Nurul Hikmah Annisa
Stikes Yarsi, Mataram

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penelitian Kepada Masyarakat Edukasi Keluarga Berencana Menuju Keluarga Berkualitas Nurul Hikmah Annisa; Baiq Ricca Afrida; Ni Putu Aryani; Susilia Idyawati
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 5 No. 2 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.591 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v5i2.1818

Abstract

Contraception is one of the efforts to overcome population growth by preventing pregnancy. To be able to improve the quality of the population in a country, namely by establishing a family planning program so that it can regulate the number of births and space births. The family planning program is one of the programs or efforts to space pregnancies and efforts to measure the desired distance between children, to achieve this, contraceptives are needed. The factors that can influence a person in choosing contraceptives include husband's support, socioeconomic, education, lack of needed facilities, and others. The background of this study was to determine the relationship between age, level of education and parity with the use of contraceptives. Aims to increase the knowledge and interest of participants regarding the concept of family planning programs (KB). The data collection instrument was an in-depth interview guide. The population in this study were women of childbearing age with an age range of >20 years to >/40 years. The total sample of respondents is 20 WUS (Women of Childbearing Age) and have been married. From table 1, based on the age of the respondents, it is known that from 20 respondents, the majority of respondents aged 20-29 years use more contraceptive devices by 8 respondents (40%), while in table 2 based on parity, it is known that from 20 respondents, the majority of respondents use contraceptives with category 2 children as many as 8 respondents (40%), while in table 3 based on education level, it shows that from 20 respondents, the majority of respondents based on junior high school education level are 10 respondents (40%). AbstrakKontrasepsi adalah salah satu upaya untuk mengatasi pertumbuhan penduduk dengan cara mencegah kehamilan selain itu alat kontasepsi bertujuan untuk meningkatkan kualitas penduduk di suatu Negara. Untuk dapat meningkatkan kualitas penduduk di suatu Negara yaitu dengan menetapkan program keluarga berencana sehingga dapat mengatur jumlah kelahirkan dan menjarangkan kelahiran. Program KB  merupakan salah satu program atau usaha untuk menjarangkan kehamilan dan usaha untuk mengukur jarak anak yang diinginkan, untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan alat kontrasepsi. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam memilih alat kontrasepsi diantaranya adalah dukungan suami, sosial ekonomi, pendidikan, kurangnya sarana yang dibutuhkan, dan lain-lain. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Latar belakang diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur, tingkat pendidikan dan paritas dengan penggunaan alat kontrasepsi. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan dan minat peserta mengenai konsep program keluarga berencana (KB). Instrumen pengumpulan data adalah pedoman wawancara mendalam. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur dengan rentang usia antara >20 tahun hingga >/40 tahun. Jumlah sampel responden yaitu 20 orang WUS (Wanita Usia Subur) dan telah menikah. Hasil dan kesimpulan dari tabel 1 berdasarkan usia responden diketahui dari 20 responden menunjukan mayoritas responden berumur 20-29 Tahun lebih banyak menggunakan alat kontrasepsi sebesar 8 responden (40%), sedangkan pada tabel 2 berdasarkan paritas diketahui dari 20 responden menunjukan mayoritas responden menggunakan alat kontrasepsi dengan kategori 2 anak yaitu sebanyak 8 responden (40%), sedankan pada tabel 3 berdasarkan tingkat pendidikan menunjukan dari 20 responden menunjukan mayoritas responden berdasarkan tingkat pendidikan SLTP sebanyak 10 responden (40%).
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kecemasan Ibu Nifas Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir di Puskemas Gerung Susilia Idyawati; Nurul Hikmah Annisa; Baiq Ricca Afrida; Ni Putu Aryani
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 5 No. 2 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.625 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v5i2.1819

Abstract

Infant care is carried out for 1 year of infant age. Infant mortality is an important measure of national health because this variable is related to various factors, including maternal health, quality of access to medical services, socioeconomic conditions, and public health practices. Infant mortality (infant mortality) is the death of children aged less than one year. The infant mortality rate is defined as the number of deaths of children aged less than 1 year per 1,000 live births. At the end of the 20th century, the infant mortality rate was estimated at 7.0 deaths per 1,000 live births, which was significantly lower than in 1940, which was 47.0/1,000 live births. The design used in this research is analytically with a cross sectional study approach. The number of samples is 50 people. Sampling was done by Total Sampling Technique. This research was conducted at the Gerung Public Health Center by distributing research instruments (questionnaires) to every postpartum mother who came to visit to check herself during the postpartum period to the clinic. Data analysis with chi square. Of the 50 respondents, most of the respondents had good knowledge as many as 34 people (68%), and a small proportion of respondents had less knowledge as many as 16 people (32%). Respondents with good knowledge, most of them experienced mild anxiety as many as 20 people (40%), and a small portion experienced severe anxiety as many as 4 people (8%). Of the 16 respondents with less knowledge, most experienced severe anxiety as many as 7 people (14%) and a small portion experienced moderate anxiety as many as 4 people (8%) in the care of newborns. So it can be concluded that there is a significant relationship between the level of knowledge and the anxiety of postpartum mothers in caring for newborns (nilai=0.003<0.05). From the results of this study, it is known that postpartum mothers' anxiety in caring for newborns is mild, this is because postpartum mothers already understand how to properly care for their babies. Along with one's knowledge, one's knowledge affects one's anxiety in dealing with something.AbstrakPerawatan pada bayi dilakukan selama 1 tahun usia bayi. Kematian bayi merupakan ukuran penting kesehatan nasional karena variabel itu berkaitan dengan berbagai faktor antara lain kesehatan ibu, mutu akses ke layanan medis, kondisi sosioekonomi, dan praktik kesehatan masyarakat. Kematian bayi (mortalitas bayi) merupakan kematian anak usia kurang dari satu tahun. Angka kematian bayi didefenisikan sebagai jumlah kematian anak usia kurang dari 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup. Diakhir abad 20, angka kematian bayi diperkirakan mencapai 7,0 kematian per 1.000 kelahiran hidup yang secara bermakna lebih rendah dari tahun 1940 yakni mencapai 47,0 / 1.000 kelahiran hidup. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara analitik dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel sebanyak 50 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan Teknik Total Sampling. Penelitian ini dilakukan di Puskemas Gerung dengan cara membagikan instrument penelitian (kuesioner) kepada setiap ibu-ibu nifas yang datang berkunjung untuk memeriksakan dirinya selama masa nifas ke klinik tersebut. Analisa data dengan chi square. Dari 50 responden, sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 34 orang (68%), dan sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 16 orang (32%). Responden dengan pengetahuan baik, sebagian besar mengalami kecemasan ringan sebanyak 20 orang (40%), dan sebagian kecil mengalami kecemasan berat sebanyak 4 orang (8%). Dari 16 responden dengan pengetahuan kurang, sebagian besar mengalami kecemasan berat sebanyak 7 orang (14%) dan sebagian kecil mengalami kecemasan sedang sebanyak 4 orang (8%) dalam perawatan bayi baru lahir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan dengan kecemasan ibu nifas dalam perawatan bayi baru lahir (nilai ρ=0.003<0.05). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa kecemasan ibu nifas dalam perawatan bayi baru lahir ringan, hal ini dikarenakan ibu-ibu nifas sudah memahami cara perawatan yang baik untuk bayinya. Seiring dengan baiknya pengetahuan seseorang mempengaruhi kecemasan seseorang dalam menghadapi sesuatu hal.