Endang Budiati
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Mitra Indonesia, Lampung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONVERSI SPUTUM YANG TERTUNDA PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG Bernice Rizki Novera; Dyah Wulan Wardani; Endang Budiati
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 4 (2023): Volume 10 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i4.9930

Abstract

Abstrak: Faktor yang Berhubungan dengan Konversi Sputum yang Tertunda Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Kota Bandar Lampung. Konversi sputum merupakan penemuan dari tidak ditemukanya basil Mycobacterium tuberculosis pada BTA positif pada kultur sputum yang diambil pada akhir bulan kedua. Berdasarkan data angka penemuan kasus TB paru di Provinsi Lampung diketahui terjadi kenaikan dari tahun 2017, 2018 dan 2019 sebesar 28%, 44,39% dan 54%, namun di tahun 2020 terjadi penurunan sebesar 36%, angka ini juga belum mencapai target yang sudah ditetapkan yaitu 70%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis  faktor yang berhubungan dengan  konversi sputum yang tertunda pada pasien TB paru di Kota Bandar Lampung. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan case-control. Teknik pengambilan sampel purposive sampling, sampel didapat dengan melihat data pasien TB yang tercatat pada SITB. Penelitian dilakukan pada 9 puskesmas dan didapatkan 62 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi merokok (91.9%), tidak konsumsi alkohol (64.5%), tidak patuh minum obat (74.2%), diabetes (80.6%), tidak HIV (91.9%), malnutrisi (62.9%), jarak akses yang jauh (67.7%), kondisi lingkungan yang tidak layak huni (83.9%), tidak adanya PMO (61.3%), tidak adanya dukungan keluarga (69.4%), tidak adanya dukungan petugas kesehatan (69.4%) dan konversi sputum yang tertunda (50.0%). Berdasarkan hasil analisis multivariat didapatkan variabel akses pelayanan kesehatan paling berpengaruh dan merupakan variabel dominan dengan OR: 44.123.