Anis Sudjana
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PROSES KREATIF FONNA MELANIA DALAM PENCIPTAAN MOTIF "MASAGI" BATIK LOKATMALA KOTA SUKABUMI JAWA BARAT Isma Awal Fitroh Cahyani; Agus Cahyana; Anis Sudjana
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i1.2332

Abstract

The Masagi batik motif is the first batik motif produced by the Lokatmala batik house, created by a batik designer/craftsman named Fonna Melania. Initial and pre-designed ideas in the creation of Masagi motifs identify a problem or background in the creative process of creating unique and distinctive motifs. This study aims to describe (1) Fonna Melanias creative process in creating the Masagi motif. (2) Fonnas level of creativity in creating the Masagi motif. (3) Aesthetics of the Masagi motif. This research will use a qualitative descriptive method, with a theoretical approach to the psychology of art and aesthetics. Data were collected through interviews, observations and documentation and descriptive data analysis techniques through research data reduction, research data presentation and conclusion. Keywords: batik, Masagi motif, creative process, Fonna Melani ------------------------------------------------------------------------------------ motif batik Masagi merupakan motif batik pertama yang diproduksi oleh rumah batik Lokatmala, diciptakan oleh seorang desainer/pengrajin batik bernama Fonna Melania. Gagasan awal dan pradesain dalam penciptaan motif Masagi mengidentifikasi suatu masalah atau latar belakang dalam proses kreatif penciptaan motif yang unik dan khas. Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan (1) Proses kreatif Fonna Melania dalam penciptaan motif Masagi. (2) Tingkat kreativitas Fonna dalam menciptakan motif Masagi. (3) Estetika motif Masagi. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan pendekatan teori psikologi seni dan estetika. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dan teknik analisis data secara deskriptif melalui cara reduksi data penelitian, penyajian data penelitian dan penarikan kesimpulan. Kata kunci: batik, motif Masagi, proses kreatif, Fonna Melania.
DASAMUKA PEJAH SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS Yuda Junaedi; Agus Cahyana; Anis Sudjana
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 1 (2024): TRADISI KARYA RUPA DESAIN
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v12i1.3508

Abstract

This study highlights the importance of examining the tragic and romantic expressions of Dasamuka, the antagonist character in Ramayana paintings, as a reflection of Indonesian culture from a contemporary perspective. These artworks serve as a means to understand the complexity of human nature within the context of Indonesia’s rich historical and cultural heritage. The research employs an indirect method with specific stages, including material selection, visual sketches of Dasamuka, choosing object interactions, and selecting narrative backdrops with glimpses of tragic stage elements, expressive movements, lighting techniques, and finishing touches. The result is a painting that portrays the tragic and romantic expressions of Dasamuka, honing the artist’s ability to create unique and expressive works while preserving Indonesian cultural values. By placing the antagonist character at the center of discussion, this Ramayana painting offers a new dimension to the classic tale and invites the audience to realize that each character has their own story and reasons. Through this artwork, Indonesian society, especially the younger generation, is reminded of the importance of preserving cultural identity and local wisdom values. Moreover, this artwork serves as a means to strengthen and preserve Indonesia’s cultural identity amidst the rapid waves of globalization. Keywords: Dasamuka, Ramayana, paintings, Indonesian culture. --------------------------------------------------------------------- Kajian ini menyoroti pentingnya mengkaji ekspresi tragis dan romantis Dasamuka, tokoh antagonis lukisan Ramayana, sebagai cerminan budaya Indonesia dari perspektif kontemporer. Karya seni ini merupakan cara untuk memahami kompleksitas sifat manusia dalam konteks sejarah dan budaya Indonesia yang kaya akan warisan tradisi.Metode penelitian adalah metode tidak langsung dengan langkah-langkah pemilihan material, sketsa visual Dasamuka, interaksi objek dan pemilihan tetap naratif dengan kilasan tragedi panggung, gerakan ekspresif, teknik lighting dan finishing. Hasilnya adalah lukisan yang menghadirkan ekspresi tragis dan romantis Dasamuka, mengasah kemampuan seniman dalam menciptakan lukisan yang unik dan ekspresif, serta melestarikan nilai-nilai budaya Indonesia. Dengan menjadikan tokoh antagonis sebagai pusat perbincangan, lukisan Ramayana ini menawarkan dimensi baru pada cerita klasik dan mengajak penonton untuk menyadari bahwa setiap tokoh memiliki cerita dan alasannya masing-masing. Melalui karya seni ini, masyarakat Indonesia khususnya generasi muda diingatkan akan pentingnya menjaga identitas budaya dan nilai-nilai kearifan lokal. Selain itu, karya seni ini menjadi sarana untuk memperkuat dan melestarikan identitas budaya Indonesia di tengah derasnya arus globalisasi. Kata kunci: Dasamuka, Ramayana, seni lukis, budaya Indonesia
EKSISTENSI BATIK TULIS SUKAPURA DI DESA JANGGALA KECAMATAN SUKARAJA (2020-2023) Ade Ayu Puspita Munawaroh; Deni Yana; Anis Sudjana
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 3 (2023): KARYA RUPA DALAM BINGKAI TRADISI DAN BUDAYA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i3.3190

Abstract

The existence of Sukapura-written batik is now decreasing due to the regeneration crisis of batik craftsmen, which has reduced batik production. The purpose of this study is to find out the existence of Sukapura written batik based on the history of development and changes in the existence of Sukapura written batik in Janggala Village, especially from 2020 to 2023. The method used in this study is a qualitative method with a historical approach. The results of this study describe the intensity of the development of Sukapura- written batik and how batik is produced and distributed to consumers. In addition, this research describes the obstacles faced by Sukapura written batik in the last three years and the strategy for preserving Sukapura written batik in Janggala Village. Keywords: Batik, Local Culture, Existence, Sukapura ------------------------------------------------------------------------------------ Keberadaan batik tulis Sukapura kini semakin menurun karena krisis regenerasi pengrajin batik yang menyebabkan produksi batik pun semakin berkurang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keberadaan batik tulis Sukapura berdasarkan sejarah perkembangan dan perubahan eksistensi dari batik tulis Sukapura di Desa janggala khususnya dari tahun 2020-2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan sejarah. Hasil penelitian ini memaparkan tentang intensitas perkembangan batik tulis Sukapura, bagaimana batik di produksi dan didistribusikan kepada konsumen, selain itu penelitian ini memaparkan kendala yang dihadapi batik tulis Sukapura dalam perkembangan tiga tahun terakhir serta strategi melestarikan batik tulis Sukapura di Desa Janggala. Kata Kunci: Batik, Budaya Lokal, Eksistensi, Sukapura
PENGARUH GEOGRAFIS TERHADAP WARNA BANGBARONGAN KESENIAN REAK SUNDA DI CIBIRU KOTA BANDUNG Muhamad Rifqi Rizqia; Anis Sudjana; Deni Yana
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 3 (2023): KARYA RUPA DALAM BINGKAI TRADISI DAN BUDAYA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i3.3191

Abstract

Indonesia has a variety of arts that have their own characteristics in various aspects, one of which is in terms of color selection. The use of color in an art can be influenced by various factors, including environmental factors or geographical location. This research discusses the problem of whether or not there is an influence of geographical location on color with a case study of Bangbarongan art in Reak Sunda art in Cibiru District, Bandung City. To dissect this problem, an approach between fine arts and ethnography is used. The results of this research show that Bangbarongan art is an art that has spread and developed outside its original area. Bangbarongan itself is an adaptation of Bengberokan art from Indramayu. Although it is not the original art of Cibiru, the Cibiru community still has enthusiasm in developing Bangbarongan art. This can be seen from how the Bangbarongan art still exists today as part of the Reak Sunda art. In the element of color, not much has changed except in terms of its application to Bangbarongan in Cibiru and it still seems to retain its original color like Bengberokan from Indramayu. This is known because Indramayu and Cibiru still hold the same beliefs, especially in terms of interpreting a color. In addition, the religiosity of reak art in Cibiru is still quite strong, this can be seen from the rituals and making offerings before the show takes place. Keywords: Geographical Location, Art, Reak, Bangbarongan, Color ------------------------------------------------------------------------------------ Indonesia memiliki bermacam-macam kesenian yang memiliki ciri khasnya masing-masing dalam berbagai sisi, salah satunya dalam hal pemilihan warna. Penggunaan warna pada sebuah kesenian dapat dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor lingkungan atau letak geografisnya. Penelitian ini membahas masalah mengenai ada tidaknya pengaruh letak geografis terhadap warna dengan studi kasus seni Bangbarongan pada kesenian Reak Sunda di Kecamatan Cibiru Kota Bandung. Untuk membedah permasalahan ini, digunakan pendekatan antara seni rupa dan etnografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesenian Bangbarongan merupakan kesenian yang telah menyebar dan berkembang diluar daerah asalnya. Bangbarongan sendiri merupakan kesenian yang diadaptasi dari seni Bengberokan dari Indramayu. Meskipun bukanlah kesenian asli Cibiru, namun masyarakat Cibiru tetap memiliki antusias dalam mengembangkan kesenian Bangbarongan. Hal ini terlihat dari bagaimana kesenian Bangbarongan tetap eksis sampai sekarang sebagai bagian dari kesenian Reak Sunda. Dalam unsur warna, tidak banyak terjadi perubahan kecuali dalam hal pengamplikasiannya pada Bangbarongan di Cibiru dan terlihat masih mempertahankan warna aslinya seperti Bengberokan dari Indramayu. Hal ini diketahui karena antara di Indramayu dan Cibiru masih memegang kepercayaan yang sama terutama dalam hal memaknai sebuah warna. Selain itu, secara religiusitas kesenian reak di Cibiru masih cukup kuat, hal ini terlihat dari masih adanya ritual dan membuat sesajen sebelum acara pertunjukkan berlangsung. Kata Kunci: Letak Geografis, Kesenian, Reak, Bangbarongan, Warna