Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MAKNA SIMBOL-SIMBOL BUDAYA DALAM PROSESI ADAT PERNIKAHAN DI KABUPATEN DOMPU KAJIAN SEMIOTIKA (ROLAND BARTHES) Tilly Putri
Kopula: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2019): Oktober
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.705 KB) | DOI: 10.29303/kopula.v1i2.2556

Abstract

Penelitian ini berjudul Makna Simbol-simbol Budaya dalam Prosesi Adat Pernikahan di Kabupaten Dompu Kajian Semiotika (Roland Barthes). Masalah yang diteliti adalah simbol-simbol budaya dalam prosesi adat pernikahan di kabupaten dompu kajian semiotika (Roland Barthes) dan makna simbol-simbol budaya dalam prosesi adat pernikahan di kabupaten Dompu kajian semiotika (Roland Barthes). Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan simbol-simbol budaya dalam prosesi adat pernikahan di kabupaten dompu kajian semiotika (Roland Barthes) dan makna simbol-simbol budaya dalam prosesi adat pernikahan di Kabupaten Dompu menggunakan kajian semiotika (Roland Barthes). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Metode dalam penelitian ini yaitu, metode observasi, wawancara, catat, dan dokumentasi. Dalam menganalisis data menggunakan pendekatan deskriptif yaitu pendekatan Roland Barthes. Hasil penelitian ini berupa pedeskripsian data bagan semiotika Roland Barthes. Serta menghasilkan kesimpulan bahwa dalam proses upacara Adat Pernikahan diantaranya yaitu, wa’a mama, kalondo bunti siwe, boho oi mbaru, kapanca, boho oi ndeu dan nenggu, menyimpulkan bahwa pada hakikatnya pernikahan itu dibagun dari sebuah kepercayaan dan kesetiaan. Jadi sebelum berjanji sehidup semati dalam pernikahan, pengantin perempuan dan laki-laki memalui proses yang begitu panjang harus berawal dari mempererat ikatan kedua keluarga sehingga terjalin hubungan keluarga yang harmonis untuk kedua pengantin yang akan mengarungi hidup rumah tangga atau pernikahan yang dibagun akan senantiasa menjadi keluarga yang langgeng dan abadi. Hal itulah yang menyebabkan kemudian upacara nika ro neku ini tetap dilaksanakan untuk mewujudkan rasa syukur kepada Allah SWT bahwa pernikahan itu begitu indah.