang terjadi pada transformasi cerpen “Hujan Yang Tak Bersuara” ke dalam film pendek. Data yang diperoleh bersumber dari cerpen “Hujan Yang Tak Bersuara” dalam buku Ayah Selalu Dikejar Anjing karya Lian Lubis, dan film pendek Hujan Yang Tak Bersuara karya Sutradara Ilham M Ardinan dan Rivan Mandala. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deksriptif. Cerpen “Hujan Yang Tak Bersuara” dan film pendeknya sama-sama mengangkat perihal pengalaman mistis penjaga hutan dan mitos yang ada di sekitar lingkungan Taman Hutan Raya Djuanda. Ekranisasi mengakibatkan cerpen dan film pendeknya memiliki perbedaan. Perbedaan dipicu oleh adanya perubahan saat transformasi. Perubahan yang ditemukan pada ekranisasi cerpen “Hujan Yang Tak Bersuara” berupa penambahan, pengurangan, dan perubahan bervariasi dari cerita, tokoh, alur, serta latar. Perubahan dilakukan untuk membuat visualisasi pada film pendek menjadi lebih menarik. Secara keseluruhan, perubahan yang terjadi masih relevan dan tidak menimbulkan perbedaan makna dengan cerpennya.