Penatalaksanaan pasien ensefalitis memerlukan kerjasama dari Tim Rehabilitasi untuk segera mengembalikan fungsi serta mengurangi kecacatan dan komplikasi, berupa dekubitus, penurunan massa otot dan kekuatan otot, gangguan mobilitas, dan kontraktur akibat spastisitas. Tujuan dari program rehabilitasi adalah untuk meningkatkan keterampilan motorik, koordinasi, mobilisasi dan gangguan lain yang ada untuk mencapai kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (ADL). Fisioterapi sebagai bagian dari program rehabilitasi dapat memberikan latihan core stability, fasilitasi dan stimulasi gerak ekstremitas atas dan bawah, latihan keseimbangan dan latihan mobilisasi. Latihan penguatan dilakukan dengan teknik fasilitasi dan stimulasi aktif menggunakan berat badan pasien sebagai beban pelatihan. Latihan penguatan dapat menurunkan spastisitas dengan cara memperkuat otot antagonis, yang akan menghambat reaksi otot spastis. Latihan juga dimaksudkan untuk mengurangi spastisitas. Spastisitas terlihat seperti otot yang kuat, tetapi tanpa konektivitas otak-ke-otot, otot yang spastis tetap menjadi otot yang lemah. Setelah enam bulan program fisioterapi, Manual Muscle Testing (MMT) dievaluasi untuk ekstremitas atas kanan 3/5, ekstremitas atas kiri 5/5, ekstremitas bawah kanan 1/5, ekstremitas bawah kiri 2/5. Ekstremitas atas kanan skala Ashworth 1/4, ekstremitas bawah kanan 2/4, ekstremitas bawah kiri 1/4. Clonus berkurang, pasien dapat berdiri dengan dukungan maksimal tanpa klonus selama 10 menit. Trunk Impairment Scale 12/23 dan Indeks Barthel 65/100. Mobilisasi pasien mampu duduk dengan bantuan minimal yaitu stabilisasi pada panggul, duduk ke berdiri dengan bantuan sedang, yaitu stabilisasi knee bilateral, dan berdiri dengan stabilisasi pada knee dan pelvic selama 10 menit. Laporan kasus ini menyimpulkan bahwa meskipun fisioterapi dengan metode latihan penguatan dan teknik penguatan core stability, dapat meningkatkan keterampilan motorik yang selanjutnya akan meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas fungsional dan ADL.Â