Tantangan lembaga pendidikan kini dapat ditandai dengan meningkatnya persaingan lembaga, serta banyak penawaran jasa lembaga pendidikan. Penawaran pendidikan tersebut bertujuan untuk dapat menjaga kualitas dan mampu memasarkan lembaganya. Ketika penerimaan calon peserta didik baru, masyarakat kini mulai pandai dalam memilih lembaga pendidikan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan haruslah memiliki citra yang baik dalam pandangan masyarakat. Untuk menciptakan brand image lembaga pendidikan, maka diperlukan pemasaran pendidikan dan strategi yang tepat, diantaranya adalah teori marketing 7P. Sebagai lembaga pendidikan, Yayasan Kanzus Sholawat melakukan pemasaran pendidikan menggunakan bauran pemasaran jasa pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian dengan batasan masalah penelitian tentang bagaimana manajemen pemasaran pendidikan, bagaimana implementasi pemasaran pendidikan, dan bagaimana pemasaran pendidikan dalam meningkatkan brand image Yayasan pondok pesantren. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara terbuka, observasi partisipasi dan dokumentasi. Dari proses penelitian ditemukan hasil bahwa yayasan pondok pesantren KANZUS SHOLAWAT melakukan pemasaran pendidikan dengan waktu yang singkat mampu menarik banyak peserta didik. Bauran pemasaran pendidikan produk Yayasan KANZUS SHOLAWAT memiliki 2 basis kurikulum, yakni kemenag, dan pesantren. Selain itu, ditemukan pula bahwa tarif relatif murah, dan tempat strategis namun tidak berada di samping jalan raya utama. Promosi dilakukan secara offline dan online dengan memaksimalkan semua masyarakat Yayasan, serta penggunaan sarana dan prasarana memadai. Pemasaran pendidikan yang dilakukan mampu membuat peningkatan brand image tambah tinggi sehingga menambah anggapan baik dari masyarakat.