Indonesia saat ini memiliki kapasitas produksi tahu 2,56 ton/tahun. Limbah cair tahu yang dialirkan langsung ke saluran pembuangan tanpa di olah terlebih dahulu akan menjadi masalah bagi lingkungan. Salah satu teknik pengolahan air limbah adalah dengan menggunakan trickling filter dengan media bioball. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah cair tahu dengan trickling filter menggunakan media bioball. Sampel limbah cair tahu sebanyak 40 Liter, di peroleh dari Desa Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Penurunan konsentrasi limbah cair diamati melalui parameter nilai COD, pH dan TSS dan pengukuran total koloni pada biofilm. Eksperimen dilakukan dengan variasi jumlah media bioball sebanyak 50, 100 dan 150 bioball dan variasi waktu 8, 24, 72 dan 168 jam. Pada pengukuran COD dengan variasi 150 bioball menggunakan waktu 168 jam didapatkan penurunan yang signifikan yaitu sebesar 78,79%. Sementara, pada pengukuran TSS dengan variasi 150 bioball menggunakan waktu 168 jam didapatkan hasil penurunan sebesar 75,93%. Sedangkan untuk eksperimen peningkatan pH didapatkan hasil yaitu sebesar 8,3. Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi jumlah media bioball dan variasi waktu mempengaruhi proses degradasi dalam reaktor trickling filter dan telah memenuhi standar baku mutu sesuai dengan peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014. Serta, hasil total koloni bakteri yang didapatkan pada variasi 150 bioball selama 28 hari yaitu 6,2×105 Cfu/ml menunjukkan bahwa semakin lama masa inkubasi biofilm dapat mempercepat laju degradasi terhadap parameter COD, TSS, dan pH pada limbah cair tahu.