Usaha peternakan sapi di Indonesia sebagian besar masih merupakan peternakan rakyat. Pola pemeliharaan yang tradisional, serta kepemilikkan ternak relatif sedikit antara 2-3 ekor/peternak. Hal ini yang menjadi kendala dalam pengembangan usaha ternak sapi di pedesaan Indonesia, termasuk di Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung. Data BPS Kecamatan IV Nagari menunjukan bahwa tidak ada peningkatan populasi ternak sapi selama 5 tahun terakhir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kendala teknis dalam pengembangan ternak sapi di Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung. Lokasi penelitian adalah ke-5 nagari/desa yang berada di Kecematan IV Nagari Kabupaten Sijunjung. Ressponden penelitian adalah 61 orang peternak sapi yang ditentukan secara purposive sumpling. Penelitian ini menggunakan metode survey (observasi) dengan menggunakan Pendekatan Analisa Data Primer dan Pendekatan Analisa Data Sekunder. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif dengan IBM SPSS Statistics 26. Hasil penelitian didapat: peternak sapi masih tergolong usia produktif (98%) dengan jenis kelamin laki-laki (92%), tingkat pendidikan terbanyak SLTA (49%) dengan pengalaman beternak antara 1-5 tahun (83%). Aspek teknis pemeliharan; semua ternak sudah dikandangkan (kandang individu: 53%), pakan berasal dari rumput lapangan dan leguminosa, pengendalian dan pencegahan penyakit belum optimal 6%, system perkawinan 93% aseptor IB. Kendala teknis pengembangan ternak sapi di Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung sangat dipengaruhi oleh sumber daya peternak dan sifat pemeliharaan ternak sapi yang belum berorientasi usaha/bisnis.